Senin, 30 September 2019

SEORANG PETANI DESA ALUE LE TAREK TEWAS TERSENGAT LISTRIK

SEORANG PETANI DESA ALUE LE TAREK TEWAS TERSENGAT LISTRIK

SEORANG PETANI DESA ALUE LE TAREK TEWAS TERSENGAT LISTRIK

Penyebab Zainal Abidin (58), petani asal Desa Alue Ie Tarek, Kecamatan Baktiya, Aceh Utara ditemukan tewas pada saat sedang memasang instalasi listrik di rumah saudaranya, Zulkifi di Desa Matang Bayu, Kecamatan Baktiya Barat, Aceh Utara, pada hari Senin 30 September 2019 diduga karena tidak mematikan arus listriknya. Korban bekerja bersama temannya, Abdul Khalik (31), pemuda asal Desa Paya Dua Ujoeng, Kecamatan Seunuddon Aceh Utara. Namun, Khalik memasang instalasi di bagian depan.

Diberitakan pada sebelumnya, Zainal Abidin ditemukan tewas di rumah saudaranya di Desa Matang Bayu, Kecamatan Baktiya Barat, Aceh Utara, pada hari Senin 30 September sekitar pukul 12.10 WIB. Diduga kuat, korban tewas karena tersengat listrik. Karena pada pemilik rumah tersebut menemukan korban, dalam posisi terlentang di tanah dengan kabel listrik yang diperbaikinya masih berada di luar pipa.

"Korban bekerja di rumah saudaranya mulai paginya. Diduga korban lupa memastikan arus listrik," ujar Kapolres Aceh Utara, AKBP lan Rizkian Milyardin melalui Kapolsek Baktiya Barat, Iptu Heri. Setelah ditemukan dalam kondisi terlentang, pemilik rumah meminta pertolongan kepada warga yang berada di gudang sawit. untuk menghubungi ambulans. "Dari keterangan dari saksi, brecker meteran listrik tidak dimatikan serta korban juga mengindap penyakit sesak nafas," ujar Kapolsek Baktiya Barat.

Minggu, 29 September 2019

DENSUS 88 MERINGKUS DOSEN YANG MERAKIT BOM MOLOTOV

DENSUS 88 MERINGKUS DOSEN YANG MERAKIT BOM MOLOTOV

DENSUS 88 MERINGKUS DOSEN YANG MERAKIT BOM MOLOTOV

olda Metro Jaya menangkap seorang dosen Universitas Negeri ternama berinisial AB. Ia diduga menginisiasi pembuatan bom molotov untuk digunakan pada saat aksi Mujahid 212, pada hari Sabtu 28 September 2019. Penangkapan yang dilakukan tim Jatanras Polda Metro Jaya dibantu dengan Densus 88 Antiteror Polri. "Polres hanya backup," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang AKBP Dicky Ario Yustianto ketikan dikonfirmasi wartawan, pada hari Minggu 29 September 2019. Berdasarkan dari informasi yang didapatkan, tersangka diamankan di Jalan-Jalan Maulana Hasanudin, Kecamatan Cipondoh, Tangerang Kota, pada hari Sabtu 28 September 2019 sekitar pukul 01.00 WIB.

Dosen tersebut disebut menyimpan bom molotov di rumahnya di pakuan Regency Lingabuana, Margajaya, Bogor Barat. AB ditangkap ketika sedang keluar dari rumah Laksamana SS di Perum Taman Royal 2, Kota Tangerang. Barang bukti yang disita oleh petugas salah satunya bom molotov siap digunakan untuk aksi massa berjumlah 29 buah. "Kami juga tidak diperbolehkan untuk mengambil dikumentasi," kata Dicky. Informasinya, para pelaku yang diamankan yakni AB, SG, YF, AU, OS dan SS. Mereka memiliki peran yang berbeda. Barang bukti yang disita yakni 29 bahan peledak jenis bom molotov, handphone, KTP dan dompet. Polisi pun saat ini tengah mendalami dan melakukan proses penyelidikan lebih lanjut. "Kami dari pihak polres hanya backup saja. Petugas yang turun Jatanras Krimun dan Densus 88," ujar Dicky.

Dikonfirmasi terpisa, Kabag Penum Divisi Humas Mabes Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra enggan berkomentar banyak. "Mungkin mau diberikan keterangan besok secara resmi," kata Asep, pada hari Minggu 29 September 2019. Ditanya lebih lanjut apakah yang ditangkap itu dosen IPB, lagi-lagi dia mengelak. "Itu secara resmi besok (Senin) akan disampaikan. Kan, E, biasanya lalu dikonfirmasi lagi. Jadi enggak bisa disampaikan sepenggal-penggal, nanti keliru. Sabar saja ya," ujar Asep.

Sabtu, 28 September 2019

POLRES LOMBOK TENGAH BERHASIL MENANGKAP SEORANG REMAJA PENCURI UANG 300 JUTA

POLRES LOMBOK TENGAH BERHASIL MENANGKAP SEORANG REMAJA PENCURI UANG 300 JUTA

POLRES LOMBOK TENGAH BERHASIL MENANGKAP SEORANG REMAJA PENCURI UANG 300 JUTA

Satreskrim Polres Lombok Tengah berhasil menangkap seorang anak berinisial RPG (17) asal Dusun Penambung, Desa Sengkol, Lombok Tengah, karena telah mencuri uang senilai ratusan juta, pada hari Kamis 26 September 2019. Uang tersebut adalah milik Dedi Iskandar (34) yang tinggal di kawasan sama. "Ya kemarin hari Kamis itu kami menangkap seorang anak atas nama RPG karena telah mencuri uang senilai Rp 324.734.000 milik korban bernama Dedi Iskandar," ungkap Kasatreskrim Polres Lombok Tengah AKP Rafles P Girsang pada hari Sabtu 28 September 2019.
Pada saat ditangkap, RPG sedang menyantap bakso di dalam sebuah rumahnya yang berada di Kampung Jawa, Praya. "Anggota kami melakukan pencarian, setelah menanyakan kepada masyarakat yang ada di salah satu bengkel, diketahui pelaku sedang makan bakso di dalam rumah, yang berlokasi di Kampung Jawa, Praya, kemudian tim segera bergerak cepat dan menanggkap pelaku," ungkap Rafles.

Dalam laporan sebelumnyanya, diketahui korban mengetahui uangnya dicuri pada hari Selasa 17 September 2019. Pada saat itu, korban melihat uang yang sama ada di dompet korban dari istrinya hilang. Korban juga melihat brangkas penyimpan uang yang berada di dalam lemari kamar hilang. Setelah itu korban memberitahukan kejadian tersebut kepada istrinya dan melapor ke Polsek Pujut, Lombok Tengah. Dari kejadian ini polisi berhasil mengamankan uang sebesar Rp 168.250.000, satu unit sepeda motor tracker beserta BPKB, satu buah motor Yamaha Mio Soul beserta BPKB, satu buah BPKB Kawasaki Ninja, dan tas punggung warna biru hijau.

Kamis, 26 September 2019

GUBERNUR MALUKU MENGATAKAN SEBAGIAN WARGA TERLUKA AKIBAT PANIK PADA SAAT GEMPA

GUBERNUR MALUKU MENGATAKAN SEBAGIAN WARGA TERLUKA AKIBAT PANIK PADA SAAT GEMPA

GUBERNUR MALUKU MENGATAKAN SEBAGIAN WARGA TERLUKA AKIBAT PANIK PADA SAAT GEMPA

Gubernur Maluku Murad Ismail langsung meninjau kondisi korban yang terdampak gempa magnitudo 6,8 yang dirawat di RSUD dr Haulussy Ambon, pada hari Kamis (26/9/2019) malam. Murad mengimbau agar masyarakat tidak panik apabila masih terjadi gempa susulan. Pada saat terjadi goncangan akibat gempa, dia minta agar masyarakat tidak langsung berlarian keluar rumah. "Baiknya berlindung di bawah meja atau tempat tidur. Kalau gempa sudah tidak lagi terasa, baru segera keluar cari tempat terbuka. Kalau goncangannya kuat dan lama, baiknya mencari tempat yang lebih tinggi," kata Murad.

Menurut dia, sejumlah korban yang kini dirawat di RSUD dr Haulussy, sebagian besar karena panik pada saat terjadi pada saat gempa terjadi. "Jadi tadi ada anak yang korban, tangannya patah karena batu. Ibunya selamat, anaknya tidak selamat. Ini karena panik" ujar Murad. Murad berharap, sosialisasi mitigasi dan tanggap bencana lebih gencar lagi dilakukan, terutama disekolah-sekolah.

