Selasa, 30 April 2019

PENGUNGJUNG PASAR HISTERIS SAAT MELIHAT PENJUAL ROKOK TERTABRAK TRUK

PENGUNGJUNG PASAR HISTERIS SAAT MELIHAT PENJUAL ROKOK TERTABRAK TRUK

PENGUNGJUNG PASAR HISTERIS SAAT MELIHAT PENJUAL ROKOK TERTABRAK TRUK

Pengunjung Pasar Induk Tanjung sekitar Masjid Shiratall Mustaqim Tanjung sontak histeris melihat kecelakaan yang terjadi di sekitar masjid, pada hari Selasa 30 April 2019.

Seorang penjual rokok bernama H Haiban warga Jalan Barunak yang sedang mengayuh sepeda tertabrak truk.

Korban memiliki keterbatasan fisik dengan tidak memiliki kaki dan bisa menjalankan aktifitas menggunakan alat bantu kursi roda seperti sepeda motor roda tiga yang dikayuh menggunakan tangan.

Korban dikenal warga sekitar sebagai pribadi yang pekerja keras dan sangat ramah dengan semua orang.

Setelah terjadi kejadian tersebut banyak warga yang membantu untuk menyelamatkan korban. Amin salah satu tim emergency yang sempat melintas di lokasi kejadian mengatakan korban langsung dibawa ke rumah duka karena diketahui meninggal saat kejadian.

“Dari informasi saat di lokasi korban tertabrak oleh sebuah truk yang melintas dari Pasar Tanjung menuju jalan Jaksa Agung Tanjung. Truk tidak langsung berhenti melainkan tetap melanjutkan perjalanan, korban langsung dibawa kerumah korban karena sudah tidak bernyawa,” ujarnya.

Terpisah KBO Lantas Polres Tabalong Iptu Raka membenarkan dengan terjadinya insiden kecelakaan tersebut, anggota juga melakukan olah TKP dan pada saat ini masih dalam proses pengumpulan data.

"Truk yang terlibat dalam insiden tersebut juga masih dalam tahap pengejaran, kami masih melakukan proses pencarian dan tindakan hukum yang diperlukan," ujarnya.

Senin, 29 April 2019

DUA WARGA KAMPAR TEWAS TERTIMBUN TANAH LONGSOR PADA SAAT BERGOTONG ROYONG MENGAMBIL TANAH TIMBUN

DUA WARGA KAMPAR TEWAS TERTIMBUN TANAH LONGSOR PADA SAAT BERGOTONG ROYONG MENGAMBIL TANAH TIMBUN

DUA WARGA KAMPAR TEWAS TERTIMBUN TANAH LONGSOR PADA SAAT BERGOTONG ROYONG MENGAMBIL TANAH TIMBUN

Dua warga Desa Koto Masjid Kecamatan XIII, Koto Kampar tewas tertimbun tanah longsor pada saat sedang bergotong royong mengambil tanah timbun untuk pembangunan mushola di sebuah lereng di Desa tersebut.

Kejadian longsor yang menimbun dua orang warga ini dikarenakan korban menggali tebing yang terjadi longsor. Kedua warga yang menjadi korban longsoran tanah tebing perbukitan ini adalah Ali Akmal, pria 39 tahun, dan Putra Indra pria, 28 tahun.

Keduanya merupakan warga Desa Koto Mesjid Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Polres Kampar turun ke Lapangan untuk melakukan evakuasi dan pengamanan.

Peristiwa naas ini berawal, pada hari Minggu 28 April 2019 siang. Pada saat itu kedua korban bersama beberapa warga Desa pergi ke Simpang Citra yang masih di wilayah Desa Koto Mesjid dengan menggunakan Truk Cold Diesel, untuk mengambil tanah timbun guna memperbaiki musala yang ada di Desa.

Sesampai di lokasi korban langsung mengambil tanah di lereng bukit dengan ketinggian sekitar 7 meter dengan cara mengorek tebing pada bagian bawah.

Pada saat sedang mengambil dan memuat tanah ke dalam truk tiba-tiba tebing tersebut runtuh. Tanpa sempat mengelak, kedua korban terimbun material longsoran.

Melihat kejadian tersebut, warga lainnya yang ada di sekitar lokasi berusaha menyelamatkan diri dan kemudain berteriak meminta pertolongan.

Kemudian warga Desa melakukan pencarian dengan mengangkat runtuhan tanah menggunakan cangkul dan skop. Sekitar pukul 15.30 WIB, kedua korban berhasil ditemukan dalam posisi tertelungkup dan sudah meninggal dunia.

Kedua korban langsung membawa ke rumah duka menggunakan ambulan Puskesmas. Kapolsek XIII Koto Kampar AKP Budi Rahmadi saat diwawancara, pada hari Senin (29/4/2019) mengatakan pihak keluarga masing-masing korban menolak untuk dilakukan visum dan juga autopsi karena yakin bahwa kematian korban murni karena kecelakaan atau musibah.

"Pada saat ini kedau korban telah dikebumikan oleh masing-masing keluarga," katanya. Budi Rahmadi mengimbau warga untuk tidak mengambil tanah pada tebing-tebing perbukitan karena sangat rentan untuk runtuh.

"Praktik pengambilan tanah timbun di daerah perbukitan sangat membahayakan," ujarnya.

Minggu, 28 April 2019

SEORANG PRIA TEWAS DI TERTEMBAK TEMANNYA SENDIRI YANG PADA SAAT ITU SEDANG BERBURU KANCIL

SEORANG PRIA TEWAS DI TERTEMBAK TEMANNYA SENDIRI YANG PADA SAAT ITU SEDANG BERBURU KANCIL

SEORANG PRIA TEWAS DI TERTEMBAK TEMANNYA SENDIRI YANG PADA SAAT ITU SEDANG BERBURU KANCIL

Warga Desa Pulau Aro Kecamatan Tabir Ulu Kabupaten Merangin mendadak hebod di buat oleh ulah oknum warga yang meninggal dunia di tangan temannya sendiri. Midi nama sapaan korban.

Dia diketahui oleh warga meninggal karena tertembak oleh Herman pada saat sedang berburu kancil di hutan beberapa malam yang lalu.

Kepala Desa Pulau Aro Anas Safri ketika dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Kata Anas, pada malam itu, keduanya pergi berburu bersama-sama di hutan tidak jauh dari Dusun tersebut.

"Yang tertembak itu orang Jawa yang beli kebun di Desa Pulau Aro, dan sudah jadi warga kita," kata Anas. Menyadari jika rekannya tertembak, Herman langsung melakukan pertolongan kepada Midi.

Pada waktu itu juga, Herman langsung memberitahukan kejadian itu kepada warga. Tidak lama kemudian, Herman menyerahkan diri kepada Polsek setempat.

"Kami jam satu malam ikut juga ke kantor Polsek, pelaku menyerahkan diri sekitar jam 12 malam "katanya lagi. Kapolsek Tabir Ulu belum bisa dihubungi, namun Kasat Reskrim Polres Merangin Iptu Khairunnas membenarkan jika ada warga Merangin yang tertembak oleh temannya sendiri jika pergi berburu.

"Kelalaian menyebabkan meninggal dunia. Kasusnya ditangani Polsek Tabir Ulu," kata Khairunnas. Meski mengetahui terkait kasus itu, namun dirinya enggan membeberkan data real, sebab direncanakan akan dilakukan pres rilis oleh Kapolres Merangin. "Tunggu release Kapolres bro," imbuhnya.

Sabtu, 27 April 2019

DUA PELAKU CURANMOR TEWAS DITEMBAK PETUGAS KEPOLISIAN

DUA PELAKU CURANMOR TEWAS DITEMBAK PETUGAS KEPOLISIAN

DUA PELAKU CURANMOR TEWAS DITEMBAK PETUGAS KEPOLISIAN

Lantaran berusaha melawan polisi dengan cara menembakkan senjata api rakitannya, SA (36), pelaku pencurian sepeda motor di Bekasi Merenang nyawa ditembak polisi.

Peristiwa tersebut setelah SA usai beraksi di Kampung Cibereum, RT 03, RW03, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, pada hari Kamis 25 April 2019.

Kasubag Humas Polres Metro Bekasi AKP Sunardi mengatakan, tersangka SA ditembak lantaran ketika hendak di tangkap, pelaku berusaha menyerang polisi dengan senjata api rakitan miliknya.

"Pelaku membawa senjata api rakitan saat beraksi, senjata api itu dia gunakan dan berusaha menembak anggota ketika akan ditangkap," kata Sunardi saat dikonfirmasi, pada hari Sabtu (27/4/2019).

Dia menjelaskan, peristiwa ini bermula ketika SA dan satu orang rekannya yang masih buron beraksi mencuri sepeda motor Kawasaki Ninja R 2385 GI milik korban bernama Yoga.

Sepeda motor korban ketika itu tengah terparkir di depan rumah kontrakan, bermodalkan kunci leter T, pelaku merusak kunci kontak sepeda motor dan berusaha membawa motor curiannya.

