Kamis, 28 Februari 2019

WARGA MENEMUKAN KAKEK MENJADI KORBAN PENGANIAYAAN

WARGA MENEMUKAN KAKEK MENJADI KORBAN PENGANIAYAAN 

WARGA MENEMUKAN KAKEK MENJADI KORBAN PENGANIAYAAN

Darmawin Darin, warga Bangkinang, ditemukan oleh warga Desa Lereng Kecamantan Kuok Kabupaten Kampar, Riau dalam kondisi luka. Dan diduga, kakek tersebut itu menjadi korban penculikan, penganiayaan dan perampokan. 

Kapolsek Bangkinang Barat Iptu Ikwan Widarmono mengatakan, korban merupakan pensiunan ASN ini sebelumnya datang ke Pasar Kuok untuk berbelanja dengan mengendarai mobil. "Korban memarkir mobilnya dekat Panti Asuhan Aisyiyah sebelum Pasar Kuok, lalu berjalan kaki menuju pasar," ujar Ikwan, Kamis (28/2).

Tiba-tiba, datang sebuah mobil jenis Toyota Avanza putih mendekatinya, dan seorang pria dalam mobil itu berpura-pura bertanya. Lalu mengajak korban untuk naik ke mobil tersebut. Korban menolaknya namun pria itu menariknya ke dalam mobil dan menanyakan nomor telepon korban.

"Pelaku memaksa korban untuk duduk dan mengatakan akan ke bengkel untuk membuka kunci pintu mobilnya," katanya. 

Tidak sampai di situ saja, pelaku menekan kepala korban ke bawah dasbor dan memukul dada kirinya beberapa kali dan juga kepala korban. Bahkan pelaku memukul mulut korban berulang kali hingga berdarah.

Mendapat perlakuan seperti itu, korban mencoba untuk melakukan perlawanan dengan menggigit tangan pelaku. Namun pelaku mengancam akan menembak kepala korban jika masih melakukan perlawanan. 

Korban tidak berdaya, lalu pelaku mengambil dua cincin emas yang ada di jari tangan kiri dan kanananya. Sementara pelaku lainnya mengemudikan mobil dan menjalankan kendaraan tersebut. 

Saat tiba di Desa Lereng, pelaku mendorong korban keluar dari dalam mobil hingga terjatuh ke badan jalan. Selanjutnya pelaku kabur meninggalkan korban yang mengalami luka-luka.

"Lalu pada saat itu ada warga yang melintasi dan melihat kornan lalu segera menolongnya kemudian korban diantar warga ke Puskesmas Kuok untuk berobat," kata Ikwan. 

Hinga sampai saat ini, kepolisian masih melakukan. penyelidikan atas kejadian tersebut. Personel Unit Reskrim Polsek Bangkinang Barat masih mengumpulkan keterangan dari para saksi-saksi.

"Termasuk mencari rekaman CCTV yang ada di sekitar lokasi kejadian untuk mengidentifikasi pelaku," pungkasnya.

Rabu, 27 Februari 2019

BOCAH 9 TAHUN DITEMUKAN TEWAS DI DEKAT SEBUAH SOUND SYSTEM DI SAMPING RUMAHNYA

BOCAH 9 TAHUN DITEMUKAN TEWAS DI DEKAT SEBUAH SOUND SYSTEM DI SAMPING RUMAHNYA

BOCAH 9 TAHUN DITEMUKAN TEWAS DI DEKAT SEBUAH SOUND SYSTEM DI SAMPING RUMAHNYA

IK, bocah berumur 9 tahun ditemukan oleh warga tewas di dekat sebuah sound system acara hajatan di kawasan kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, pada hari Senin (25/2/2019). Ia diduga tewas akibat tak kuat mendengar suara keras sound system saat berada di dekatnya.

Kejadian ini sontak membuat menggegerkan warga. Kapolsek Garum AKP Rusmin membenarkan kejadian tersebut. Namun ia mengaku belum dapat menyimpulkan penyebab dari kematian korban apakah memang benar akibat suara sound system.

