Senin, 15 Juli 2019

DUA REMAJA DI BLITAR DITANGKAP POLISI DENGAN KASUS PENCURIAN

DUA REMAJA DI BLITAR DITANGKAP POLISI DENGAN KASUS PENCURIAN

DUA REMAJA DI BLITAR DITANGKAP POLISI DENGAN KASUS PENCURIAN

SA (16) warga Sutojayan, Kabupaten Blitar dan PDA (13) asal Lampung Selatan tertangkap pada saat sedang mencuri di SMPN 3 Ngunut, Kecamatan Ngunut Tulungagung, pada hari Kamis 11 Juli 2019. Layaknya pencuri yang sudah profesional, keduanya hanya menggunakan penjepit kertas untuk membuka pintu .

Dengan alat ini, SA dan PDA berhasil masuk ke dalam ruangan tata usaha (TU), tanpa merusak pintu. "Mereka mengaku, keahlian membuka pintu dengan penjepit kertas ini didapat dari Yutube," ungkap Kanit Reskrim Polsek Ngunut, Iptu Hery Purwanto, pada hari Senin 15 Juli 2019.

Mereka berhasil menemukan sebuah besi pendek berbentuk runcing. Besi ini sempat diduga oleh polisi, sebagai alat untuk mencongkel jendela.

Besi runcing itu dibawa kepada pelaku, untuk berjaga-jaga jika butuh mencongkel pintu atau jendela laci. Pada saat ini kami periksa memang tidak ada ditemukan kerusakan di pintu sama sekali. Jadi keduanya memang sudah cukup ahli membuka pintu," sambung Hery.

Dari pengakuan SA dan PDA, mereka sudah melakukan aksi ini sebanyak lima kali, selama 2018 hingga sekarang.

Sejumlah barang yang berhasil di ambil oleh kedua pelaku adalah uang tunai, notebook dan makanan kecil dari kantin namun polisi kesulitan membuktikan pengakuan keduanya.

Dari kejadian sebelumnya, polisi juga melakukan olah TKP. Hasilnya, pelaku bekerja sangat rapi dan tidak ada meningggalkan jejak sama sekali sehingga sempat disimpulkan, pencurian dilakukan oleh orang dalam.

"Jadi setelah mencuri, pintunya, dikuncinya dikembalikan seperti semula dengan sangat rapi. Jadi kesannya hanya orang dalam yang bisa melakukan," papar Hery.

Karena keduanya masih anak-anak, polisi melakukan diversi. SA dan PDA dikembalikan ke orang tuanya. Pada saat didepan polisi, keduanya menangis karena menyesali perbuatannya.

SA dan PDA sama-sama duduk di kelas VIII SMP, dan tinggal di Pondok pesantren. Keduanya juga berasal dari keluarga "broken home," ayah dan ibunya sudah bercerai.

"Saya ingin sekolah lagi," ucap PDA. Hal serupa juga dikatakan SA sambil sesenggukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEORANG SOPIR TRUK BATU BARA MENDADAK TEWAS DI WARUNG KOPI

SEORANG SOPIR TRUK BATU BARA MENDADAK TEWAS DI WARUNG KOPI  Hingga saat ini penyebab meninggalnya sopir truk batu bara, Rudi (54) di Ke...