"Ketika hendak membawa kabur, pelaku dipergoki warga, saat itu juga ada dua anggota Brimob Brigadis I Made Eka Artawan dan Brigadir Sahrul Ramadhan ikut memergoki pelaku," ungkap Sunardi.

Pelaku terus berusaha melarikan diri meski dua orang personil kepolisian telah memberikan peringatan. Bukannya menyerah, pelaku justru mengeluarkan senjata api rakitan dari balik bajunya.

"Pelaku menembakkan senjata apinya ke arah dua anggota polisi sebanyak dua kali," ungkap Sunardi. Beruntung dua anggota Brimob ini berhasil menghidar, mereka kemudian mengambil tindakan tegas dengan cara melumpuhkan pelaku yang siap melarikan diri dengan motor curiannya.

"Pelaku dengan sepeda motor curiannya sudah siap melarikan diri, anggota lalu mengambil tindakan tegas dengan cara melumpuhkan tersangka dari aras sepeda motor," jelas dia.

Polisi selanjutnya, membawa pelaku yang sudah meninggal dunia ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta. Sedangkan satu orang rekannya berhasil melarikan diri dan hingga kini masih dalam pengejaran.

"Tubuh pelaku di bawa ke RS Polri Kramat Jati untuk keperluan penyidikan, untuk pelaku yang buron kita masih lakukan pengembangan dengan memeriksa saksi-saksi ditempat kejadian untuk mengetahui identitasnya," paparnya.

Polisi juga mengamankan barang bukti, berupa sepeda motor korban, dua pucuk senjata api rakitan jenis rovolver beserta delapan butir peluru berkaliber 9 milimeter, kunci leter T dan ponsel pelaku SA.




Kamis, 25 April 2019

AKSI BUNUH DIRI SEORANG WANITA DENGAN CARA MENCEBURKAN DIRI KE SUNGAI BERHASIL DIGAGALKAN WARGA SEKITAR

AKSI BUNUH DIRI SEORANG WANITA DENGAN CARA MENCEBURKAN DIRI KE SUNGAI BERHASIL DIGAGALKAN WARGA SEKITAR

AKSI BUNUH DIRI SEORANG WANITA DENGAN CARA MENCEBURKAN DIRI KE SUNGAI BERHASIL DIGAGALKAN WARGA SEKITAR

Sungai perempuan terekam kamera nyaris tenggelam di Sungai Niyama Desa Besuki, Kecamatan Besuki, Kabupaten Talungagung, pada hari Kamis 25 April 2019 siang.

Belakangan perempuan itu ketahui bernama Sunarsih (42) warga Desa Pelek, Kecamatan Campurdarat. Sunarshih mencoba bunuh diri dengan cara menceburkan diri ke sungai besar ini.

Aksinya diketahui oleh seorang warga bersama Rohmad Sasongko (34), warga Dusun Sidem, Desa Besole, Kecamatan Besuki.

Rohmad kemudian membawa tubuh Sunarsih ke tepi sungai dengan selamat. Dibantu oleh warga, tubuh Sunarsih kemudian dibawa menjauh dari tepi Sungai Niyama.

Sunarsih kemudian dilarikan ke Puskesmas untuk mendapatkan pertolongan medis. Kasubag Humas Polres Tulungagung, AKP Sumaji mengatakan Sunarsih coba bunuh diri dengan melompat ke dalam Sungaii.

"Dia memanjat pagar jembatan dan terjun ke sungai di bawahnya," terang Sumaji. Sungai Niyama adalah pertemuan dua sungai besar, yaitu Sungai Parit Raya dari Trenggalek dan Parit Agung dari Tulungagung.

Meskipun airnya terlihat tenang, namun kedalamnya sekitar 25 meter. Sungai ini masuk ke dalam terowongan Niyam untuk pembangkit listrik, dan bermuara di Teluk Popoh.

Kejadian ini sudah dilaporkan ke Polsek Besuki dan sudah direspon kepolisian. Dari pengakuan Sunarsih, ia gelap pikiran karena terlilit hutang yang cukup besar. "Dia kebingugan cara melunasi utangnya, sehingga mencari jalan pintas berusaha bunuh diri," tandas Sumaji.

Rabu, 24 April 2019

BAYI BERUSIA 40 HARI DI SERANG SEEKOR KERA LIAR DIRUMAHNYA

BAYI BERUSIA 40 HARI DI SERANG SEEKOR KERA LIAR DIRUMAHNYA

BAYI BERUSIA 40 HARI DI SERANG SEEKOR KERA LIAR DIRUMAHNYA

Bayi berusia 40 hari di Kelurahan Kedungasem, Wonoasih, Kota Probolinggo, Jawa Timur, Menjadi korban serangan kera liar.

Bayi bernama Muhammad Aldo Sanjaya, anak pasangan Arsono (41) dan Yuliatin (34), warga Malang yang bermukim di Kelurahan Kedungasem tersebut dicakar dan dilempar kera, pada hari Sabtu 20 April 2019 lalu.

Lurah Kedungasem Nurhadi menyebut, serangan kera tersebut merupakan kali ketiga yang telah menimpa warga.

"Aldo di kamar, ibunya sedang nyuci, bapakya mau berangkat kerja. Tiba-tiba anaknya itu nangis, setelah dilihat anaknya sudah dicakar oleh kera. itu sempat menggendong Aldo, tapi tubuhnya lalu dilempar ke lantai," kata Nurhadi, pada hari Rabu 24 April 2019.

Aldo lalu dibawa ke Puskesmas untuk dilakukan perawatan. "Ini kejadian ketiga kalinya. Kami bersama warga mencari kera tersebut sampai sekarang. Bahkan kami meminta bantuan Perbakin. Kemungkinan kera tersebut bekas peliharaan karena terdapat bekas tali," ujar dia.

Atas kejadian itu, banyak warga yang resah. Warga memilih menutup pintu dan jendela, dan melarang anak-anaknya main di luar rumah.

Siti Maimunah, warga setempat mengatakan, mereka khawatir kera kembali menyerang. Apalagi, kejadian serangan kera merupakan yang ketiga kalinya.

Fitri, warga lainnya, meminta pemerintah setempat lekas turun tangan. Sebab, kera yang masih berkeliaran bikin resah. Atas kondisi tersebut, Nurhadi meminta warga tetap tenang dan waspada. Anak-anak juga minta dijaga.

"Kami berupaya mengatasi. Warga saya harap segera melapor bila melihat kera itu," tukas dia.

Selasa, 23 April 2019

EMPAT PETUGAS CLEANING SERVICE KEJANG-KEJANG SETELAH MINUM KOPI

EMPAT PETUGAS CLEANING SERVICE KEJANG-KEJANG SETELAH MINUM KOPI


EMPAT PETUGAS CLEANING SERVICE KEJANG-KEJANG SETELAH MINUM KOPI


Empat petugas cleaning service mal yang berada di Kawasan Alam Sutera, Serpong, Tangerang Selatan, yang mengalami kejang-kejang ternyata mencampurkan kopi dengan obat hexymer.

Hexymer merupakan obat untuk penyakit parkinson yang tidak dijual dengan bebas dan memerlukan resep dokter untuk menggunakannya. Hal tersebut diketahui dari pengakuan korban. "Iya (dicampur). Mereka pulang kerja, sebelum pulang kerja mereka beli obat itu," ujar Kasat Reskrim Polres Tanggerang Selatan, AKP Ahmad Alexander Yurikho, pada saat dokonfirmasi, pada hari Selasa 23 April 2019.

Obat tersebut dibeli di lapak tukang obat di Jalan Graha Raya, dengan harga per pilnya Rp 13-14 ribu. Kemudian sambil menunggu kendaraan umu mereka nongkrong di pinggir jalan depan Gapura Kampung Marga Jaya, Tangerang Selatan.

Ketika menunggu kendaraan umum, mereka memberi kopi dari tukang kopi keliling. Lalu masing-masing mencampur tiga pil hexymer dengan kopi yang mereka beli.

"Lalu dipesanlah kopi dan mereka menenggak 3 pil per orang. Terjadilah hal demikian (kejang-kejang)," jelas Alexander.

Diberitakan pada sebelumnya, empat orang cleaning service di kawasan Alam Sutera, Serpong, Tanggerang Selatan kejang-kejang dipinggir Jalan depan Gapura Kampung Marga Jaya, Kecamatan Serpong Utara, Tanggerang Selatan, pada hari Sabtu 20 April 2019 lalu.

Akibat kejadian itu, keempatnya dilarikan ke Rumah Sakit Omni. Warga sempat dihebohkan dengan kejadain empat laki-laki yang kejang-kejang di kawasan Serpong Utara, Tanggerang Selatan.