"Korban ditemukan sekitar setengah meter dari sound system. Tidak tepat di depannya persis, tapi depan agak menyamping. Soal keras tidaknya suara sound system, saya kira itu relatif. Sebab, kalau orang menggelar hajatan itu, suaranya ya seperti itu. Tapi waktu itu sepertinya tidak terlalu keras. Kalau terlalu keras, biasanya diprotes tetangganya," ujarnya saat dikonfirmasi merdeka.com, Rabu (27/2/2019).

Berdasarkan dari hasil visum atau pemeriksaan luar, di tubuh korban tidak ada ditemukan tanda-tanda luka atau penganiayaan. Ia menambahkan, pihaknya tidak dapat menyimpulkan penyebab kematian korban, karena keluarganya menolak untuk dilakukan pemeriksaan organ dalam melalui autopsi.

Ia menambahkan, dari keterangan keyang di dapatkan dari keluarga, korban diketahui memiliki riwayat penyakit dalam. Namun ditegaskan, jika hal itu tidak dapat dibuktikannya, karena keluaga tidak mau korban di autopsi. "Ada penolakan dari keluarga untuk dilakukan autopsi tambahnya.

Terkait dengan keseharian korban, AKP Rusmin, menyatakan jika bocah tersebut memang dikecal cukup hiperaktif. Di sekolah, ia juga dikenal cukup nakal. Bahkan, tetangga korban juga mengakui hal tersebut.

Pada saat ditanyakan mengenai kabar jika korban merupakan perokok berat meski masih berumur 9 tahun. AKP Rusmin tidak membantahnya. Dari informasi yang diterimanya, korban diketahui suka merokok dan kerap meminta rokok pada orang-orang dewasa yang ditemuinya.

"Setelah ada penolakan autopsi itu, jenazah korban langsung diamankan di desa setempat," tutupnya.

Selasa, 26 Februari 2019

SEORANG PEMUDA DITEMUKAN TEWAS DENGAN TUBUH DIPENUHI LUKA SAYATAN DI KAWASAN INDUSTRI TERBOYO

SEORANG PEMUDA DITEMUKAN TEWAS DENGAN TUBUH DIPENUHI LUKA SAYATAN DI KAWASAN INDUSTRI TERBOYO

SEORANG PEMUDA DITEMUKAN TEWAS DENGAN TUBUH DIPENUHI LUKA SAYATAN DI KAWASAN INDUSTRI TERBOYO

Seorang pemuda yang diduga korban pembunuhan, Dominicus Liberius Auwie (23) warga Merauke, Papua ditemukan tewas tergeletak di Kawasan Industri Terboyo (KIT) Blok D, Kelurahan Trimulyo, Kecamatan Genuk, Semarang, Selasa (26/2/2019). Di tubuh korban ditemukan banyak luka sayatan benda tajam.

"Kita masih meminta keterangan para saksi, dan mencari CCTV yang berada di sekitar lokasi untuk melakukan penyelidikan. Dari informasi dari saksi bahwa korban sebelum dibuang sudah tidak bernyawa, terbukti di lokasi ditemukan pisau cutter," kata Kapolsek Genuk Kompol Zaenul Arifin pada saat dikonfirmasi pada hari Selasa (26/2/2019).

Zaenul belum bisa menjelaskan secara detail, sebab lokasi kejadian terbilang masih sangat sepi. Polisi masih mengumpulkan bukti dan hasil autopsi. Petugas juga mengerahkan anjing pelacak untuk mencari jejak pelaku pembunuhan tersebut.

"Kita masih belum bisa menyimpulkan korban pembunuhan. Yang pasti mayat korban ditemukan pada pukul 08.40 WIB. Masih menunggu hasil autopsi dulu dari pihak rumah sakit Dr. Kariadi," ujarnya.

Dari informasi yang didapatkan dari saksi di lokasi Ridwan (60), mengaku mencurigai tiga pemuda yang mengendarai satu motor. Namun saat diperhatikan satu diantaranya terlihat menegok keberadaan lokasi sekitar. "Curiga saya, yang dibonceng posisi tengah dikempit tengah seperti tidak ada daya. Saya lihat, pengemudi paling depan lihatin saya," kata Ridwan.