Murad juga diminta kepada masyarakat dan media untuk tidak tergesa-gesa menyebarkan berita yang belum tentu benar dan bisa dipertanggungjawabkan. Sampai seperti tadi ada kabar kalau jam tiga nanti ada gempa yang lebih besar lagi," kata Murad.  Terkait dengan jumlah korban jiwa akibat gempa, Murad mengatakan berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku, tercatat sudah sebanyak 23 orang yang meninggal dunia. "Ada 23 korban jiwa seluruh maluku," Ujar Murad.




Rabu, 25 September 2019

DUA WARGA BINJAI DITEMUKAN TEWAS DIDUGA AKIBAT TERSENGAT LISTRIK LAMPU PENERANGAN

DUA WARGA BINJAI DITEMUKAN TEWAS DIDUGA AKIBAT TERSENGAT LISTRIK LAMPU PENERANGAN

DUA WARGA BINJAI DITEMUKAN TEWAS DIDUGA AKIBAT TERSENGAT LISTRIK LAMPU PENERANGAN

Dua warga Kota Binjai, Sumatera Utara, Niki Adrian (15) dan Arfansyah (30) pada hari Rabu ditemukan tewas, pada hari Rabu 25 September 2019 sekitar pukul 10.00 WIB Keduanya tewas diduga akibat tersenhgant listrik lampu penerangan. "Kedua korban adalah warha kelurahan Sukaramai Kecamatan Binjai Barat," kata Kepala Sub-Hubungan Masyarakat Polres Binjai Iptu Siswanto Ginting di Binjai. Dari lokasi ditemukannya dua korban yang tewas itu ada lima besi yang didudga dicuri dari bengkel mobil antik dan goni berwarna putih.

Siswanto menyampaikan sekitar pukul 10.00 WIB, polisi mendapatkan informasi ada warga yang tewas tersengat listrik. Lalu Kasat Reskrim Polre Binjai AKP Wirhan Arif SH SIK dan Kanit Pidum Ipfa Hotdiatur Purba turun ke lokasi kejadian. Pada saat itu ditemukan, dua mayat laki-laki itu diduga telah melakukan pencurian lima batang besi dari Bengkel Antik Mobil di Jalan Gatot Subroto Kelurahan Sukaramai Kecamatan Binjai Barat.

Kemudian, Keluarga korban (ibu kandung Arfansyah) dan Niko (abang kandung Niki) disarankan oleh anggota Kepolisian agar divisum di Rs Djoelham Binjai. Tetapi keluarga kandung korban menolaknya. Mereka hanya ingin agar korban langsung dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan oleh pihak keluarga.

Selasa, 24 September 2019

POLISI BERHASIL MENANGKAP MAHASISWA YANG PROVOKATOR KERUSUHAN

POLISI BERHASIL MENANGKAP MAHASISWA YANG PROVOKATOR KERUSUHAN

POLISI BERHASIL MENANGKAP MAHASISWA YANG PROVOKATOR KERUSUHAN

Setelah berhasil memukul mundul para mahasiswa menggunakan gas air mata. Para mahasiswa tampak kocar kacir menyelamatkan diri. rBahkan, belasan sepeda motor para mahasiswa tampak berjatuhan dipinggir jalan akibat panik pada saat menyelamatkan diri. Terkini, kondisi dilokasi masih mencekam. Persimpangan Jalan Iman Bonjol CIMB Niaga banyak batu yang berserakan di jalan. Beberapa orang polisi tampak menjadi korban akibat terlalu banyak yang menghirup gas air mata. Mereka harus ditidurkan ditepian jalan dan disirami air wajahnya, agar menghilang perih akibat gas air mata.

Tak setelahnya, satu persatu mahasiswa yang diduga sebagai provokator hingga berujung keributan diamankan oleh pihak kepolisian. Satu di antarnaya, seorang mahasiswa asal UIN berinisial AHN tampak ketakutan pada saat diamankan polisi. Bahkan ia sempat menangis pada saat dibilang akan dilaporkan kepada pihak rektorat UIN. "Tolonglah Pak jangan dilaporkan saya ke kampus," ucap AHN menangis sambil memohon-mohon. "Janganlah pak, tolonglah pak," sambungnya. Tidak lama berselang, Setu persatu yang diduga provokator pemicu aksi kericuhan terus diamankan.

Beberapa mahasiswa yang diamankan, lebih banyak seperti ayam sakit, hanya bisa menunduk dan memohon. Bahkan di antaranya tidak sungkan untuk mengeluarkan air mata agar mendapat belas kasihan. Miris rasanya melihat mereka, pada saat berada di kelompok mereka tampak gagah dan tidak gentar menghadapi siapapun. Setelah diciduk, seketika nyali superhero yang dimiliki tiba-tiba saja seperti hilang ditelan bumi. Terhitung, sudah belasan mahasiswa yang diamankan oleh pihak kepolisian. Tidak menutup kemungkinan jumlah mahasiswa yang diamankan akan terus bertambah jumlahnya.

Senin, 23 September 2019

WARGA TANJUNG BALAI DIHEBOHKAN DENGAN MUNCULNYA 4 EKOR BUAYA DI SUNGAI ASAHAN

WARGA TANJUNG BALAI DIHEBOHKAN DENGAN MUNCULNYA 4 EKOR BUAYA DI SUNGAI ASAHAN

WARGA TANJUNG BALAI DIHEBOHKAN DENGAN MUNCULNYA 4 EKOR BUAYA DI SUNGAI ASAHAN

Warga Tanjung Balai, Sumatera Utara, dihebohkan dengan munculnya 4 ekor buaya di Sungai Asahan, Pada hari Senin 23 September 2019 pagi. Keempat ekor buaya pertama kali terlihat pemancingan. Ketika itu dia melihat keempatnya berenang di bawah jembatan. Buaya pada awalnya dikira biawak, karena panjangnya hanya sekitaran 1 meter, dan dikawasan itu selama ini tidak pernah ada buaya. Setelah dilihat lebih teliti oleh pandangan mata, warga langsung tahu keempatnya adalah buaya.

Bukannya takut, warga sekitar langsung berusaha melakukan penangkapan. Namun, hanya seekor buaya yang berhasil tertangkap. "Tiga ekor lari ke sungai, dan satu ekor naik ke darat, yang lari ke darat berhasil ditangkap," kata Andi, Seorang warga. Buaya yang tertangkap kemudian ditempatkan di bak penampungan di Jalan Asuhan, Kelurahan Perwira, Kecamatan Tanjung Balai Selatan. Satwa itu menjadi tontonan warga. Pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) belum mendapatkan informasi mengenai kemunculan dan penangkapan buaya itu.

"Belum ada laporan kita terima," kata Kepala Bidang Wilayah II Pematang Siantar BBKSDA Sumut, Seno Pramudita. Dia menyatakan pihaknya akan menerjunkan petugas ke Tanjung Balai. "Kalau ada buayanya kita evaluasi, dan kita titipkan. Untuk yang belum tertangkap kita sampaikan ke masyarakat untuk berhati-hati dan melaporkan jika menemukan buaya agar bisa kita evakuasi," tutup Seno.

Minggu, 22 September 2019

DUA SISWI SMK MUHAMMADIYAH TEWAS TENGGELAM PADA SAAT MENGIKUTI PELATIHAN TIM SAR

DUA SISWI SMK MUHAMMADIYAH TEWAS TENGGELAM PADA SAAT MENGIKUTI PELATIHAN  SAR

DUA SISWI SMK MUHAMMADIYAH TEWAS TENGGELAM PADA SAAT MENGIKUTI PELATIHAN  SAR

Dua siswi SMK Muhammadiyah Kawali tenggelam pada saat sedang mengikuti kegiatan pelatihan SAR PMR (Palang Merah Remaja) di Situ Wangi, Dusun Hayawang, RT 03/13, Desa Winduraja, Kawali, Kabupaten Ciamis, pada hari Minggu 22 September 2019 sekitar pukul 09.00 pagi. Begitu mengetahui kejadian, para senior dan pelatih kegiatan serta warga langsung memberi pertolongan. Namun seorang siswi meninggal, tidak berhasil diselamatkan. Seorang korban lagi berhasil diselamatkan, tpai kondisinya syok. Korban meninggal atas nama Kamil Rosita Dewi (16), warga Dusun Cidarma, RT 45/17, Desa Sandingtaman, Panjalu.