Kejadiannya sekitar pukul 15.30 WIB, tepatnya di pinggir jalan raya sebelah Mal Living World. "Kejadiannya sekitar jam setengah 4 lagi jam istirahat pegawai, pada hari Sabtu 20 April 2019 kemarin. Warga manggil saya, saya lihat itu sudah pada kejang-kejang. Katanya pegawai cleaning service di mall," kata Bain (60), tukang parkir di sekitar mall Living World, pada hari Senin 22 April 2019.

Menurut Bain, pada saat itu tidak ada warga yang berani menolong lantaran khawatir keempatnya sedang diserang penyakit ayan. Akhirnya Bain menghubungi komandan satpam setempat untuk ditangani.

"Pas komandan satpam sama polisi datang baru dibawa ke rumah sakit, soalnya warga ngga ada yang berani menolong juga," jelasnya. Keempat pemuda yang tergeletak dengan mulut mengeluarkan cairan yang diduga akibat menenggak obat-obatan yang dicampur dengan kopi yang dibelinya.

"Korban sama gelas kopi yang berada di sampinya juga dibawa ke rumah sakit. Pasti ini mabok obat kata orang-orang mah," ujar Bain.

Senin, 22 April 2019

DUA WARGA DUEL MENGGUNAKAN SABIT GARA-GARA SELISIH PAHAM

DUA WARGA DUEL MENGGUNAKAN SABIT GARA-GARA SELISIH PAHAM

DUA WARGA DUEL MENGGUNAKAN SABIT GARA-GARA SELISIH PAHAM

Gara-gara selisih paham, dua warga Dusun Sawah, Desa Bicorong, Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasaan berduel di tengah sawah menggunakan celurit rumput, pada hari Senin 22 April 2019.

Berdasarkan keterangan Kapolsek Pakong Iptu Tarsun, peristiwa tersebut diduga karena selisih paham dan saling tuding masalah bibit padi. "Bibit padi yang sudah ditanam oleh Asmuni di sawahnya, diduga dicabut oleh Saedin," kata Iptu Tarsun, pada hari Senin 22 April 2019.

Lebih lanjut, Iptu Tarsun menjelaskan, Saedin dan Asmuni pada saat saling tuding sedang berada di sawah masing-masing yang bersebelahan. "Alikabt dari selisih paham tersebut, keduanya naik darah dan lalu berduel ditengah sawah memakai arit rumput," jelas Iptu Tarsun.

Uniknya, lanjut dia, meski keduanya mengalami luka yang cukup serius, mereka berhenti dengan sednrinya dan sempat pulang ke rumah masing-masing. Akibat dari duel tersebut, Saedin mengalami luka robek di beberapa bagian tubuh di antaranya dahi sepanjang 4 cm dan pelipis kiri sampai ke daun telinga sepanjang 15 cm.

"Untuk saat ini Saedin sedang dibawa ke rumah sakit RSUD Pamekasan," pungkasnya. Sampai berita ini diunggah, pihak polsek Pakong sedang mendalami kasus tersebut.

Minggu, 21 April 2019

SEORANG POLISI DITEMUKAN TEWAS DI DAPUR RUMAHNYA

SEORANG POLISI DITEMUKAN TEWAS DI DAPUR RUMAHNYA 

SEORANG POLISI DITEMUKAN TEWAS DI DAPUR RUMAHNYA

Seorang polisi ditemukan tewas oleh kakak kandungnya di dapur rumah kontrakan korban Jalan Pucang Adi II/58-60 Kelurahan Batursari, Kecematan Mranggen, Kabupaten Demak, pada hari Sabtu 20 April 2019. Korban diketahui bernama Fansiskus Heri Susanto (44) yang yang bekerja Primkopol Polda Jateng ditemukan dengan posisi tertelungkup di samping dapur rumah lantai 2 kontrakan milik Kashadi pensiunan PLN.

Kakak kandungnya Wiwik Sri Hartati (46) sehari-hari tinggal di rumah yang berjarak 3 blok dari rumah kontrakan korban.

Dia menuturkan adiknya memang sudah lama menderita sakit maag. Dua hari yang lalu sempat periksa ke dokter dan disarankan untuk melaksanakan operasi.

Berhubung tidak ada yang mengantar, Wiwik usai mengajar di Gubung Purwodadi bermaksud memberikan obat yang tertinggal di rumahnya.

"Saya kaget setelah masuk ke dalam rumah kontrakan, saya melihat adik saya sudah dalam keadaan meninggal dunia di dapur," ucapnya.

Kapolsek Mraggen AKP Windoyo bersama anggota piket polsek dan anggota Polres Demak yang menerima laporan langsung menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) dan melakukan pemeriksaan luar dibantu oleh Dokter dari Puskesmas Mraggen Luklu'ul Maknun.

"Dari hasil pemeriksaan awal dari Dokter Puskesmas Mranggen bahwa ditubuh korban tidak ada tanda-tanda kekerasan dan menurut pengakuan keluarganya korban selama ini menderita sakit maag dan hernia," ujar Kapolsek Mranggen, AKP Windoyo.

Senada dengan Kapolsek, Dokter puskesmas Mranggen, Luklu'ul Maknum juga menuturkan tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan dan meninggal karena sakit.

AKP Windoyo menuturkan terkait dengan kasus ini pihak keluarga korban menolak untuk dilakukan otopsi dan pada akhirnya aparat kepolisian membuat surat pernyataan penolakan otopsi dari pihak keluarga korban.

"Pihak keluarga menolak untuk dilakukan otopsi dan telah dibuatkan surat pernyataan. Namun kami tetap melakukan penyelidikan terkait penyebab pasti tewasnya korban yang juga telah berkoordinasi dengan Kasat Reskrim Polres Demak," sambung Windoyo.

Sabtu, 20 April 2019

SEORANG PENGEDAR NARKOBA JENIS SABU BERHASIL DI RINGKUS PIHAK KEPOLISIAN

SEORANG PENGEDAR NARKOBA JENIS SABU BERHASIL DI RINGKUS PIHAK KEPOLISIAN

SEORANG PENGEDAR NARKOBA JENIS SABU BERHASIL DI RINGKUS PIHAK KEPOLISIAN

Dedy Firmanto (26) warga Jalan Singonggolo, Desa Sedatang, Kapas, Kabupaten Bojonegor diringkus polisi. Tersangka diringkus saat hendak mengedarkan narkotika jenis sabu dan ekstasi.

Kasubbag Humas Polres Mojokerto AKP Zainal Arifin mengatakan, tersangka diringkus di Jalan Raya Dusun Balong Lombok, Desa Sumolawang, Puri, Kabupaten Mojokerto.

Kala itu, tersangka sedang menunggu pembeli. "Tersangka kami ringkus pada hari Kamis, 18 April 2019 sekitar pukul 16.30 WIB," katanya pada hari Sabtu 20 April 2019.

Pada saat diringkus, lanjut Zainal, pihaknya mendapatkan barang bukti satu paket sabu. Barang bukti sabu disembunyikan tersangka di dalam bungkus rokok.

"Untuk mengelabuhi petugas, tersangka menyimpan sabu di dalam bungkus rokok," lanjutnya.

Tidak berhenti sampai di situ saja, polisi melakukan pengembangan kasus ini. polisi mencoba menggeledah rumah kos milik tersangka yang berada di Jalan Brangkal Wetan Desa Kintelan, Puri, Kabupaten Mojokerto.

Pada saat digeledah, polisi mendapatkan sejumlah barang bukti narkotika yang disimpan tersangka di dalam sarung bantal. "Di dalam kos tersangka kami berhasil temukan 1 bungkus plastik berisi 3 paket besar narkotika jenis sabu dan 15 plastik klip yang berisi narkotika jenis ekstasi.

Masing-masing klip berisi 10 butir atau dengan jumlah total sebanyak 150. Selain itu kami juga menemukan barang bukti 6 tablat obat Aplrazolam," pungkasnya.

Tersangka pada saat ini telah mendekam di penjara Polsek Puri. Tersangka akan dijerat Pasal 112 dan 114 KUHP tentang Narkotika.

Kamis, 18 April 2019

MOEHARI TEWAS DI JALAN PADA SAAT PERJALAN MAU KE RUMAH ANAKNYA

MOEHARI TEWAS DI JALAN PADA SAAT PERJALAN MAU KE RUMAH ANAKNYA

MOEHARI TEWAS DI JALAN PADA SAAT PERJALAN MAU KE RUMAH ANAKNYA

Moehari (72), warga Dusun Pule, Desa Temboro, Kecamatan Keras, Kabupaten Magetan, Jatim, meninggal dunia di Dusun Surabayan, Desa Tengaran, Kecamatan Peterongan, Jombang, pada hari Kamis (18/2/2019). 

Pada saat meninggal, pensiun pegawai Perhutani ini baru saja turun dari bus Sumber Selamat di bawah 'over pass' Jalan Tol Jombang-Mojokerto (Jomo) yang berada di Dusun Surabayan, Desa Tengaran, Peterongan. 