Meski memiliki kecurigaan, Ridwan terus saja mengayuh sepeda ontelnya menuju industri batubara. Hal itu lantaran ia terus didandangi oleh pengemudi sepeda motor tersebut.

Saat ditanyakan terkait ciri-ciri pemuda yang diduga memboncengkan korban, Ridwan menyebutkan ciri fisiknya hampir mirip dengan korban.

"Motornya kalau tidak salah Supra ya Vario, saya kurang jelas pada wakktu itu. Tapi kalau fisiknya hampir mirip dengan korban," ungkapnya.

Senin, 25 Februari 2019

SEORANG MANDOR PERKEBUNAN PTPN TEWAS DI SENGAT KAWANAN LEBAH

SEORANG MANDOR PERKEBUNAN PTPN TEWAS DI SENGAT KAWANAN LEBAH

SEORANG MANDOR PERKEBUNAN PTPN TEWAS DI SENGAT KAWANAN LEBAH

Seorang mandor perkebunan di PTPN VIII kebun Miramareu, Kecamatan Cibaling, Garung, Jawa Barat, yang berinisial R (54), tewas disengat kawanan lebah jenis odeng, di dalam area perkebunan PTPN VIII blok Cipawalah afdelling Pasir UIncal, pada hari Senin (25/2/2019).

Kapolsek Cibalong, AKP Ridwan Tampubolon mengatakan, pihaknya telah menerima laporan dari perwakilan manajemen perkebunan sekitar pukul 09.00 WIB. "Dari keterangan saksi, kejadiannya sekitar pukul 07.45 WIB, korbannya adalah R berusia 54 tahun," ujar Ridwan saat dihubungi, pada hari Senin.

Ridwan menyampaikan, sebelum kejadian tersebut, R sempat bertemu dengan rekan kerjanya bernama A (45) yang juga mandor perkebunan di blok Cipalawah afdelling Pasir Uncal. Keduanya pergi untuk bekerja ke blok pamegatan menggunakan motor mereka masing-masing.

"Saat berada di jalan, mandornya semap berhenti untuk buang air kecil dan mempersilahkan korban jalan duluan," jelasnya. Namun, baru beberapa meter korban bergerak dengan sepeda motornya, saksi melihat korban diserang oleh lebah jenis odeng dalam jumlah yang sangat banyak.

"Saksi sempat membantu korban hingga ikut diserang oleh lebah. Namun, saksi berhasil kabur dengan motornya untuk mencari bantuan," katanya.

Tidak lama kemudian, A kembali ke tempat korban yang diserang kawanan lebah. Namun, begitu tiba dilokasi, A melihat korban sudah dalam keadaan terlentang dan meninggal dunia.

"Sekitar 15 menit saksi balik lagi ke tempat kejadian, tapi korban sudah meninggal dunia," kata Ridwan. Jenazah korban dibawa ke Puskesmas Cibalong dan dirujuk ke RSUD Pamengpeuk untuk di lakukan visum. Dan lalu jenazah korban di serahkan kepada keluarganya untuk dilakukan penguburan.

Minggu, 24 Februari 2019

BOCAH KELAS 6 SD DICABULI AYAH ANGKATNYA HINGGA HAMIL

BOCAH KELAS 6 SD DICABULI AYAH ANGKATNYA HINGGA HAMIL 

BOCAH KELAS 6 SD DICABULI AYAH ANGKATNYA HINGGA HAMIL

Sungguh biadab apa yang diperbuat oleh Joko Suseno, seorang buruh perkebunan warga Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Pasalhnya, dirinya tega mencabuli anak angkatnya, M (13) yang masih duduk di kelas 6 SD itu. M merupakan anak dari kawan Joko Suseno yang berasal dari Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

M adalah seorang anak yatim piatu yang diasuh oleh Joko Suseno sejak dua tahun yang lalu dan dibiayai sekolah di Kabupaten Semarang. Namun kecurigaan muncul lantaran seminggu yang lalu, Joko mengantarkan M kembali ke Sukoharjo dan diterima oleh bibinya yang bernama Wuryani.