Korban yang berhasil diselamatkan atas nama Amelia Salsa Anjani (16), warga Dusun Lumbung Girang, RT 22/08, Desa Lumbungsari, Kecamatan Lumbung. Keduanya merupakan siswi kelas X SMK Muhammadiyah Kawali. Keddua korban sempat dilarikan ke Puskesmas Kawali. Menurut informasi yang diperoleh, kegiatan pelatihan SAR PMR ini sudah berlangsung sejak hari Sabtu 21 September 2019. Kapolres Ciamis AKBP Bismo Teguh Prakoso, pada hari Minggu 22 September 2019 mengatakan jajarannya masih mendalami apakah kejadian menyebabkan seorang siswi tewas tenggelam pada saat sedang mengikuti kegiatan pelatih SAR PMR di Situ Wangi Kawali tersebut ada unsur kelalaiannya atau tidak. "Di periode pertama, saya dan Mas Dedi bisa menjajga itu."

"Semua kemungkinan masih ada, prosesnya masih panjang," ujarnya. Sementera Sekertaris DPC PDIP Sragen, Suparno mengatakan jelang penutupan penjaringan bakal calon Bupati-Wakil Bupati tengah malam nanti, DPC PDIP Sragen telah mengeluarkan lima formulir. "Emapt formulir lain diambil oleh BKB, Cawabup PKB Pilkada 2015, Surojogo, serta dua kader PDIP Sragen, Heru Waluyo dan Joko Setiawan," terangnya. Sejauh ini, lanjut dia, baru Yuni yang mengembalikan formulis. Sedangkan yang lain masih akan menunggu hingga pukul 00.00 WIB malam nanti.

Sabtu, 21 September 2019

POLISI BERHASIL MERINGKUS DUA PRIA YANG KEDAPATAN SEDANG MEMBAWA SABU

POLISI BERHASIL MERINGKUS DUA PRIA YANG KEDAPATAN SEDANG MEMBAWA SABU

POLISI BERHASIL MERINGKUS DUA PRIA YANG KEDAPATAN SEDANG MEMBAWA SABU

Ferdinan Sebayang (43) warga Dusun II Gang Persatuan Desa Ujung Serdang Tanjung Morawa dan Risky Andreas Pakpahan Z(18) warga Dusun III Gang Sehati Desa Ujung Serdang Tanjung Morawa ditangkap oleh tim Pengasus Polsek Medan Kota. Keduanya ditangkap pada hari Jumat 13 September 2019 sekitar pukul 17.30 WIB. Kapolsek Medan KOta AKP Rikki Ramahdhan melalui Kanit Reskrim Iptu M Ainul Yaqin mengatakan penangkapan keduanya dilakukan pada hari Jumat, sore di Jalan Jermal XV Kecamatan Denai. "Pada itu kita mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa kedua pelaku sedang membawa narkotika jenis sabu," katanya pada hari Sabtu 21 September 2019.

"Pada saat itu kita mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa kedua pelaku sedang membawa narkota jenis sabu," katanya, pada hari Sabtu 21 September 2019. Mendapatkan informasi ini, sambung Yaqin, pihaknya pun kemudian melakukan pengecekan, dan melihat keduanya sedang berada di dekat simpang Jalan Denai.

Namun menyadari adanya polisi yang datang, tersangka Risky lalu membuang sabu-sabu yang ada ditangannya. Namun, aksi Risky diketahui, sehingga ia disuruh mengambil kembali narkotika yang dibuangnya tersebut. "Pada saat diinterogasi, keduanya mengakui bahwansanya sabu itu merupakan milik mereka. Sehingga, keduanya langsung dibawa ke Polsek Medan Kota," ujarnya.

Dari keduanya, akunya, petugas memperoleh barang bukti sebuah paket kecil berisi sabu-sabu. "Terhadap keduanya sudah dilakukan penahanan untuk proses lebih lanjut," katanya.

Jumat, 20 September 2019

SEORANGT BEGAL DITEMBAK KARNA BERUSAHA MELARIKAN DIRI PADA SAAT AKAN DITANGKAP

SEORANGT BEGAL DITEMBAK KARNA BERUSAHA MELARIKAN DIRI PADA SAAT AKAN DITANGKAP 

SEORANGT BEGAL DITEMBAK KARNA BERUSAHA MELARIKAN DIRI PADA SAAT AKAN DITANGKAP

Pelaku aksi pembegalan di ruas Jalinsum Kampung Gunung Batin, Kecamatan Terusan Nunyai pada bulan Juni 2019 lalu ditangkap. Karena mencoba melawan, pelaku dilumpuhkan dengan timah panas. Kapolres Terusan Nunyai Iptu Edi Suhendra mendampingi Kapolres AKBP I Made Rasma mengatakan, pelaku bernama Adi Saputra (19). "Ia ditangkap di kediamannnya di Kampung Gunung Batin, pada hari Rabu 18 September 2019," kata Edi Suhendra, pada hari Jumat 20 September 2019. Adi Saputra merupakan rekan dari Usman, yang tertangkap saat kejadian, bulan Juni lalu. Pada saat kejadian, pelaku (Adi Saputra) yang membawa motor, sementara Usman yang dibonceng, Usman terjatuh dari motor dan berhasil diamankan dan Adi Saputra melarikan diri," jelas Iptu Edi Suhendra. Adi Saputra, terus Suhendra, ditangkap sekitar pukul 01.30 WIB di rumahnya. "Pada saat kami mendapatkan informasi pelaku pulang ke rumah, dini hari itu juga kmai lakukan penangkapan," jelas Edi Suhendra.
 
"Namun, pada saat akan ditangkap, pelaku melawan petugas, terpaksa kami lakukan tindakan tegas dan terukur di bagian kakinya," beber Kapolsek. Dari tangan pelaku, Edi Suhendra, diamankan barang bukti berupa satu unit ponsel merek Oppo A37 warna putih gold, yang diduga kuat milik korban Widayati. Modus pelaku, ujar Edi Suhendra, memepet motor korban, setelah itu menarik paksa barang-barang atau tas korban. Setelah korban terjatuh, mereka melarikan diri. "Untuk mempertanggung jawabkan perbuatanya, pelaku Adi Saputra dijerat pasal 365 KUHP pidana, dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara," pungkas Edi Suhendra. Korban Widayati mengatakan, pembegalan yang menimpanya terjadi pada pukul 15.00 WIB, pada saat itu Widayati berboncengan dengan sang suami dari Lampung Timur menuju Tulang Bawang Barat. Sesampainya di jembatan Kampung Gunung Batin Udik, Kata Widayati, dari arah belakang sebalah kanan, datang satu unit motor dikendarai dua orang berboncengan. 

Tidak lama setelahnya, motor pelaku melaju menuju kencang, dan satu orang menarik secara paksa korban hingga terjatuh. Setelah itu, pelaku balik arah dan meninggalkan korban. Suaminya korban memilih untuk menyelamatkan sang istri dan tidak mengejar para pelaku. Namun, karena ada sejumlah pengendara lainnya yang melintas, motor korban terjauhm dan satu pelaku berhasil diamankan. Pelaku Adi Saputra mengatakan, dari tas korban ada sejumlah uang dan Handphone. Oppo A37 warna putih gold itulah yang selama ini ia gunakan. Sementara uang sudah habis ia gunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Adi menjelaskan, begitu mengetahui rekannya Usman terjatuh dan tertangkap, ia memilih untuk tidak tinggal di rumahnya. Selama ini, Adi berpindah-pindah tempat guna menghindari kejaran polisi. "Ke Kampung lain (pindah-pindah tempat. Waktu itu saya yang bawa motor dan pegang tas (milik korban). Karena teman saya ketangkap jadi saya menghindari polisi tidak tinggal di rumah," ujarnya di Mapolsek Terusan Nunyai. Kepala Polres Lamteng Ajun Komisaris Besar I Made Rasma menghimbau pengendara untuk lebih waspada, dan tidak membawa barang-barang berharga seperti tas dan lainnya, dengan cara diselipkan di tangan. "Kalau bisa jangan diselempangkan. Dipangku saja (tas). Karena kita tidak tahu ada pelaku kejahatan yang mengincar barang-barang kita. Kita utamakan kewaspadaan pada saat di jalan raya jelas AKBP I Made Rasma. Kapolres menjelaskan, setiap kejadian penjambretan atau aksi kriminalitas jalanan, supaya langsung dilaporkan ke kepolisian terdekat, guna dilakukan pengejaran para pelakunya.