Kapolsek Peterongan AKP Sugiyanto mengatakan, berdasarkan keterangan para saksi, sekitar 11.45 WIB korban yang sebelumnya dari Magetan naik bus Patas Sumber Selamat, dengan tujuan rumah anaknya di Malang.

"Dia bermaksud turun di Terminal Bus Kepuhsari Jombang, untuk kemudian disambung dengan bus jurusan Malang," kata Sugiyanto. 

Namun, sambung Sugiyanto, karena bus yang ditumpangi korban lewat jalan Tol Sumo, maka tidak berhenti atau masuk terminal Kepuhsari Jombang.

"Akhirnya korban diturunkan di jalan tol, tepatnya di bawah over pass Dusun Surabayan Desa Tengaran Kecamatan Peterongan," terang Sugiyanto.

Setelah turun, lanjut Sugiyanto, kemudian korban berjalan kaki ke arah perkempungan yang jaraknya sekitar 100 meter. Di situ dia meminta bantuan warga untuk mencarikan ojek dengan tujuan terminal Kepuhsari. 

Nah, pada saat akan naik kendaraan ojek itula, imbuh Sugiyanto, korban mengeluh kepalanya pusing, dan tidak lama kemudian menghembuskan napas trakhir. 

"Berdasarkan dari hasil pemeriksaan luar oleh unit identifikasi, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Jenazah korban langsung dibawa ke RSUD Jombang, untuk dilakukan visum et repertum," terang Sugiyanto. 

Rabu, 17 April 2019

POLISI BERHASIL MENGAMANKAN DUA TERSANGKA YANG MEMBAWA KABUR KOTAK SUARA

POLISI BERHASIL MENGAMANKAN DUA TERSANGKA YANG MEMBAWA KABUR KOTAK SUARA

POLISI BERHASIL MENGAMANKAN DUA TERSANGKA YANG MEMBAWA KABUR KOTAK SUARA

Proses pemungutan suara pemilu 2019 di Kabupaten Sampang, Madura, sempat diwarnai kericuhan. Di TPS 13 Desa Bapelle, Kecamatan Robetal, Kabupaten Sampang, bahkan ada upaya mencuri kotak suara berisi suarat suara.

Saat ini, dua pelaku telah ditangkap oleh petugas dari Polres Sampang. Pada saat melakukan pencurian, pelaku menggunakan mobil bernopol M 1697 HI untuk membawa kotak suara. Dengan sigap sejumlah petugas kepolisian Sampang beserta beberapa warga langsung mengejar si pelaku.

Sehingga pelaku yang saat itu membawa kotak suara ke daerah Utara dibekuk dan diamankan ke Polsek Robetal. Pada saat melakukan kunjungannya ke Sampang, Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Luki Hermawan membenarkan kejadian tersebut.

"Kami sudah berhasil mengamankannya dan pada saat di interogasi mereka mengaku atas perbuatannya," ujarnya, pada hari Rabu 17 April 2019. Dia menjelaskan, di dalam kendaraan yang digunakan pelaku, polisi juga berhasil mengamankan senjata tajam.

"Bukan hanya hasil curiannya saja yang ada di dalam mobil, melainkan mereka juga membawa sajam. Terkait isi dari kotak suara tersebut merupakan surat suara Calon Legislatif Kabupaten Sampang," imbuhnya.

Pemungutan suara di TPS 7 Dusun Tanpa Tengah, Kecamatan Bayuates, Kabupaten Sampang, Madura, juga diwarnai kericuhan, pada hari Rabu 17 April 2019.

Polisi pun telah menangkap 5 orang yang terlibat dalam kericuhan tersebut. "Alhamdulillah berkat bantuan warga kami berhasil tangkap 5 orang itu," terang Kapolda Jatim, pada hari Rabu 17 April 2019.

Lima orang itu, sempat kabur tapi untungnya berhasil ditangkap petugas tak berselang lama usai insiden bentrok itu pecah.

Informasinya, bentrokan terjadi karena masalah rebutan mandat untuk saksi dalam pileg kabupaten Sampang. Yang menjadi rebutan adalah mandataris saksi dari Caleg Partai Hanura Dapi IV bernama Farfar.

Kelompok yang melakukan perebutan adalah kelompok bernama Muara Cs. Kelompok Muara Cs melakukan perebutan paksa atas mandataris saksi partai caleg tersebut.

Lantaran tak terima dengan perlakuan semena-mena itu, kelompok pendukung Farfar akhirnya melakukan protes balik kepada kelompok Muara Cs. Dalam protes itu, kelompok pendukung Farfar dikomandoi oleh seorang Kepala Desa Ketapang Jaya bernama Widjan, sampat menemui kelompok Muara Cs.

Pertemuan itu benar-benar terjadi. Saat itu bentrok diantar a kedua kelompok tak dapat dihindari. Bentrokan itu tak main-main, kedua kelompok melengkapi diri dengan persenjataan yang mematikan.

Kelompok Widjan melengkapi diri dengan senjata tajam. Sementara itu, Kelompok Muara Cs tak mau cuma melengkapi diri dengan senjata tajam, melainkan juga membawa senjata api.

Bentrok akhirnya pecah, hingga menyebabkan Mansur, salah satu anggota kelompok Widjan terluka di tangan dan kakinya karena tertembus peluru dari senjata api yang ditembakkan oleh kelompok Muara Cs.

Atas insiden itu, lanjut Luki, personelnya telah mengamankan beberapa barang bukti sepucuk senjata api, lengkap beserta enam bulan peluru dan empat sisa proyrktilnya.

"Kami telah menyita sebuah senpi satu unit sebagai barang bukti," lanjutnya. Luki menegaskan, motif dari bentrokan tersebut murni sebagai perebutan massa dalam pr0sesi pileg 2019.

Mengingat begitu gentingnya suasana di kawasan tersebut. Terbilang sejak sore ini, Luki akan menambah personel pengamanan. "Kami akan mulai patroli sore ini, dengan tambahan 3 satuan setingkat kompi (SSK) Anggota Brimob dan 2 SSK TNI," tandasnya.

Selasa, 16 April 2019

IDKAR DITEMUKAN OLEH ADIKNYA TEWAS TERGANTUNG DI KAMARNYA

IDKAR DITEMUKAN OLEH ADIKNYA TEWAS TERGANTUNG DI KAMARNYA

IDKAR DITEMUKAN OLEH ADIKNYA TEWAS TERGANTUNG DI KAMARNYA

Seorang pemuda nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Namun sebelum mengakhiri hidupnya, pemuda yang diketahui bernama Idkar Maulana (18) itu, menulis pesan terakhirnya di balik surat hak pilih Pilpres dan pileg.

Peristiwa ini terjadi di rumah orangtuanya yang berada di Jalan Bumi Manti RT I LK II Kampung Baru, Labuhan Ratu, Bandar Lampung, pada hari Selasa 16 April 2019. Pesan tersebut ditulis menggunakan pensil hitam, yang mana bertuliskan. 'Pak dik Ikar sayang kalian' 'Ikar capek nyusahin Mamak. 'Ikar sayang Mamak'

'Semoga Septi jadi Sukses Amin' 'Gua cinta elo Ka! 15'. Menurut Suhena (29) korban sendiri ditemukan dengan kondisi leher terlilit kain jarik di kamar rumah sekitar pukul 11.00 WIB.

"Baru jam 11.30 WIB, itu tali dipotong," ungkapnya, pada hari Selasa sore. Sehana pun menuturkan jika korban sendiri sudah menika dan sempat tinggal bersama mertuanya.

"Anaknya masih kecil yang merangkak gitu, nah kayaknya ada masalah. Dia ke rumah orangtuanya di sini, sekitar dua mingguan," jelasnya.

Saat kejadian, lanjut Suhena, tidak ada orang sama sekali di rumahnya. Ibu dan ayah korban sedang keluar untuk bekerja. "Pada awalnya ada adeknya yang kecil masih kelas 3 SD, adiknya suruh beli rokok," ucapnya.

"Pas adiknya pulang kaget dan langsung teriak-teriak minta tolong, neneknya yang ada di samping rumah datang, dan panggil bantuan," imbuhnya. Pada saat ditemukan itu, Suhena mengaku juga ditemukan surat permohonan maaf.

"Iya pesan trakhir, permohonan maaf, dibalik surat pemilihan besok punya ibunya," timpalnya. Suhena pun menduga, korban nekat mengakhiri hidupnya lantaran permasalahan keluarga.

"Mungkin masalah rumah tangga, ya namanya umur 18 tahun istrinya juga masih kecil, paling masalah ekonomi," tandasnya.

Sementara itu, Remi (33) kerabat korban mengaku jika korban memang sedang ada konfilik dengan istrinya. "Katanya ada konflik sama istrinya. Memang dia tinggalnya di tempat mertuanya, tapi sudah beberapa minggu di sini," ucapnya.

Remi pun sempat membaca pesan terakhir korban yang ditulis dibalik hak pilih pilpres dan pileg milik ibunya. "Dia ninggalin surat, yang isinya pak mak maaf sama bapak sama mamak udah nyusahin mamak," ungkapnya sembari mengingat.