Wuryani mengaku kaget dengan kedatangan Joko dan M yang tiba-tiba. "Saya bertanya kok pulang ke Sukoharjo. Lalu Joko mengatakan M libur selama dua minggu. Saya curiga libur apa selama dua minggu kan ini belum jadwalnya liburan sekolah," ujar Waryani.

Wuryani menambahkan sejak pulang ke Sukoharjo, M terlihat menjadi pendiam. "Saya lihat perutnya (M) kok agak besar. Saya periksakan ke bidan dekat rumah, ternyata dia hamil," ujar Wuryani.

Waryani mengaku emosi dan kecewa atas  perbuatan Joko dan melaporkan perbuatan tersebut ke Polres Semarang, pada hari Rabu (20/2/2019) kemarin. Di hadapan petugas kepolsian, M mengakui lelaki yang telah mencabulinya adalah Joko Suseno.

Menurut keterangan keterangan Kasubbag Humas Polres Semarang, AKP Teguh Susilo Hadi, Pihaknya telah mendapat laporan kasus tersebut.

"Kami berharap dapat menuntaskan kasus ini secepatnya namun juga kami berharap agar korban dapat tetap bersemangat karena ia masih memiliki masa depan."

"Ia baru memasuki usia 13 tahun saat keluarga melaporkan kasus pencabulan tersebut," papar Teguh saat dihubungi Tribun Jateng pada hari Minggu (24/2/2019). siang.

Lebih lanjut, Yeguh mengatakan pihaknya sangat kooperatif dalam mengenai kasus apapun. Namun guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan di luar kendalinya, ia meminta agar semua pihak dapat menahan diri. "Pada saat ini pelaku sudah melalui proses pemeriksaan dan sudah ditahan di Mapolres Semarang. Besok akan dilakukan gelar perkara untuk kasus pemerkosaan tersebut," tegasnya.

Menurut data yang ia miliki, angka kekerasan seksual pada anak pada tahun 2018 tercatat 22 kasus, sementara selama 2019 tercatat tiga kasus.

Sabtu, 23 Februari 2019

GURU AGAMA DI KUTAI KARTANEGARA MENCABULI 12 MURIDNYA DI DALAM KELAS

GURU AGAMA DI KUTAI KARTANEGARA MENCABULI 12 MURIDNYA DI DALAM KELAS

GURU AGAMA DI KUTAI KARTANEGARA MENCABULI 12 MURIDNYA DI DALAM KELAS

Bs (57), seorang guru agama SD di Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kaetanegara, Kalimantan Timur, berhasil di bekuk polisi. Diduga pelaku sudah mencabuli 12 muridnya cdi dalam kelas saat sedang mengajar, sejak 2018 lalu. Yang memperihatinkan, perbuatan sang guru, dilakukan sambil menonton videoi porno di ponselnya.

BS diciduk di rumahnya, pada hari Kamis (21/2/2019) malam, setelah 3 dari 12 anak itu melapor ke polsek Kota Bangun. BS yang telah beristri dan memiliki cucu itu mengakui perbuatannya.

Pada saat ditemui di Mapolsek Kota Bangun, yang berjarak sekitar 110 kilometer dari Samarinda, BS mengaku hanya 2 murid yang menjadi korbannya menggunakan jarinya saat mengajar di ruang murid kelas 2. Dia membantah, perbuatannya itu disertai ancaman. "Perbuatan itu saya lakukan tanggal 12 dan 15 Februari. Tidak pernah ada ancaman soal nilai kalau tidak menurut perintah saya (saat meraba kemaluan korban)," kata guru Bs.

Tidak ada alasan apapun yang mendorong dia berbuat cabul kepada muridnya melainkan hanya kepuasan telah menyetuh alat vital murid perempuannya itu. Dia pun membantah, telah melakuakan itu sambil memperlihatkan video porno di dalam kelasnya.