Kamis, 19 September 2019

WARGA MENEMUKAN TUKANG URUT PASAR SENTRA ANTASARI TEWAS

WARGA MENEMUKAN TUKANG URUT PASAR SENTRA ANTASARI TEWAS

WARGA MENEMUKAN TUKANG URUT PASAR SENTRA ANTASARI TEWAS

Tajuddin Noor (56), warga Jalan Kelayan A, Gang Srikandi, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin ditemukan sudah dalam keadaan sudah tiddak bernyawa. Ia ditemukan di Los Jagung, Pasar Sentra Antasari, Banjarmasin, pada hari Kamis 19 September 2019 siang pada pukul 14.00 WITA. Jajaran Polsek Banjarmasin Tengah yang menerima laporan, langsung menuju ke tempat kejadian. 

Korban memiliki satu orang istri dan tiga orang anak. Setelah polisi datang, korban langsung dievakuasi ke kamar mayat RSUD Ulin Banjarmasin menggunakan mobil Ambulan  Palmars. Dillah (23), anak bungsu almarhum Amang Idup yang ditemui di kamar mayat RSUD Ulin Banjarmasin mengatakan, keseharian ayahnya bekerja sebagai tukang urut. 

Ditanya apakah pada sebelumnya almarhum ada mengidap penyakit, dengan santai Dillah mengatakan tidak ada sama sekali. Kapolsekta Banjarmasin Tengah, AKP Ikwan Kurniadi membenarkan adanya seorang warga ditemukan meninggal dunia. Korban adalah warga Jalan Kelayan A, Gang Srikandi, Kecamatan Banjarmasin Tengah. Di tubuh korban tidak ada ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan.

Rabu, 18 September 2019

SEORANG KAKEK DITANGKAP KARNA MENCABULI ANAK DIBAWAH UMUR HINGGA HAMIL 5 BULAN

SEORANG KAKEK DITANGKAP KARNA MENCABULI ANAK DIBAWAH UMUR HINGGA HAMIL 5 BULAN

SEORANG KAKEK DITANGKAP KARNA MENCABULI ANAK DIBAWAH UMUR HINGGA HAMIL 5 BULAN

Tumijan (58) warga Pagu, Kabupaten Kediri dijebloskan ke dalam penjara Polsek Kediri. Ia menjadi tersangka kasus pencabulan dengan anak dibawah umur hingga mengakibatkan korban hamil hingga 5 bulan. Kasubag Humas Polres Kediri Iptu Purnomo menjelaskan, tersangka diamankan setelah petugas mendapatkan laporan atas tindak pidana pencabulan terhadap anak yang masih di bawah umur.

Korbannya AP (17) pelajar berkebutuhan khusus warga Kabupaten Kediri. Dari hasil penyelidikan petugas, peristiwa tersebut dilakukan Tumijan pertama kali pada bulan Januari 2019 di rumah pelaku. Pada saat itu sekitar pukul 16.00 WIB, AP bermain ke rumah pelaku dan masuk ke dalam kamar pelaku yang pada saat itu sedang beristirahat setelah pulang kerja. Pada saat itulah terbesit niat buruk dibenak Tumijan memeluk korban. "Pelaku kemudian melakukan pencabulan terhadap korban hingga beberapa kali," ungkap Iptu Purnomo. Aksi bercibta yang dilakukan pelaku dengan anak di bawah umur akhirnya terbongkar setelah keluarga korban mengetahui ada yang berubah pada putrinya.

Akibat dari perbuatan tersebut pelaku membuat AP hamil. Pada saat ini usia kehamilannya telah memasuki bulan ke lima. Sewaktu ditanya kedua orangtuanya, korban mengaku telah dicabuli oleh Tumijan. Petugas telah berhasil mengamankan beberapa barang bukti di antaranya baju kaos warna hitam yang dipakai korban serta dua buah pakaian dalam. Dari hasil visum juga membuktikan adanya kerusakan pada alat vital korban. Pelaku Tumijan dijerat dengan pasal dengan Pasal 81 Undang-Undang 23 tahun 2014 tentang perlindungan Anak. Ancaman hukuman pidana penjara minimal 5 tahun. "Tersangka pada saat ini diamankan di Mapolres Kediri untuk proses penyidikan lebih lanjut," uyjarnya.

Selasa, 17 September 2019

DUA BURUH TAMBANG PASIR TEWAS TERTIMPA RERUNTUHAN TEBING

DUA BURUH TAMBANG PASIR TEWAS TERTIMPA RERUNTUHAN TEBING 

DUA BURUH TAMBANG PASIR TEWAS TERTIMPA RERUNTUHAN TEBING

Dua orang buruh galian material meninggal dunia karena tertimpa material longsor dari sebuah tebing di Wilayah Tukad Gliang, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali. Peristiwa tersebut, terjadi sekitar pukul 11.00 WITA, pada hari Selasa 17 September 2019. Dua korban yang tertimpa material bernama Ni Wayang Gumbreg (35) warga Banjar Dinas Kunyit, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem dan Nengah Dadi (40) yang beralamat di Banjar Dinas Kladian, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem.

Kapolsek Rendang, AKP Made Sudartawan pada saat dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut dan dua korban yang dinyatakan meninggal dunia di tempat. Dia menjelaskan, pada saat itu dua buruh tersebut sedang meratakan material di atas truk. Namun tiba-tiba saja tebing yang jaraknya sekitar 50 meter itu longsor dan meninmpa keduanya. "Iya, kejadian begini di sana ada truk (mengeruk tanah) pada saat material di atas dia (korban) kan meratakan material di atas truk. Tebing itu kurang lebih sampai 30 dan 50 meter (tingginya). Tiba-tiba tebing itu ambruk menimpa truk ini dan truk terbalik dan korban (tertimpa) dengan longsoran ini," kata Sudartawan saat dikonfirmasi via telepon, pada hari Selasa 17 September 2019 sore.

Sudartawan juga menjelaskan, material yang ditambahkan adalah pasir yang bercampur dengan tanah yang biasanya digunakan untuk membuat batako. Atas dari kejadian tersebut, pada saat ini pihak kepolsian menutup sementara galian tersebut guna untuk keperluan penyidikan. "Iya kita (tutup) lokasi itu sementara dan (tidak) aktivitas di sana. Korbannya sudah dikubur dan langsung dari TKP saya minta bantuan ke Puskesmas untuk ambulance untuk mengangkut korbannya (dan) langsung ke kuburan," ujar Sudartawan.

Senin, 16 September 2019

KEPOLISIAN RESOR BERHASIL MERINGKUS 6 PASANGAN BUKAN SUAMI ISTRI DI KAMAR HOTEL

KEPOLISIAN RESOR BERHASIL MERINGKUS 6 PASANGAN BUKAN SUAMI ISTRI DI KAMAR HOTEL

KEPOLISIAN RESOR BERHASIL MERINGKUS 6 PASANGAN BUKAN SUAMI ISTRI DI KAMAR HOTEL

Kepolisian Resor Lebak masih melakukan pemeriksaan kepada enam pasangan yang bukan suami istri di sejumlah hitel di Rangkasbitung dan sekitarnya dari hasil Operasi Cipta kondisi pada hari Minggu 15 September 2019 malam.

"Semua keenam pasangan itu dilakukan pemeriksaan," kata Kasat Sabhara Polres Lebak Iptu Suharto di Lebak, pada hari Senin 15 September 2019. Keenam pasangan tanpa pernikahan itu berinisial Dd dan KJS, SHD dan BH , RI dan SB, JPR dan DA, MS dan NR, SP dan NF.

Pasangan itu tengha berada di Hotel Karisma sebanyak lima pasangan dan Hotel Wijaya satu pasangan. Sebagian besar mereka usia muda dan terdapat dari luar daerah Kabupaten Lebak.

"Semua enam pasangan itu menjalani pemeriksaan dan bisa pulang setelah ada keluarganya," katanya. Menurut dia, pihaknya juga mengamankan sebanyak 64 botol minuman keras dari sejumlah pedangang. Selama ini, perdangan ini, perdangangan minuman keras masih banyak ditemukan, sehingga terus dioptimalkan operasi itu. Dalam operasi itu petugas menyisir ke pedagang minuman keras juga dilanjutkan ke hotel. "Kami berharap melalui operasi itu kondisi lingkungan masyarakat aman," katanya.