"Septi mudah-mudahan sukses. Nah Septi ini adeknya yang perempuan. Di bawahnya gua cinta elo Ka, maksudnya Ka itu Riska, itu istrinya. Terus 15 itu tanggal jadian mereka kalau gak salah," jelasnya. Remi pun menambahkan jika korban akan langsung dimakamkan sore ini juga.

"Sore ini dimakamkan langsung, masih nunggu visum di rumah sakit," tandasnya. Sementara itu Kapolsek Kedaton Kompol Abdul Mutholib belum bisa dikonfirmasi, saat dihubungi tidak ada jawaban.(hanif mustafa)

Senin, 15 April 2019

POLISI BERHASIL MENANGKAP SEORANG PENGEDAR NARKOBA

POLISI BERHASIL MENANGKAP  PENGEDAR NARKOBA 

POLISI BERHASIL MENANGKAP  PENGEDAR NARKOBA

Satu diantara tersangka peredaran narkoba yang berhasil diungkap polda Kalbar berisinial IK mengaku, dirinya dijanjikan akan diberikan upah sekitar Rp 22 juta untuk sekali membawa narkoba melalui jalur air.

Begitu juga dengan para rekannya juga mendapatkan angka yang sama. Namun, upah tersebut tidak diberikan sekaligus, hanya uang muka sebesar Rp 5 juta terlebih dahulu.

Sedangkan sisanya diberikan setelah barang sampai diantar ke tujuan. "Saya mendapat upah Rp 22.5 juta, kawan-kawan yang lain juga sama. Tapi hanya diberikan uang muka dulu sebesar Rp 5 juta, kalau barang sudah diantar sampai ke tujuan baru diberikan sisanya," ujar IK, saat press conferece di Mapolda Kalbar, pada hari Senin 15 April 2019.

Namun nahas, ia kini mesti berhadapan dengan hukum karena keterlibatannya dengan peredaran narkoba. Sejumlah hukuman berat pun bukan tak mungkin akan menjeratkan saat proses hukum berjalan nanti.

Pada saat ditanyai tentang perbuatannya, IK mengaku menyesal dengan paay yang telah ia perbuat. Ia pun mengaku tidak akan menerima apabila anakya terlibat dengan kasus narkoba.

Kapolda Kalbar Irjen Pol Didi Haryono menegaskan, pihaknya terus berkomitmen untuk Zero narkoba. Selain itu, ia juga berterima kasih kepada masyarakat dan para anggotanya yang telah berhasil mengungkap kasus jaringan narkoba antar negara ini.

"Perlu diantisipasi dengan hal-hal seperti ini, apalagi jelang pemilu, ada saja perusak situasi seperti mereka (tersangka) ini, kita berterimakasih kepada warga masyarakat yang telah memberikan informasi, dan juga kepada para anggota Timsus Narkoba yang telah bekerja keras mengungkap kasus ini," tukasnya.



Minggu, 14 April 2019

SEEKOR BERUANG DI PENJARA SEUMUR HIDUP KARNA SUDAH MENYERANG MANUASIA

SEEKOR BERUANG DI PENJARA SEUMUR HIDUP KARNA SUDAH MENYERANG MANUASIA

SEEKOR BERUANG DI PENJARA SEUMUR HIDUP KARNA SUDAH MENYERANG MANUASIA

Seekor beruang harus jalani hukuman penjara seumur hidup. Tidak sendirian, beruang tersebut ditemani ratusan tahanan manusia penjahat.

Ketika seseorang melakukan tindak kejahatan, tentu akan dihukum dengan seadil-adilnya, salah satunya menghadapi hukuman tahanan di penjara.

Namun, bagaimana jadinya jika itu terjadi pada seekor hewan. Tampaknya, hukumannya serupa juga mungkin akan diberikan. Hal itu menimpa seekor beruang bernama Ekatarina asal Kazakhstan ini.

Pada hari Kamis 11 April 2019, seekor beruang bernama Ekaterina, menjadi satu-satunya tahanan wanita di penjara pria. Dia menjalani hukuman penjara seumur hidup, bersama dengan 730 narapidana berbahaya di dalamnya.

Ekaterina atau Katya, dikirim dari Kazakhstan, karena dua serangan terpisah terhadap orang-orang di tempat perkemahan. Akibatnya, dia ditangkap dan dikirim ke penjara Konstanay yang menampung para penjahat berbahaya, termasuk pembunuh yang dihukum tidak lebih dari 25 tahun.

Namun, Ekaterina yang dikirim ke penjara sejak 2004, adalah satu-satunya hewan yang menjalani hukuman seumur hidup. Dia juga merupakan tahanan 'istimewa' yang memiliki kolam renang pribadi di dalam selnya.

Saat dikirim ke konstanay, dia masih berusia 7 tahun dan waktu itu tidak ada kebun binatang yang bisa menampungnya. Akibatnya, dia dibawa ke penjara manusia, dan  menjalani hukuman seumur hidup di sana.

Meski hewan buas, Ekaterina telah mengalami perubahan sikap selama berada di dalam penjara. Kepala penjara, Aslan Medybayev mengatakan, "Dia ramah, tidak agresif sama sekali. Tahanan lain juga sering mengunjunginya dan bermain dengannya. "Dia juga bagun sebulan lalu setelah mengalami hibernasi," tambahnya.

Tahabab bernama Igor Tarakanov, (43) juga mengatakan, "Dia tenang, tidak agresif, dan sering menerima makanan dari tahanan seperti, biskuit dan apel.

Beruang yang kini berusia 22 tahun ini, telah dirawat dan menjadi ikon di penjara tersebut. Untuk menghormatinya sebuah patung  beruang telah dibuat untuknya. Medybaynev mengatakan, Ekaterina menjadi kurang mengancam akibat masa waktunya selama berada di dalam penjara.

Pada awalnya, Ekaterina dikurung di perkemahan Belaya Yurta, setelah dia ditinggalkan oleh pelatih sirkusnya. Dulunya, dia pernah dianiaya seorang anak laki-laki, hingga melakukan penyerangan pada orang mabuk yang pengajaknya berjabat tangan.

Sabtu, 13 April 2019

LISMINI MENINGGAL SETELAH DI BAKAR HIDUP-HIDUP OLEH MENANTUNYA SENDIRI

LISMINI MENINGGAL SETELAH DI BAKAR HIDUP-HIDUP OLEH MENANTUNYA SENDIRI

LISMINI MENINGGAL SETELAH DI BAKAR HIDUP-HIDUP OLEH MENANTUNYA SENDIRI

Lismini (57) akhirnya meninggal dunia, pada hari Sabtu 13 April 2019 usai dibakar hidup-hidup oleh menantunya sendiri, Nurul Mutholib (30).

Peristiwa tragis ini terjadi di Dusun Ngebrong, Desa Tawang Sari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, pada hari Jumat 12 April 2019. Suparman (60) suami korban menceritakan, pada saat dirinya sedang sholat Jumat, ia kaget melihat keramaian di rumahnya.

"Rumah sudah ramai dan diberi tahu tetangga bahwa istri saya dibakar," ujar Suparman. Suparman menduga menantunya itu iri hati ketika dirinya membeli kasur baru.

Dikatakan Suparman, sudah sejak dua bulan ini Muhtolib dan istrinya kerap berselisih. "Kemungkinan menantu saya iri pada saat kami membeli kasur baru," terangnya.

Informasi lain menjelaskan, peristiwa itu terjadi ketika Mutholib pulang kerja dari kebun. Mutholib kemudian cekcok dengan Lismini. Dari cekcok itu, Mutholib nekat membekar Lismini.

Pada sebelumnya, Mitholib membeli bensin yang kemudian disiramkan ke tubuh korban. Lismini berlari keluar rumah dalam keadaan terbakar dan meminta tolong kepada warga. Tetangga yang mengetahui langsung berusaha menolong memadamkan api dengan handuk basah.

Setelah api yang dapat dipadamkan, korban langsung dibawa warga ke Puskesmas Pujon. Namun karena tidak mumpuni di rujuk ke RS Hasta Brata dan kemudian malam harinya dibawa ke RSSA Malang. Korban akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul  05.30 WIB Sabtu 13 April 2019 pagi tadi.

Kasatreskrim Polsek Batu AKP Anton Widodo menjelaskan, kepolisian kini telah mengamankan pelaku. Pada saat dikonfirmasi, Anton mengatakan kalau peristiwa itu benar terhadi. "Iya ada peristiwa itu," katanya. Polisi saat ini tengah melakukan pemeriksaan pelaku.

Kamis, 11 April 2019

TERJADI LEDAKAN DI RUMAH RUKO BERLANTAI 3 DIDUGA ADA KORBAN JIWA

TERJADI LEDAKAN DI RUMAH RUKO BERLANTAI 3 DIDUGA ADA KORBAN JIWA

TERJADI LEDAKAN DI RUMAH RUKO BERLANTAI 3 DIDUGA ADA KORBAN JIWA

Ledakan terjadi di salah satu rumah toko berlantai tiga di Jalan Kruing, Kelurahan Sekip, Kecamatan Medan Petisah, Medan, pada hari Kamis 11 April 2019 malam. Akibatnya, tiga ruko lai luluh-lantak.