"Tidak ada sambil menonton video porno Pak. Kalau soal Handphone, murid saya sendiri yang minta dibukakan handphone saya karena pakai password," kilahnya. Meski terus membantah, namun dari keterangan 3 saksi korban, berkata lain.Saat melakukan perbuatan tak senonoh itu di kelas, guru BS disebut kerap sambil memperlihatkan video porno.

"Motifnya, hanya sepintas keinginan tiba-tiba ingin memegang kemaluan anak didiknya. Tapi itu dilakukan berkali-kali. Kita sangat sayangkan ini. Seharusnya dia sebagai pendidik, memberikan contoh yang baik," kata Kanit Reskrim Polsek Kota Bangun, Ipda Heri Kuswandi.

Selain 3 saksi korban yang baru melapor resmi, dari hasil penyelidikan polisi, diduga ada 9 murid perempuan lainnya mendapatkan perilaku yang serupa dari guru BS. Masih dari keterangan saksi korban, guru BS melakukan itu diduga sambil menebar ancaman tidak memberikan nilai apabila tidak menuruti kemaunnya, sambil memperlihatkan video porno.

"Kita tetapkan sebagai tersangka, dan menjeratnya dengan pasal 287 KUHP dan pasal 76e junto pasal 82 ayat 2 UU Perlindungan Anak. Saksi-saksi terus kita periksa, sampai dua hari ke depan," kata Heri.

Terduga guru SD di kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, yang mencabuli 12 muridnya, Bs (57), kini meringkuk di dalam penjara. Guru Bs mengaku siap angkat kaki dari kampungnya, apabila dinilai telah membuat malu warga kampung.

Meski diduga ada 12 orang murid yang jadi korbannya, dimana 3 diantaranya telah melapor ke Polsek Kota Bangun, guru BS bersikeras dia hanya mencabuli 2 orang murid perempuannya saja.

"Saya sangat menyesal, siap jalani proses hukum. Tapi, saya berharap kalau bisa diurus kekeluargaan. Saya siap keluar dari sekolah, siap keluar dari kampung itu, karena perbuatan ini," kata dia, di Mapolsek Kota Bangun, Sabtu (23/2/2019).

Guru Bs menerangkan, kehidupan dia bersama dengan istrinya, sejauh ini tidak dirundung masalah. "Dengan istri saya, rukun-rukun saja. Saya cuma ingin memegang (alat vital murid) saja. Tidak ada kesakitan. Murid saja diam saja," aku guru Bs.

"Saya paham, perbuatan itu tidak dibenarkan dan itu salah. Iya saya juga pernah diingatkan kepala sekolah, bahwa berhati-hati mengajar murid. Jangan sampai, disalahartikan ketika mengajar (menyetuh murid)," terangnya. Sementara pagi hari polisi, merasa perlu untuk memeriksa kejiwaan guru Bs ke psikolog. "Ada rencana untuk memeriksa kejiwaan yang bersangkutan. Karena, beliau (guru Bs) itu, punya istri dan juga sudah usia lanjut. Kita akan cek ke psikolog," kata Kanit Reskrim Polsek Kota Bangun, Ipda Heri Kuswandi.

Kamis, 21 Februari 2019

SEORANG PRIA MENIKAM TETANGGANYA KARNA TIDAK TERIMA ISTIRNYA CABULI

SEORANG PRIA MENIKAM TETANGGANYA KARNA TIDAK TERIMA ISTIRNYA DI CABULI 

SEORANG PRIA MENIKAM TETANGGANYA KARNA TIDAK TERIMA ISTIRNYA CABULI

Tidak terima istirnya diperkosa, membuat Jy (28) gelap mata. Dia nekak membunuh tetangganya sendiri, Ratanca (25) yang tidak lain adalah pelaku pemerkosaan istrinya.

Pembunuhan tersebut terjadi di sekitar rumah korban dan pelaku di Jalan Pasutri Dayang Rindu, Kelurahan Keramasan, Kecamatan Kertapati, Palembang, pada hari Rabu 20 Februari 2019 dini hari. Pelaku menikam punggung korban sebanyak dua kali hingga korban tewas ditempat kejadian.