Minggu, 15 September 2019

SEORANG BURUH BANGUNAN DITANGKAP POLISI KARNA DIDUGA TELAH MENCABULI KEPONAKANNYA

SEORANG BURUH BANGUNAN DITANGKAP POLISI KARNA DIDUGA TELAH MENCABULI KEPONAKANNYA

SEORANG BURUH BANGUNAN DITANGKAP POLISI KARNA DIDUGA TELAH MENCABULI KEPONAKANNYA

Seorang buruh bangunan berinisial ER (34) ditangkap polisi karena diduga telah mencabuli keponakannya sendiri yang masih di bawah umur, berinisial AP (13). Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan Kombes Pol Dicky Sondani menjelaskan, polisi mengetahui kasus itu setelah ibu korban berinisial MA (39) melapor ke Polsek Rantepao dengan laporan polisi LpB/35/IX/2019, per 09 September 2019.

MA mengetahui perilaku bejat ER setelah sang putri membuat pengakuan. "Pemerkosaan ini dilaporkan terjadi di rumah tersangka pada bulan Juli 2019 lalu." "Tersangka menyetubuhi anak dari kakak kandungnya sebanyak tiga kali." "Ayah korban dan tersangka ini bersaudara kandung," papar Kombes Pol Dicky melalui keterangan tertulisnya, pada hari Minggu 15 September 2019. Dari laporan itu, polisi melakukan penyelidikan dengan memeriksa pelapor dan korban didampingi oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Toraja.

Setelah keterangan dianggap cukup, polisi langsung menangkap tersangka di rumahnya. Kepada polisi, tersangka yang sehari-hari berprofesi sebagai buruh bangunan mengakui perbuatannya. "Kini tersangka telah mendekam di sel Polsek Rantepao," ujar Kombes Pol Dicky. ER terancam UU Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 81 tentang perbuatan melakukan kekerasan dan pemaksaan melakukan persetubuhan terhadap anak. Ancaman pidana penjara maksimal 13 tahun dan denda maksimal Rp 300 juta.

Sabtu, 14 September 2019

SATU ORANG PENUMPANG TEWAS SETELAH SPEEDBIAT YANG DITUMPANGINYA TENGGELAM

SATU ORANG PENUMPANG TEWAS SETELAH SPEEDBIAT YANG DITUMPANGINYA TENGGELAM

SATU ORANG PENUMPANG TEWAS SETELAH SPEEDBIAT YANG DITUMPANGINYA TENGGELAM

Penumpang speedboat yang tenggelam di perairan Kei Besar, Maluku Tenggara, dilaporkan tewas, pada hari Sabtu 14 September 2019. Floren Batolona ini tewas setelah speedboat yang ditumpanginya bersama dengan puluhan penumpang lain tenggelam setelah dihantam oleh gelombang ditinggi di perairan tersebut. 

"Dari 33 penumpang dan juru mudi, satu penumpang bernama Floren Batolona dinyatakan meninggal dunia," kata Kepala Basarnas Ambon, Muslimin pada hari Sabtu malam. Dia menjelaskan, korban diketahui berprofesi sebagai seorang guru. 

Korban bersama dengan puluhan penumpang lainnya menumpangi speedboat nahas tersebut dari Desa Relean, Kei Kecil untuk menghadiri acara keagamaan di Desa Relean Kei Besar, Maluku Tenggara. Korban tewas karena diduga tidak mampu berenang pada saat terseret dan gelombang tinggi di perairan tersebut. 

Dia menjelaskan, puluhan penumpang lainnya berhasil selamat setelah ditolong oleh rombongan lain yang menumpangi dua speedboat. Tim SAR gabungan yang terdiri dari Pos SAR Tual, Polairud petugas Bakamla, personel Brimob dan petugas BPBD Tual sempat mendatangi lokasi tenggelamnya kapal tersebut dengan menggunakan kapal SAR Bharata," ujarnya. 

Pada saat ini puluhan penumpang yang selamat dalam insiden itu telah dievakuasi ke Langgur, Maluku Tenggara. "Seluruh penumpang selamat telah di evakuasi ke Langgur Maluku Tenggara," ujarnya. 





Jumat, 13 September 2019

SEORANG PRIA TEGA MEMBAKAR ISTRINYA DIKARNAKAN TIDAK BISA MEMASAK

SEORANG PRIA TEGA MEMBAKAR ISTRINYA DIKARNAKAN TIDAK BISA MEMASAK

SEORANG PRIA TEGA MEMBAKAR ISTRINYA DIKARNAKAN TIDAK BISA MEMASAK

Pandai memasak, adalah salah satu kriteria yang dicari oleh banyak pria inginkan dari pasangan yang hendak ia nikahi. Maka tidak heran jika seorang wanita dituntut untuk bisa memasak, setidaknya masakan yang sederhana yang bisa di konsumsi oleh anggota keluarga. Meski begitu, tidak semua wanita diberkahi degan kemampuan memasak, dan para suami seharusnya sedikit mengerti. Tapi tidak bagi pria satu ini.

Seorang pria tega membakar istrinya karena massakannya dianggap tidak lezak pada saat dikonsumsi. Pada tanggal 13 September 2019 insiden ini terjadi di sebuah desa kecil di Garujat. Korban masih berusia 26 tahun, disebutkan sedang hamil. Dia pada awalnya memasakkan makanan untuk suaminya. Tapi dia tidak mengira suaminya akan bereaksi buruk terhadap makanan itu. Makanan itu dikatakan tidak lezat dan sulit untuk dimakan. Dan pada saat wanita itu sedang tidur di malam hari, suaminya itu membakar tubuhnya.

Dia mekaku tiba-tiba merasakan panas di sekujur tubuhnya, pada sebelum akhirnya menyadari ada api di sekitarnya. Untungnya, seorang keluarga yang tinggal tidak jauh dari rumah mereka datang menyelamatkan. Wanita itu selamat, dan kini tengah dalam penanganan medis. Sementara itu, sang suami yang membakar ditangkap oleh pihak berwajib, dan menjalani proses pemeriksaan.

Kamis, 12 September 2019

28 RUMAH RUSAK DI TERJANG ANGIN PUTING BELIUNG DIKECAMATAN SUNGGAL

28 RUMAH RUSAK DI TERJANG ANGIN PUTING BELIUNG DIKECAMATAN SUNGGAL

28 RUMAH RUSAK DI TERJANG ANGIN PUTING BELIUNG DIKECAMATAN SUNGGAL

Pemerintah Kecamatan Sungal Kabupaten Deliserdang menyalurkan bantuan kepada warga yang menjadi korban angin puting beliung di Desa Sungal Kanan pada hari Kamis, 12 September 2019. Di Desa ini ada 28 unit rumah yang menjadi kornban dalam musibah bencana alam angin puting beliung yang terjadi pada hari Rabu 11 September 2019 sore sekitar pukul 19.00 WIB.

Pascakejadian warga pun saling bergotong-royong untuk memperbaiki rumah warga yang rusak dalam musibah ini. Camat Sungal, Ismail mengatakan dari 28 rumah yang terkena angin puting beliung hanya lima unit yang rusak parah. Sementara yang lainnya hanya mengalami kerusakan ringan saja ia berharap agar musibah yang dialami ini tidak akan terjadi lagi.

"Bantuan yang kita serahkan berupa sembako hari ini. Ada beras, telur, minyak makan dan lain-lain. Kepada yang menjadi korban semoga tetap sabar menghadapai musibah yang diberikan," kata Ismail. Disebut kalau bantuan yang diberikan adalah bantuan tanggap darurat. Hal cini diharapkan dapat meringankan beban warga yang menjadi korban karena pasca kejadian mengungsi sementara ke rumah tetangga ataupun familynya. Ia juga salut dengan perhatian dari warga lain yang turut memberikan bantuan material kepada warga yang menjadi korban.

"Kalau untuk bantuan material dari Pemkab secepatnya akan datang. Tadi sudah dilakukan pendataan sama BPBD. Mereka lakukan. Tapi intinya saat ini untuk bantuan pertama sudah kita berikanlah," kata Ismail. Dari data yang didapatkan warga yang menjadi korban angin puting beliung banyak tinggal di Dusun 4. Namun demikian ada juga warga yang tinggal di Dusun 1,2 dan 3 ikut mengalaminya. Hingga pada saat ini Kabupaten Deliserdang masih menjadi daerah yang rawan akan bencana angin puting beliung.