Dua orang menderita luka bakar, tiga orang mengalami luka-luka, dan dua lainnya yaitu anak-anak meninggal dunia. Korban yang selamat saat ini di rawat di Rumah Sakit Royal Prima dan Advent.

Informasi yang didapat, dua korban mengalami luka bakar adalah pasangan suami istri, Rahma Efendi (43) dan Nurmala Dewi Istri (37).

Pemilik usaha Sate Kerang Rahmat ini mengalami luka bakar hampir di seluruh tubuhnya. Sedangkan korban yang luka-luka adalah Tria (24), Forinawati, Fransiska Natalia, dan Natalia. Sementara korban meninggal dunia masing-masing bernama Jafier (10) dan Erren (2).

Karyawan Sate Kerang Rahmat, Irma (19) mengatakan, setelah mendengar suara ledakan, dia melihat Rahmat dan istrinya turun dari tangga dalam keadaan terluka bakar.

"Pada sebelum kejadian, paginya sudah ada kerusakan pada gas tanam," kata Irma. Kapolrestabes Medan Kombes Dadang Hartanto mengatakan, tim gabungan terdiri dari Labfor Polri Cabang Medan, Brimob, Basarnas, dan pemadaman kebakaran sudah menyisir lokasi untuk mencari apakah masih ada korban lain.

Dari hasil pengecek menggunakan detekor milik perusahaan Gas Negara (PGN), diketahui sekitar lokasi masih ada gas.

"Penyebab utamanya, kita tunggu hasil tim labfor. Tapi dari detektor menunjukkan di sini masih ada gas. Kami mengimbau masyarakat tidak mendekati TKP, masih ada gas yang berbahaya, kalau dipicu panas akan terjadi kebakaran," kata Dadang, Kamis malam di lokasi kejadian.

Pihaknya sudah melakukan sterilisasi radius 10 meter di depan ruko yang hancur. Ruko itu juga sudah dikosongkan. Tim gabungan melakukan penyisiran dari luar dan belakang gedung. Sebab, kalau dari depan, tiang-tiang penopang bangunan sudah rapuh.

Ditanya asal sumber api, Dadang belum bisa memastikannya. "Belum bisa diketahui karena petugas belum bisa masuk ke dalam, kasih masih menunggu," ucapnya.

Rabu, 10 April 2019

SEORANG SISWA KELAS 3 SD TEWAS TENGGELAM DI KOLAM RENANG SAAT MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER

SEORANG SISWA KELAS 3 SD TEWAS TENGGELAM DI KOLAM RENANG SAAT MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER

SEORANG SISWA KELAS 3 SD TEWAS TENGGELAM DI KOLAM RENANG SAAT MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER

Seorang siswa SDN Bandungan 2 Madiun tewas saat sedang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler renang, pada hari Rabu 10 April 2019 sekitar pukul 09.00 WIB, di kolam Renang Tirta Ulandari, Desa Kaligunting, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, alias kasus siswa tewas pada saat kegiatan ekskul.

Korban bernama Dwi Pradana Putra merupakan siswa III SDN Bandungan 2 Madiun, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun. Kapolsek Mejayan AKP Pujiono, membenarkan terjadinya peristiwa siswa tewas pada saat sedang melaksanakan kegiatan ekskul, ketika dikonfirmasi, pada hari Rabu 10 April 2019 sore.

"Benar, kejadiannya tadi pagi waktu kegiatan ekskul," katanya. Menurut AKP Pujiono, pagi itu sekitar pukul 07.30 WIB, sebanyak 43 siswa SDN Bandungan 2, dengan di dampingi dua guru tiba di Kolam Renang Tirta Ulandari.

Selanjutnya seluruh siswa dan guru melakukan pemanasan lari keliling kolam sebanyak dua kali putaran. Setelah selesai melakukan pemanasan, siswa perempuan mengikuti kegiatan latihan renang. Sementara, siswa laki-laki, termasuk korban menunggu giliran, di pinggir kolam.

"Dia (Korban) belum dapat giliran, yang renang kan anak perempuan dulu. Dia masih bermain bersama teman-temannya," kata Pujiono. Korban bersama beberapa siswa lainnya memilih bermain di saluran buangan air yang berada di pinggir kolam, sedalam kurang lebih 20 centimeter. Tiba-tiba, ia diketahui dalam posisi tengkural oleh temannya, dan dalam kondisi lemas.

Korban yang tampak lemas kemudian dibawa oleh guru ke Polindes untuk mendapat pertolongan pertama. Namun, pada saat itu bidan di Polindes tidak berani, dan menyarankan agar korban segera dibawa ke RSUD Panti Waluyo, namun nyawanya tidak tertolong.

"Setelah itu dibawa ke Polindes, di situ kan ada bidan Desa. Tetapi bidang tidak berani, pada akhirnya dibawa ke rumah sakit, ketika diperiksa sudah dinyatakan meninggal dunia," beber AKP Pujiono.

Kata AKP Pujiono, dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pemeriksaan Tim Medis RSUD Panti Waluyo Caruban, tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan atau kekerasan.

Korban diperkirakan meninggal dunia karena sakit. "Infonya ada penyumbatan pernafasan. Jadi mungkin akibat terlalu banyak minum air," imbuhnya.

Meski kehilangan putra tercintanya, pihak keluarga korban menerima peristiwa tersebut sebagai musibah, dan tidak menuntut siapapun terkait peristiwa itu.

Selasa, 09 April 2019

SEORANG PRIA MENGAKU NEKAT MENJAMBRET UNTUK BIAYA PROBATAN ANAKNYA

SEORANG PRIA MENGAKU NEKAT MENJAMBRET UNTUK BIAYA PROBATAN ANAKNYA

SEORANG PRIA MENGAKU NEKAT MENJAMBRET UNTUK BIAYA PROBATAN ANAKNYA

Faizal Umum (27 tahun), warga Jalan Fiqih Usman Lorong Jaya Laksana Kelurahan 3-4 Ulu nekat menjambret, pada hari Selasa 9 April 2019 pada pukul 07.30 WIB.

Faizal mengatakan nekat melakukan hal tersebut lantaran anaknya sedang demam, sementara dirinya tidak meliki uang untuk membawa anaknya ke dokter untuk berobat.

Korban jambret itu Olga Riezelda (22 tahun). Ia di jambret pada saat sedang melintas di Jalan pangeran Ratu, Kelurahan 8 Ulu Kecamatan Seberang Ulu I.

Akibat perbuatannya tersebut, Faizal dihakimi massa dan beruntung diselamatkan petugas Polsek Seberang Ulu I. "Saya pusing anak saya demam, pinjam uang sama mertua untuk berobat kurang, narik becak cukup untuk makan saja, terpaksa saya jambret tas korban. Berharap ada uang dan handphone," Jelasnya.

Dikatakannya saat itu, ia baru saja pulang dari rumah mertuanya yang berlokasi di Kawasan Jakabaring untuk meminjam uang.

"Saya baru saja dari rumah mertua di Jakabaring untuk pinjam uang Rp 50 ribu. Pada saat perjalanan pulang ke rumah melihat korban berboncengan," katanya.

Meski pada awalnya tidak ada niat untuk melakukan aksi kriminal, namun lantaran ingin melihat anaknya sembuh. Firman terpaksa nekat melakukan hal tersebut.

"Jadi saya pepet sepeda motornya pas lah dan tarik tas dia. Pada saat posisi tasnya ada di depan, sedang dipangku," katanya.

Faizal menceritakan, pada saat itu dan korban sempat saling tarik sebelum akhirnya dia di kepung oleh warga. "Kami sempat tarik-tarik tas dan tas berhasil berpindah ke tangan saya. Sayangnya, dia langsung mengejar dan meneriaki saya hingga warga mengepung dan sayang langsung di amankan," ungkapnya.

Sementara Kapolsek Seberang Ulu I Palembang, AKP Mayestika melalui Kanit Reskrim, Iptu Yundri membenarkan adanya serahan tersangka.

Selain mengamankan pelaku, petugas juga mengamankan barang bukti berupa tas korban warna hitam dan satu sepeda motor merek Suzuki Smash nopol BE 4335 WF milik tersangka yang digunakan saat beraksi.

"Benar pelaku saat ini sudah kita amankan, untuk sekarang masih dalam pemeriksaan penyidik. Kami juga masih mencari informasi apakah pelaku ini merupakan spesialis atau bukan," jelas Iptu Yundri.