Usai kejadian tersangka melarikan diri ke Bangka Belitung. Lantaran merasa tak tenang, dia menyerahkan diri ke Polsek Sungai Liat, Bangka. JY pada akhirnya dijemput oleh polisi untuk diproses di Palembang. Tersangka mengaku menaruh dendam kerena korban memperkosa istrinya beberapa hari sebelum kejadian pembunuhan. Dia merasa harga dirinya sebagai laki-laki dilecehkan sehingga ingin membalas dendam.

"Tidak terima istri saya diperkosa, saya sakit hati. Makanya saya bunuh dia," ungkap tersangka JY di Mapolsek Kertapati Palembang, pada hari Kamis 20 Februari 2019.

Sementara itu, kapolsek kertapati AKP I Putu Suryawan mengungkapkan, pihaknya sudah berusaha mencari keberadaan tersangka namun tak membuahkan hasil ketika petugas Polsek Sungai Liat, Bangka, menghubungi bahwa tersangka menyerahkan diri barulah dilakukan penjemputan.

"Tersangka mengaku bersalah dan merasa tidak tenang hidupnya selama pelarian, pada akhirnya dia menyerahkan diri," ungkap Putu.

Atas dari perbuatannya, tersangka dikenakan pasal 340 KUHP dengan ancaman pidana mati atau seumur hidup dengan barang bukri pakaian korban dan tersangka saat kejadian. Sementara pisau yang digunakan sedang dicari karena dibuang tersangka ke sungai.

"Tersangka mengaku mendapat pengakuan dari istrinya bahwa diperkosa korban, lalu timbullah niat tersangka untuk membalas dendam kepada pelaku pemerkosaan itu," pungkasnya.

Rabu, 20 Februari 2019

SEORANG ASISTEN RUMAH TANGGA DIRINGKUS POLISI KARNA SUDAH MEMBUNUH BAYI YANG BARU IA LAHIRKAN

SEORANG ASISTEN RUMAH TANGGA DIRINGKUS POLISI KARNA SUDAH MEMBUNUH BAYI YANG BARU IA LAHIRKAN

SEORANG ASISTEN RUMAH TANGGA DIRINGKUS POLISI KARNA SUDAH MEMBUNUH BAYI YANG BARU IA LAHIRKAN

Seorang asisten rumah tangga yang bernama Lilis Siti Sa' adah (20) tega membunuh bayi yang baru dilahirkannya dengan membekapnya menggunakan bantal dan guling.

Lilis diketahui bekerja di sebuah rumah di bilangan Kompleks Andara, Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel).

Wanita yang status perkawinannya belum jelas itupun ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat dengan pasal 341 KUHP Pidana tentang pembunuhan. "Ancaman hukuman penjara maksimal 15 tahun," ujar Kapolres Tangsel, AKBP Ferdy Irawan, saat ekspos kasus tersebut, di Mapolres Tangsel, Rabu (20/2/2019).

Bayi yang tidak berdosa itu dibunuh oleh Lilis karena kecewa dengan pria yang disebut sebagai suaminya. "Karena tersangka merasa kecewa kepada yang dia sebut suaminya yang tidak mau bertanggung jawab," ujarnya.

Ferdy memaparkan, kejadian tersebut bermula pada saat Sutarti, rekan sesama pembantu mencium adanya bau yang  menyengat.

Setelah dicari, Sutarti menemukan jasad bayi di dalam kardus yang berada di gudang rumah dan melaporkannya kepada polisi pada hari Senin (18/2/2019).

Jasad bayi tersebut sudah berada di gudang sekitar empat hari yang lau. "Diduga bayi tersebut meninggal pada saat umur satu hari atau langsung dibunuh," ujarnya.

Lilis menyembunyikan kehamilannya selama sembilan bulan itu sambil terus bekerja sebagai pembantu. "Enggak ada yang tahu kehamilannya," ujarnya.