Rabu, 11 September 2019

POLRES SUMEDANG MENANGKAP AIS KARNA SUDAH MENYEBARKAN VIDEO MESUM

POLRES SUMEDANG MENANGKAP AIS KARNA SUDAH MENYEBARKAN VIDEO MESUM

POLRES SUMEDANG MENANGKAP AIS KARNA SUDAH MENYEBARKAN VIDEO MESUM

Polres Sumedang menangkap AIS (34), pemeran sekaligus penyebar video mesum, di rumahnya di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, pada hari Selasa 10 September 2019 malam. AIS mengaku menyebarkan video itu karena merasa kesal pemeran wanita yang ada di dalam video, YS, tidak mau dinikahi dan dijadikan istri kedua. "Pas mau diajak nikah dia menolak, ya sudah saya sebar videonya. Pertama dikirim ke bibirnya," kata AIS di Mapolres Sumedang, pada hari Rabu 11 September 2019. AIS menuturkan, YS juga tidak terbuka karena pada sebelumnya YS mengaku sudah tidak bersuami alias janda. Pada sebelumnya diberitakan, warga Sumedang dihebohkan dengan beredarnya dua video mesum yang berdurasi 39 detik dan 3,10 menit.

Dari hasil penyelidikan, polisi menangkap AIS di Majalengka YS. AIS dan YS masing-masing telah memiliki keluarga dan menjalin hubungan gelap ini sejak April 2019. "Pelaku ditangkap di rumahnya di Kertajati, Majalengka. Kami amankan juga ponsel yang digunakan oleh pelaku untuk merekam adegan ranjang. Di ponsel itu pula ia menyebarkan video tersebut," ujar Hartoyo. Pelaku dijerat dengan Pasal 45 ayat 1 jo Pasal 1 UU RI Nomor 19 tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Ancamannya hukuman 12 tahun penjara. Pada sebelumnya dua video mesum yang berdurasi 39 detik dan 3,10 menit, yang diduga diperankan oleh sejoli asal Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, viral di media sosial. Video tersebut tersebar melalui pesan WhatsAPP, pada hari Senin 9 September 2019.

Dalam video ini, terlihat seorang lelaki dan perempuan dewasa memerangakan adegan ranjang dan sengaja merekam adegannya itu dengan menggunakan ponselnya. Menanggapi video itu, Kapolres Sumedang AKBP Hartoyo menegaskan, pihaknya telah mengantongi identitas penyebar video. Hartoyo memastikan pelaku pemeran sekaligus penyebar video porno merupakan warga asal Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. "Sementara bisa disimpulkan demikian (pemeran dan pengupload warga Sumedang)," pada hari Selasa 10 September 10 September 2019. Hartoyo mengatakan, pada saat ini pihaknya tengah memburu penyebar video. "Proses penyidikan sedang berlangsung, pelaku pengupload video sedang diburu," tuturnya. "Kami imbau agar masyarakat tidak ikut menyebarkan video tersebut karena berpotensi dapat dipidana," katanya.

Selasa, 10 September 2019

SOERANG SISWA SMP DILAPORKAN KARNA TELAH MENGHAMILI KEKASIHNYA DAN MENOLAK UNTUK BERTANGGUNG JAWAB

SOERANG SISWA SMP DILAPORKAN KARNA TELAH MENGHAMILI KEKASIHNYA DAN MENOLAK UNTUK BERTANGGUNG JAWAB

SOERANG SISWA SMP DILAPORKAN KARNA TELAH MENGHAMILI KEKASIHNYA DAN MENOLAK UNTUK BERTANGGUNG JAWAB

Seorang siswa ditangkap polisi setelah menghamili kekasihnya di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, menolak untuk bertanggung jawab. AKibatnya, siswa tersebut mendekam di dalam jeruji besi karena telah menolak menikahi kekasihnya. Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kepulauan Bangka Belitung Sapta Qodriah mengatakan, majelis hakim dalam sidang di Pengadilan Negeri Pangkal Pinang menjatuhkan hukuman selama 3 tahun 9 bulan penjara. Setelah itu, siswa SMP tersebut dihukum 3 bulan pembinaan di Balai Latihan Kerja (BLK)

"Pasangan itu masih SMP, tapi beda sekolah. Keduanya masih sama-sama di bawah umur," kata Sapta Pangkal Pinang, pada hari Selasa 10 September 2019. Dia menuturkan, perkara yang masuk delik aduan itu terus bergulir, karena tidak ada kesempatan antara keluarga perempuan maupun keluarga laki-laki. KPAD telah berupaya menggelar mediasi, namun upaya tersebut menemui jalan buntu. "Malahan minta tes DNA. Pada akhirnya, keluarga perempuan merasa kecewa dan kasus ini berlanjut," ujar Sapta. Siswa tersebut ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak (LPKA) Pangkal Pinang. Dalam amar putusan, majelis hakim juga meminta kedua belah pihak bisa segera menikkan pasangan tersebut. "Hingga sampai saat ini belum menikah juga," ucap Sapta.

Diberitakan pada sebelumnya, seorang siswi SMP berusia 14 tahun terlanjur melahirkan bayi perempuan seberat 2,5 kilogram dengan panjang 46 sentimeter dalam kondisi sehat. Pihak keluarga perempuan sempat meminta agar anaknya dinikahi. Namun, keluarga dari pihak laki-laki menolak untuk dan menantang tes DNA. Pada akhirnya, peristiwa itu dilaporkan ke polisi, dengan tuduhan tindak pidana persetubuhan terhadap anak di bawah umur. Sekretaris KPAD Babel Try Murtini yang melakukan kunjungan ke rumah remaja perempuan tersebut mengaku prihatin dengan kejadian tersebut. "Keduanya masih sama-sama dibawah umur dan masih bersekolah. Tapi ini harus ada pertanggung jawaban," kata Try.

Senin, 09 September 2019

RAHMAD GIAWA DIRINGKUS POLISI DENGAN KASUS PENCURIAN PONSEL TEMANNYA SENDIRI

RAHMAD GIAWA DIRINGKUS POLISI DENGAN KASUS PENCURIAN PONSEL TEMANNYA SENDIRI

 RAHMAD GIAWA DIRINGKUS POLISI DENGAN KASUS PENCURIAN PONSEL TEMANNYA SENDIRI

Unit Reskrim Polsek Medan Helvetia berhasil meringkus seorang pemuda yang menjadi pelaku pencurian handphone, pada hari Minggu 8 September 2019 kemarin. Pelaku atas nama Syukur Rahmad Giawa alias Syukur (21), warga Jalan Piring berhasil diringkus tidak lama usai melakukan pencurian.

Berdasarkan informasi, pelaku mencuri handphone Vivo Y71 milik Gosmatua Harianja (23) yang merupakan rekan pelaku. "Pelaku melancarkan aksinya saat korban tidur di kediamannya di Jalan Kapten Muslim Gang Sepakat, Kelurahan Dwikora, Kecamatan Medan Helvetia pada Minggu sore," kata Kapolsek Medan Helvetia AKP Sah Udur Sitinjak, pada hari Senin 9 September 2019.

Sebelum tidur, korban tengah mengisi daya (mengecas) handphone miliknya di dalam kamar. Pelaku yang sudah mengintai dan memastikan korban sudah tertidur lelap, kemudian langsung mengambil handpone tersebut. Korban terbangun dan melihat handphonenya sudah hilang langsung membuat laporan polisi. Korban sendiri sebelumnya sudah mencurigai Syukur yang diketahu merupakan pengangguran.

Petugas yang menerima informasi langsung melakukan penyelidikan dan berhasil mengetahui keberadaan pelaku. "Pada saat pelaku masih berada di dekat TKP. Tersangka pun dengan mudah diringkus," sebuh Sah Udur. Tersangka kemudian langsung dibawak ke Mako Polsek Medan Helvetia beserta barang bukti handphone Vivo Y71 milik korban. "Untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, tersangka dikenakan dengan pasal 363 KUHP pidana dengan ancaman maksimal 7 tahun penjara," pungkas Sah Udur.

Minggu, 08 September 2019

RATUSAN RUMAH DI TERENDAM BANJIR AKIBAT LUAPAN AIR SUNGAI BATANG SAMPURNA

RATUSAN RUMAH DI TERENDAM BANJIR AKIBAT LUAPAN AIR SUNGAI BATANG SAMPURNA

RATUSAN RUMAH DI TERENDAM BANJIR AKIBAT LUAPAN AIR SUNGAI BATANG SAMPURNA

Sungai Batang Tamiang dan Sungai Sampurna meluap pascahujan lebat yang melanda Kabupaten Madina. Alhasil, ratusan rumah warga yang berada di sekitar sungai mengalami banjir. 