Senin, 08 April 2019

SANTRIK MENEMUKAN SEORANG PETUGAS KEBERSIHAN MENGAMBANG DI SEPTIC TENK

SANTRIK MENEMUKAN SEORANG PETUGAS KEBERSIHAN MENGAMBANG DI SEPTIC TENK

SANTRIK MENEMUKAN SEORANG PETUGAS KEBERSIHAN MENGAMBANG DI SEPTIC TENK

Santri Pondok Pesantren Mumtaz Ibadurahman, Cipondoh Kota Tanggerang dibuat geger dengan penemuan mayat. Mayat pria yang ditemukan mengambang di Septic tank sekitar Ponpes tersebut.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Kapolsek Cipondoh, Kompol Sutrisno. Ia menjelaskan jasad pria ini diketahui bernama Denko Mulyono (38) warga Kampung Kenceh, Curug, Lebak.

"Korban ditemukan para saksi pada hari Minggu kemarin malam," ujar Sutrisno, pada hari Senin 8 April 2019. Menurutnya jasad tersebut pertama kali ditemukan santri saat sedang membersihkan sampah yang mampet karena tersumbat di septic tank.

"Ketika ditemukan kondisi mayatnya sudah rusak," ucapnya. Atas dari kejadian tersebut, saksi melaporkan ke pengurus pondok pesantren yang kemudian diteruskan ke Polsek Cipondoh.

Petugas kepolisian lekas datang dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi ditemukannya mayat itu. "Dari hasil olah TKP, diperkirakan korban meninggal dunia sudah 17 hari yang mengambang di Septic tank," kata Sutrisno.

Polisi sudah mengirim jasad korban ke RSUD Tanggerang untuk mengetahui penyebab kematiannya. Sutrisno menduga penyebab korban meninggal dunia karena terjatuh akibat terpeleset.

"Masih kami lakukan pemeriksaan dan mendalami kasus ini," paparnya. Sebelum hilang dan ditemukan dalam keadaan sudah tidak bernyawa, DM (38) petugas kebersihan pondok pesantren Mumtaz Ibadurahman, pamit pulang membawa gaji bulan Maretnya untuk diberikan kepada orang tuanya.

DM ditemukan oleh santri pesantren pimpinan almarhum Kiai Ahmad Hasan Ihsan atau Kiai Cepot dalam keadaan meninggal dan jasadnya tak berbentuk di dalam septic tank asrama perempuan, pada hari Minggu petang 7 April 2019 kemarin.

"Dia waktu itu pamit pulang. Ingin pulangnya itu nganter duit gajiannya," ujar Ahmad Hermanto, pengurus pondok pesantren yang berlokasi di Jalan KH Hasyim Asyari, Kenanga, Cipodoh, Kota Tangerang, pada hari Senin petang 8 April 2019.

Ahmed panggilan karibnya, mengatakan, DM sudah bekerja sebagai petugas kebersihan sejak sekitar tujuh tahun lalu.

Pesantren yang mewajibkan penggunaan bahasa Inggris dan Arab itu sudah menjadi seperti rumah bagi DM, karena abangnya dan ibunya juga pernah bekerja di situ.

"Abangnya pernah kerja disini. ibunya juga pernah masak di sini juga," jelasnya. Pihak pengurus pesantren baru mengetahui DM menghilang dari laporan keluarganya.

Sekira tanggal 25 Maret 2019, orang tua DM melapor ke polisi atas kehilangan DM. Ahmed mengatakan, pengurus pesantren tidak tahu apa-apa karena ia tahunya DM pamit pulang.

Hilangnya DM menemukan titik terang dalam keadaan duka. Jasad pria yang dikenal ulet dalam bekerja itu ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa mengambang  di septic tank.

Namun Ahmed menyampaikan dugaannya, kalau DM mengalami kecelakaan kerja. "Ya enggak tahu kepleset atau gimana. Tapi dari hasil visum tidak ada terdapat adanya tindakan penganiayaan atau apa. Murni kecelakaan kerja," jelasnya.

Ahmed yang mengenal DM karena pria yang baru menikah itu tinggal di pesantren sudah tujuh tahun, menyampaikan duka cita yang mendalam. "Ya kita dari pesantren sangat berduka. Semoga amal ibadanya diterima lah, beliau orang yang baik enggak neko-neko," ujarnya.

Setelah divisum, jenazah sudah di makamkan oleh pihak keluarganya di bilangan Tenjo, Kabupaten Tanggerang, dekat kediaman orang tuanya, siang ini. Meninggalnya DM (38), petugas kebersihan pondok pesantren Mumtaz Ibadurahman, Kenanga, Cipondoh, Kota Tangerang, meninggalkan duka yang mendalam.

Tak hanya kondisi yang mengenaskan, melainkan sosok DM yang dermawan membuat kesedihan yang mendalam di kalangan orang-orang yang mengenalnya. Ahmad Hermanto, Pengurus pondok pesantren tersebut, mengatakan, DM baru saja menikah alias pengantin baru.

"Penganten baru, belum ada setahun, belum ada sebulan malah," ujar Ahmed panggilan karib adik Kiai Cepot itu saat ditemui di pesantren.

Minggu, 07 April 2019

POLISI MENDUGA PELAKU MUTILASI ADALAH TEMAN DEKAT KORBAN

POLISI MENDUGA PELAKU MUTILASI ADALAH TEMAN DEKAT KORBAN

POLISI MENDUGA PELAKU MUTILASI ADALAH TEMAN DEKAT KORBAN

Ke polisian daerah Jawa Timur menyebut dua pelaku kasus pembunuhan guru honorer, Budi Hartanto (28) diduga merupakan teman dekat korban. Tubuh korban dimutilasi dan mayatnya ditaruh dalam koper di Desa Karanggondang, Blitar.

"Yang jelas dalam lingkungan sekitar mereka. Mereka saling kenal," ujar Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Frans Barung Mangera di Mapolda Jatim, Jalan Ahmad Yani Surabaya, pada hari Minggu 7 April 2019.

Polisi menyatakan telah mengantongi identitas dua terduga pelaku, namun pihaknya kesulitan menangkap karena keduanya masih terus bergerak.

"Kami sudah mengejar dua orang karena berita kan akhirnya berpindah dari satu titik ke titik yang lain. Tadi pagi ini penyidik di lapangan menyampaikan ada perpindahan," kata perwira menengah tersebut.

Ia juga meminta awak media bersabar agar anggota di lapangan segera bisa menangkap mereka.

"Ada hal yang belum bisa kami sampaikan ke media. Yang kami cari manusia, bukan benda statis dengan dinamis mobilitas tinggi. Ada hal yang tidak kami publikasikan dulu," ucapnya.

Sampai saat ini polisi telah memeriksa 16 saksi yang berasal dari dua wilayah yaitu Kediri, kota asal Budi, dan Kota Blitar yang merupakan mayat Budi ditemukan. Hingga kini, potongan kepala korban juga belum ditemukan dan pencarian petugas lebih difokuskan di wilayah Kediri.

Sebelumnya warga Blitar digegerkan dengan penemuan mayat dalam koper di antara semak-semak dekat sungai, tepatnya di bawah jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Blitar, Rabu 3 April 2019.

Saat ditemukan, di dalam koper terdapat sesosok mayat yang tidak memakai kain sehelai pun, bahkan ditemukan tanpa kepala.

Sabtu, 06 April 2019

TIGA BOCAH TEWAS TENGGELAM DI SUNGAI TANRU TEDONG

TIGA BOCAH TEWAS TENGGELAM DI SUNGAI TANRU TEDONG

TIGA BOCAH TEWAS TENGGELAM DI SUNGAI TANRU TEDONG

Tiga bocah tenggelam di Sungai Tanru Tedong, Kampung Monri Toko, Desa Salo Bukkang, Kecamatan Dua Pitue, Kabupaten Sidrap, pada hari Sabtu 6 April 2019 sore sekitar pukul 15.30 WITA.

Mereka adalah Annisa Binti Abdu Rahman 9 tahun, Mutiara Binti Adi 10 tahun dan Nisa Sulaeman 10 tahun. Sementara korban yang selamat bernama Selvi Binti Hatta 10 tahun.

Diketahui, pada awal mulanya korban bersama tujuh rekannya pulang dari sekolah dan lalu singgah bermain. Empat di antaranya turun mandi-mandi di sungai.

"Korban turun ke sungai untuk mandi-mandi, sehingga korban tenggelam dan pada saat itu korban tenggelam 3 temannya berlari menyampaikan kepada warga sekitar," demikian keterangan yang tertulis Kapolsek Dua Pitue, Iptu Ramli diterima, pada hari Sabtu 6 April 2019.

Warga sekitar yang melihat kejadian tersebut langsung menolong anak-anak itu. Satu orang berhasil diselamatkan.

Namun, nyawa ketiga anak lainnya tidak tertolong. "Bahwa Sungai Tanru Tedong tempat ke 4 korban tenggelam mempunyai kedalaman sekitar 3 meter," kata Iptu Ramli.

Peristiwa orang tenggelam di sungai Tanru Tedong bukan kali pertama, tetapi sudah yang ketiga kalinya. Ketiga korban lalu di bawa ke rumah duka untuk di mandikan lalu di lakukan penguburan.