"Benar, banjir terjadi di Desa Sampuran akibat hujan lebat dan sungai meluap. Ketinggian banjir melebihi lutut orang dewasa, "Kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Madina, M Yasir Nasution, pada hari Minggu 8 September 2019. Ia mengatakan ada sekitar 135 unit rumah di Desa Sampuran, Kecamatan Ranto Baek yang terendam banjir, sejak hari Sabtu 7 September 2019. 

"Beberapa hari trakhir wilayah Madina khususnya di Desa Sampuran hujan lebat. Akibatnya sungai juga meluap sehingga terjadi banjir," ujarnya. Namun begitu tim BPBD juga telah membuka Posko Kesehatan untuk melayani para warga. "Tim BPBD telah bergerak ke lokasi kejadian dengan membawa perahu karet dan logistik. Tapi jika hujan masih belum berhenti, dikhawatirkan akan terjadi banjir susulan," terangnya. 

Sementara itu, kepala Desa Sampurna, Mulawarman mengatakan akubat banjir sejumlah fasilitas pendidikan dan fasilitas kesehatan serta lahan perkebunan warga ikut terendam oleh air. Namun, akunya, hari ini banjir telah mulai agak surut dari sebelumnya. "Tapi jika hujan belum berhenti total. Kita khawatir kalau hujan lebat, maka akan terjadi banjir susulan. Kita harap disediakan dapur umum, sehingga warga yang terdampak banjir dapat menggunakannya,"katanya.

Sabtu, 07 September 2019

SEORANG PRIA PARUBAYA DITEMUKAN TEWAS DI LOSMEN SINABUNG

SEORANG PRIA PARUBAYA DITEMUKAN TEWAS DI LOSMEN SINABUNG

SEORANG PRIA PARUBAYA DITEMUKAN TEWAS DI LOSMEN SINABUNG

Seorang warga Jalan Rupat, Kelurahan Gang Buntu, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan dibuat heboh dengan penemuahn seorang mayat pria tua di Losmen Sinabung, pada hari Sabtu 7 September 2019. Pria yang ditemukan tewas itu bernama Tjioe Jit Tjiong Adi (72). Berdasarkan identitas yang ditemukan di lokasi, korban tinggal di Jalan Timah Putih, Kecamatan Medan Area. Namun, setelah dicek pihak kepolisian, alamat tersebut sudah tidak ada dan belum diketahui alamatnya dimana. Meninggalnya korban pertama kali diketahui oleh Sumiati, salah seorang warga yang menjual minuman di belakang losmen itu. "Tadi, dia sempat memesan teh manis kepada saya," katanya. Dia mengatakan, pada saat pria itu datang sekitar pukul 10.30 WIB, belum ada tanda-tanda bahwa dia akan meninggal.

Namun, belum sempat menghabiskan minuman yang dipesannya, korban lantas ke kamar losmen, yang kira-kira berukuran 2X3 meter. Setelah sampai di kamar, korban sempat meminta Sumiati untuk memijatnya. Pada saat itulah saksi melihat kondisi terlihat sempoyongan. Sumiati lantas memberitahu pemilik losmen tentang kondisi korban yang sudah sekarat. Oleh pemilik losmen, kejadian tersebut dilaporkan ke pihak kepolisian. Hanya saja, pada saat petugas Polsek Medan Timur tiba di lokasi, pria tersebut sudah meninggal dunia. Dugaan sementara korban memakai obat kuat. Namun belum sempat berhubungan bandan sudah meninggal dunia. Tim Inafis kemudian dikerahkan untuk mengecek kondisi korban. Kurang lebih 20 menit petugas memeriksa korban, polisi tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan di bagian tubuh korban.

"Kemungkinan korban meninggal dunia karena serangan jantung," kata Panit I Polsek Medan Timur, Ipda Bambang Wahid, pada hari Sabtu 7 September 2019. Berdasarkan hasil pemeriksaan itu juga, polisi menemukan obat berbentuk pil yang diduga obat kuat. Tapi polisi belum bisa memastikan korban tewas akubat menenggak obat itu atau tidak. Selain obat, polisi juga menemukan benda semcam jimat berbentuk cincin dan uang logam dulu yang tengahnya berlubang. "Pada tubuh korban tidak ada ditemukan tanda-tanda penganiayaan atau lainnya," tuturnya.

Menurut keterangan saksi atas nama Sumianti, pada saat korban masuk dia minta di kusuk. Sebelumnya di kusuk dia minta teh manis. Begitu minum teh manis belum setengah gelas sudah kejang-kejang. Kira-kira pukul 12.40 WIB, korban yang dievakuasi dari dalam losmen dengan menggunakan ambulans. "Jasad korban dibawa ke rumah ke RS Bhayangkara untuk proses lebih lanjut. Pihak keluarga sudah ada yang mendampingi," jelas Bambang.

Kamis, 05 September 2019

DUA JAMBRET NYARIS TEWAS DIAMUK WARGA

DUA JAMBRET NYARIS TEWAS DIAMUK WARGA

DUA JAMBRET NYARIS TEWAS DIAMUK WARGA

Dua orang pemuda nyaris tewas diamuk warga di Jalan Surakarta simpang Jalan Bogor Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Medan Kota pada hari Rabu 4 September 2019 kemarin. Kedua pemuda itu merupakan jambret yang aksinya digagalkan oleh warga sekitar lokasi.

Keduanya yakni, Faisal Alamsyah (33) dan M Agus Salim (27) terpaksa pasrah menerima pukulan serta amukan massa. Keduanya bisa bernafas lega setelah polisi dari Polsek Medan Kota mengamankan kedua warga Kecamatan Medan Maimun ini dari amukan warga.

Kapolsek Medan Kota AKP M Rikki Ramadhan mengatakan kedua pelaku awalnya melakukan penjambretan terhadap seorang wanita di kawasan Jalan Surakarta. "Keduanya menggunakan sepeda motor merampas kalung seorang wanita yang tengah dipakai oleh korban yang diketahui mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Medan," kata Rikki, pada hari Kamis 5 September 2019.

"Namun seketika korban berteriak, mendengar teriakan korban masyarakat langsung ikut meneriaki tersangka yang mengakibatkan tersangka terjatuh dari sepeda motornya," sambungnya. Saat itulah kedua pelaku diamuk warga yang menangkapnya. Namun kemudian piket Reskrim dan Sabhara yang menerima laporan tersebut datang ke TKP dan mengamankan kedua tersangka beserta barang bukti sepeda motor ke kantor polisi. "Pada saat ini kedua tersangka kita tahan dan dijerat dengan Pasal 365 KUHP dengan ancaman 9 tahun," pungkas Rikki.

Rabu, 04 September 2019

PULUHAN RUMAH RUSAK DI TERJANG ANGIN PUTING BELIUNG

PULUHAN RUMAH RUSAK DI TERJANG ANGIN PUTING BELIUNG

PULUHAN RUMAH RUSAK DI TERJANG ANGIN PUTING BELIUNG

Puluhan rumah di Kecamatan Medang Deras dan di Kecamatan Laut Tador serta Kecamatan Nibung Hangus, Kabupaten Batubara mengalami kerusakan pascaterkena bencana angin puting beliung pada hari Selasa 3 September 2019 sore. Berdasarkan data Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Wilayah 1 Kemensos RI, kerusakan rumah warga terjadi di empat desa, yaitu 13 unit rumah di Desa Medang, 16 unit di Desa Lalang, dua unit di Desa Pematang Nibung dan 12 unit rumah serta satu unit sekolah di Desa Durian.

Sedangkan di Kecamatan Laut Tador, kerusakan rumah warga terjadi di Desa Tanjung Sari. "Untuk Kecamatan Nibung Hangus, 10 rumah rusak di Desa Mekar Laras, tiga di Desa Ujung Kubu, satu unit rumah di Desa Lima Laras, dua di Sentang dan dua unit rumah di Desa Guntung,” kata Koordinator Tagana Wilayah 1, Zulham, pada hari Rabu 4 September 2019.

Sementara Kecamatan Nibung Hangus, 10 rumah mengalami rusak di Desa Mekar Laras, tiga di Desa Ujung Kubu, satu unit rumah di Desa Lima Laras, dua di Setang dan dua unit rumah di Desa Guntung," kata koordinator Tagana wilayah 1, Zulham, pada hari Rabu 4 September 2019. Sementara sejumlah warga mulai membersihkan dan memperbaiki bangunan rumah yang rusak. Warga saling bergotong royong untuk membantu tetangga mereka. Hingga kini belum ada bantuan dari Pemkab Batubara untuk para korban yang rumahnya mengalami kerusakan. Salah satunya Maini (59) warga Dusun Bunga Tanjung.

Ia sangat berharap pemerintah mau memberikan bantuan, agar ia dapat kembali memperbaiki dinding rumahnya yang roboh. Kini , ia beserta keluarga untuk sementara waktu terpaksa mengungsi ke rumah tetangganya. "Aku cuma kerja jadi pembantu di rumah orang, mencuci, ngepel. Dapatnya per hari 20 ribu. Suami ku sedang sakit. Jadi, aku sekarang ini tulang punggung keluarga," ungkap wanita paruh baya itu.

Menurut pengakuan dari warga lainnya, Juriah (40) warga Dusun Tangkahan, Desa Medang, sampai saat ini mereka baru mendapat perhatian dari aparat kepolisian. Sedangkan dari Pemkab Batubara belum ada sama sekali. "Kalau pemerintah belum ada bantuan. Mohon lah kepada pemerintah, kini ini dibantu untuk memperbaiki rumah. Suami ku cuma sebagai nelayan yang cari kepah di pantai," harapnya.

Selasa, 03 September 2019

SEORANG PRIA DITANGKAP KARNA SUDAH MELAKUKAN PENGANIAYA TERHADAP KEKASIHNYA SENDIR

SEORANG PRIA DITANGKAP KARNA SUDAH MELAKUKAN PENGANIAYA TERHADAP KEKASIHNYA SENDIRI

SEORANG PRIA DITANGKAP KARNA SUDAH MELAKUKAN PENGANIAYA TERHADAP KEKASIHNYA SENDIRI

Dungaan kasus penganiayaan berhasil diungkap Unit Jatanras Satreskrim Polres Hulu Sungai Utara (HSU), pada hari Senin 2 September 2019 siang sekitar pukul 14.30 WITA. Pria yang berinisial DH (27), warga Galagah Kecamatan Sungai Tabukan, HSU, diamankan petugas pada saat berada di rumah. Ia menjadi tersangka kasus penganiayaan pada tunangannya sendiri. Dari informasi yang didapatkan, pada hari Minggu 1 September 2019 sore, korban Hj M (27), mendatangi pelaku ke rumahnya dengan bermaksud ingin menanyakan kejelasan hubungan yang dijalani.

Ini ditanyakan mengingat setelah bertunangan di bulan Juli 2018 dan dijanjikan menika tiga bulan kemudian. Ternyata pelaku sulit dihubungi, sehingga korban datang ke rumah pelaku. Sesampainya di rumah pelaku terlibat adu mulut yang berlanjut pemukulan yang dilakukan oleh pelaku. Beberapa pukulan tangan kosong yang dilakukan pelaku mengenai pipi dan juga lengan kanan korban yang menyebabkan lebam. Mendapat pukulan, korban kemudian lari keluar rumah dan kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres HSU guna proses lebih lanjut.

Laporan ini kemudian ditindaklanjuti petugas dengan melakukan penyelidikan hingga akhirnya bisa mengamankan pelaku. Pada saat diamankan kepada petugas, pelaku mengakui telah melakukan dugaan tindak pidana penganiayaan terhadap korban. Kapolres HSU AKBP Ahmad Arif Sopiyan melalui Kasatreskrim Iptu Kamaruddin, pada hari Selasa 3 September 2019, membenarkan telah mengamankan pelaku untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.

"Penangkapan dilakukan Unit Jatanras Polres HSU di rumahnya," kata Kasat. Dari hasil pemeriksaan sementara, beberapa pekan sebelum dugaan penganiayaan terjadi, pelaku memang sudah selalu marah pada saat ditanya soal kepastian hubungannya dengan korban.




Senin, 02 September 2019

SUHARTOYO DITANGKAP POLISI PADA SAAT SEDANG BUNGKUS SABU-SABU DIKAMARNYA

SUHARTOYO DITANGKAP POLISI PADA SAAT SEDANG BUNGKUS SABU-SABU DIKAMARNYA

SUHARTOYO DITANGKAP POLISI PADA SAAT SEDANG BUNGKUS SABU-SABU DIKAMARNYA

Suhartoyo ditangkap polisi pada saat sedang membungkus narkoba jenis Sabu-sabu di dalam kamar setelah transaksi dengan pembeli. Tidak berkutik, Suhartoyo Ramadany (36) diamankan oleh petugas usai menjual narkoba jenis sabu. Pria yang mengaku warga Jalan Pelajar Gang Darmo, Kelurahan Binjai III, Kecamatan Medan Denai tidak menyangka transaksinya kecium oleh petugas kepolisian.

Ia pun diamankan oleh petugas polsek Medan Area di Jalan Pelajar Gang Darmo pada hari Minggu 1 September 2019. Kanit Reskrim Iptu ALP Tambunan mengatakan, TIm pengasus Polsek Medan Area mendapat informasi adanya transaksi narkoba yang telah meresahkan masyarakat sekitar.

"Kami menindaklanjuti informasi tersebut dan benar, ada seorang pria yang diduga sebagai penjual sabu di Jalan Pelajar. Kami mengamankan tersangka yang pada saat itu sedang duduk di lantai dalam kamar sambil membungkus sabu ke dalam plastik kecil," jelasnya.

Setelah dilakukan penggeledahan, sambung Tambunan, tiga bungkus plastik yang diduga sabu serta alat isap berhasil di amankan. "Setelah kami lakukan penangkapan, pelaku mengakui perbuatannya. Tersangka dan barang bukti kini diamankan ke komando untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," ungkapnya, pada hari Senin 2 September 2019.

Dari tangan pelaku polisi berhasil amankan barang bukti berupa empat unit HP, tiga buah plastik klip yang berisi sabu, satu buah jam tangan. Uang tunai Rp 200 ribu, satu unit timbangan elektrik, dua buah mancis dan satu buah jarum. Satu bungkus plastik klip putih, satu buah alat isap sabu (bong).

Minggu, 01 September 2019

SEEKOR PENYU YANG TERTANGKAP JARING NELAYAN AKHIRNYA DILEPASKAN KEMBALI KE LAUT

SEEKOR PENYU YANG TERTANGKAP JARING NELAYAN AKHIRNYA DILEPASKAN KEMBALI KE LAUT

SEEKOR PENYU YANG TERTANGKAP JARING NELAYAN AKHIRNYA DILEPASKAN KEMBALI KE LAUT

Seekor Penyu yang berbobot besar ditaksir hingga 100 kilogram yang pada sebelumnya terjading nelayan di Kabupaten Tapanuli, Sumatra Utara akhirnya dilepaskan kembali, pada hari Minggu 1 September 2019. Pelepasan didampingi tim gabungan Komunitas Menjaga Pantai Barat (Komantab), Babhinkamtibmas Kota Beringin Hadi Sitanggang dan Danposmat Gunung Kecamatan Tapian Nauli, Lambok Marbun.

Pelepasan dilakukan di perairan pantai Desa Tapian Nauli I. Penyu diturunakn dari karung dengan diangkat 6 orang. Karung dan tali yang mengikat penyu diputus dan digiring menuju ke Laut. Dengan cepat, Penyu itu berenang dan kembali ke habitannya.

Penyu itu pada sebelumnya dibawa menggunakan Becak Bermotor oleh dua nelayan yang tidak sengaja menjaring Penyu berjenis Sisik. (Eretmochelys imbricata). Rencana awal hendak dijual, namun akhirnya mendapat informasi bahwa Penyu itu dilindungi.

"Sudah sempat ada yang menawar, harganya Rp 600 ribu, tapi kami ditelepon kalau Penyu itu dilindungi, jadi kami  batalkan menjual," ujar Nurdin Simatupang , nelayan yang menjaring Penyu itu.

Dia menuturkan, Penyu itu terjaring di perairan pulau Poncan Gadang, Kota Sibolga, pada saat ia dan rekannya Mahmud Siregar menjaring.

"Baru kali ini kami dapat Penyu pak, dan memang diperairan Pocan itu jarang terlihat Penyu," ungkap Nurdin. Informasi tertangkapnya Penyu ini berawal video dan foto yang berhasil diabadikan seorang sumber Komunitas. Tim Komantab akhirnya bergerak dan berkordinasi dengan instansi terkait. Penelusuran dilakukan dan akhirnya bertemu dengan dua nelayan yang menangkap Penyu itu.

SEORANG SOPIR TRUK BATU BARA MENDADAK TEWAS DI WARUNG KOPI

SEORANG SOPIR TRUK BATU BARA MENDADAK TEWAS DI WARUNG KOPI  Hingga saat ini penyebab meninggalnya sopir truk batu bara, Rudi (54) di Ke...