Kamis, 04 April 2019

Amien Rais Bersaksi Dalam Persidangan tipuan Ratna Sarumpaet

Amien Rais Bersaksi Dalam Persidangan tipuan Ratna Sarumpaet

Amien Rais Bersaksi Dalam Persidangan tipuan Ratna Sarumpaet

Ketua tim Kampanye Presidensial Bapak Prabowo Subianto, Bapak Amien Rais menghadiri sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, pada ahri Kamis, 4 April 2019. Amien Rais datang untuk mengambil saksi dan bersaksi dalam persidangan tipuan Ibu Ratna Sarumpaet.

Saya akan bersaksi sebagai saksi dalam dengar pendapat Ratna Sarumpaet, Amien Rais selaku ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN), mengatakan hari ini di pengadilan ketika tiba di pagi hari.

Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang merupakan salah satu tokoh utama dalam gerakan reformasi, enggan berkomentar tentang penampilannya di pengadilan. Pak Amien, yang akan berusia 75 tahun segera, mengatakan kepada awak media bahwa ia akan memberikan pernyataan nanti.

Jaksa Penuntut Umum Darue Trisadono mengatakan mereka memanggil saksi untuk memberikan kesaksian dalam sidang hari ini. Selain Bapak Amien Rais, saksi lain yang akan muncul di pengadilan adalah Andika, Yudi Adrian, dan Eman Suherman, yang dikatakan telah melakukan demonstrasi menuntut keadilan bagi Ibu Ratna Sarumpaet atas klaim serangannya, yang kemudian ternyata bohong.

Ratna Sarumpaet sedang diisi dengan dua akun. Dia dituduh melanggar Pasal 14 UU No.1 / 1946 karena menyebarkan kebohongan, dan sengaja menyebabkan keresahan publik. Dia juga didakwa melanggar Undang-Undang No. 19 tahun 2016, a.k.a, Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) karena menyebarkan informasi palsu dengan tujuan menghasut kebencian diskriminatif dan permusuhan antara individu / kelompok.

Rabu, 03 April 2019

SEORANG PRIA TEWAS DIKEROYOK SETELAH USAI MENYENGGOL BAGIAN SENSITIF SEORANG WANITA

SEORANG PRIA TEWAS DIKEROYOK SETELAH USAI MENYENGGOL BAGIAN SENSITIF SEORANG WANITA



SEORANG PRIA TEWAS DIKEROYOK SETELAH USAI MENYENGGOL BAGIAN SENSITIF SEORANG WANITA


Nyawa M Sumardi (26) warga Jalan Karya, Kecamatan Medan Barat melayang usai menyengol bagian sensitif seorang wanita. Menurut informasi yang didapat pada hari Rabu 3 April 2019 menyebutkan, Sumardi menyenggol payudara seorang wanita sebut saja bernama Mawar.

Lantas Mawar tidak terima dengan perlakuan tidak senonoh yang diduga dilakukan Sumardi kepada dirinya lalu ia melaporkan kejadian tersebut kepada abangnya yang disebut berinisial Lo.

Lo yang mendapatkan kabar tersebut dari adiknya, spontan geram dan langsung mencari keberadaan Sumardi. Begitu melihat Sumardi, Lo dan kawan-kawannya langsung menghajarnya hingga mengalami kritis.

Lo melakukan penganiayaan dengan benda tumpul. Sumardi sempat kabur ke Gang Karsa yang tidak jauh dari Jalan Karya. Setelah puas menganiaya korban, pelaku dan temannya lalu meninggalkannya. Alhasil, Sumardi mengalami luka yang cukup serius.

Korban pun lalu dibawa ke Rumah Sakit Imelda untuk perawatan medis namun tim medis menyatakan korban meninggal dunia. Untuk kepentingan autopsi, jasad korban dibawa ke RS Bhayangkara.

Kapolsek Medan Barat Kompol Choki Sembiring Meliala yang dikonfirmasi, membenarkan terjadinya penganiayaan berat di Jalan Karya tersebut. "Iya betul. Untuk beberapa pelaku yang sudah kita amankan namun untuk otak pelaku utama belum berhasil di dapatkan. Masih kita kembangkan karena beberapa pelakunya baru saja kita amankan. Untuk motif belum diketahui," pungkasnya Choki.

Selasa, 02 April 2019

BOCAH 8 TAHUN TEWAS TENGGAL DI SUNGAI IJOGADING

BOCAH 8 TAHUN TEWAS TENGGAL DI SUNGAI IJOGADING

BOCAH 8 TAHUN TEWAS TENGGAL DI SUNGAI IJOGADING

Seorang bocah perempuan meninggal dunia karena tenggelam di sungai Ijogading, Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, Jembarana, Bali, pada hari Senin 1 April 2019 sekitar pukul 17.00 WITA. Bocah perempuan itu ialah NI Putu Citra Lestari (8), seorang bocah kelas 2 SD di SD lil BB Agung.

Korban diketahui meninggal dunia setelah bermain di pinggiran sungai. Sungai Ijogading itu cukup dangkal dan airnya keruh. Dangkalnya sungai juga dibenarkan oleh beberapa kerabat dekat dari korban. Paling tidak, kedalamannya hanya sekitar 50 centimeter.

Korban sendiri, tenggelam tepat di belakang rumahnya yang ditinggali dengan kakeknya, I Wayan Sekar (65), yang tinggal di Lingkungan Kebon Keluragan BB Agung Kecamatan Negara, Jembrana. Dari rumah korban, sungai berjarak hanya sekitar 50 meter saja.

Dan harus menuruni anak tangga, dengan rerimbunan pohon bambu. Di sekitaran sungai, ada bebatuan dan arus sungai yang tidak terlalu deras.

Salah seorang saudara korban, Nyoman Sunarta menuturkan, korban hanyut hingga 20 meteran dari tempat pertama kali ia turun mandi di sungai.

Air yang terbilang dangkal. Tapi kemungkinan punggungnya terkena benturan batu. "Kemukinan punggungnya kena benturan batu waktu terjun ke air dari bebatuan itu (menunjuk ke satu batu tempat korban duduk sebelum terjun ke dalam air)," ucapnya.

Sunarta menuturkan, bahwa ketika kejadian kakeknya sedang memberikan makan babi. Sedangkan korban, turuun untuk mandi di sungai.

Senin, 01 April 2019

POLDA JATIM BERHASIL MENGAMANKAN SEORANG PRIA YANG DIDUGA KURIR SABU

POLDA JATIM BERHASIL MENGAMANKAN SEORANG PRIA YANG DIDUGA KURIR SABU

POLDA JATIM BERHASIL MENGAMANKAN SEORANG PRIA YANG DIDUGA KURIR SABU

Anggota Subdit I Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Jatim menangkap seorang pengedar narkoba kelas kakap bernama Heru Setyo Dwiyanto (39), warga Jl Mangundiprojo, Kelurahan Sawahan, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo.

Pihak Kepolisian Polda Jatim melakukan penggeledahan kepada tersangka sehingga berhasil menemukan barang bukti sebanyak 24 poket sabu-sabu dan ratusan butir pil ekstasi.

Dirresnarkoba Polda Jatim, Kombes Pol Sentosa Ginting Manik mengatakan tersangka berhasil ditangkap pada saat akan transaksi narkoba di pinggir Jalan Raya Buduran tepatnya di depan Kantor Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo.

"Tersangka merupakan penjual dan (pengedar) narkotika berupa sabu-sabu dan tablet ekstasi yang sering melakukan transaksi narkoba di wilayah Jawa Timur," ungkap Kombes Pol Sentosa Ginting Manik di Mapolda Jatim.

Kombes Pol Santoso Ginting Manik menjelaskan selain mengedarkan narkoba tersangka bekerja sebagai driver mobil rental. Tersangka merupakan pengedar narkoba yang terbilang cukup besar menyuplai sabu-sabu dan pil ekstasi.

Hal itu diperkuat dari banyaknya barang bukti yang berhasil disita. Adapun barang bukti yang berhasil diamankan oleh petugas sebanyak 24 paket sabu-sabu seberat 4 kilogram dan 148 butir tablet ekstasi warna cokelat yang berbentuk mirip diamond berat seluruhnya 44,4 gram.

Barang bukti yang turut disita, dua buah timbangan elektrik warna silver, buku catatan transaksi narkoba, tiga handphone dan buku tabungan beserta satu kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

"Mengembangkan selanjutnya diduga tersangka terlibat jaringan peredaran narkotika di Lembanga Pemasyarakat (Lapas)," ujar Ginting.

SEORANG SOPIR TRUK BATU BARA MENDADAK TEWAS DI WARUNG KOPI

SEORANG SOPIR TRUK BATU BARA MENDADAK TEWAS DI WARUNG KOPI  Hingga saat ini penyebab meninggalnya sopir truk batu bara, Rudi (54) di Ke...