Namun, polisi bisa menentukan Lilis sebagai ibu sekaligus pembunuh bayinya yang baru ia lahirkan, karena pada hari Jumat (15/2/2019) ia mengalami pendarahan.

Hal itu menjadi petunjuk utama bagi polisi untuk menyelidiki lebih lanjut, dan pada akhirnya menetapkannya sebagai tersangka. Kapolres juga memaparkan, Lilir melahirkan secara mandiri menggunakan alat seadanya. "Dia lahiran sendiri, ari-arinya dipotong menggunakan gunting kuku," ujarnya.

Selasa, 19 Februari 2019

SEORANG WANITA DI MEKSIKO DITEMUKAN TEWAS DENGAN KEADAAN MENGENASKAN

SEORANG WANITA DI MEKSIKO DITEMUKAN TEWAS DENGAN KEADAAN MENGENASKAN 

SEORANG WANITA DI MEKSIKO DITEMUKAN TEWAS DENGAN KEADAAN MENGENASKAN

Telah sepekan setelah menjadi ditemukan tewas dalam keadaan mengenaskan. Suasana Carrera diculik pada waktu satu pekan lalu ketikan sedang berada di rumah temannya untuk menjemput anaknya di Veracruz Meksiko.

Informasi yang di dapatkan, pada hari Senin (18/2/2019), memberitakan, Carrera sedang memencet be; pintu ketika ada mobil datang, dengan seorang pria langsung menyekap dirinya.

Pada saat satu pekan kemudian, jenazah korban ditemukan dalam kantong sampah dan ditinggalkan di jalanan Coatzacoalcos, sebelah timur Veracrus.

Korban ditemukan dalam kondisi kepalanya dipenggal. Informasi yang didapatkan dari media lokal memberitakan sebuah cacatan yang ditinggal oleh terduga penculik itu. Si penculik memenggal korban setelah suaminya menolak untuk membayar tebusan sebesar 4 juta peso Meksiko atau Rp 2,9 miliar. "Saya menjadi begini karena suami saya mengacaukan segalanya dan menolak membayar uang tebusan," demikian isi cacatan yang ditemukan. Beberapa jam kemudian, suami korban yang tak disebutkan identitasnya itu mengonfirmasi lewas akun Facebooknya bahwa istrinya sudah dibunuh.

Suami korban juga mengucapkan terima kasih kepada setiap orang yang sudah memberikan dukungan selama istrinya diculik. Pasangan tersebut dikabarkan mempunyai perusahaan aluminium Pexaluminio.

Tidak dijelaskan apa yang diperbuat oleh suami korban sehingga penculik memutuskan untuk memenggalnya. Daily Mirror melaporkan, jumlah penculikan meningkat di Coatzacoalcos dengan 49 kasus tercatat pada 2018, beserta dengan 160 pembunuhan.

Dari kasus penculikan dan pembunuhan yang muncul, polisi belum melakukan penangkapan pelaku yang bertanggung jawab.

Senin, 18 Februari 2019

EMPAT TERDAKWA KASUS NARKOBA SABU-SABU MINTA DI BEBASKAN DARI HUKUMAN MATI

EMPAT TERDAKWA KASUS NARKOBA SABU-SABU MINTA DI BEBASKAN DARI HUKUMAN MATI

EMPAT TERDAKWA KASUS NARKOBA SABU-SABU MINTA DI BEBASKAN DARI HUKUMAN MATI

Empat terdakwa kasus narkoba jenis sabu-sabu dengan barang bukti mencapai 50 kilogram yang dituntut dengan hukuman mati serta seorang lainnya yang dituntut dengan hukuman seumur hidup minta dibebeskan dari hukuman tersebut. Permintaan tersebut disampaikan Nurul Ramadhani, penasihat hukum ke empat terdakwa dalam note pembelaan pada sidang di pengadilan Negeri Banda Aceh. Pada hari Senin 18/2/2019).

Empat terdakwa yang dituntut hukuman mati yakni Albakir, Azhari, Abdul Hannas, dan Mahyuddin. Sedangkan terdakwa yang dituntut hukuman seumur hidup yakni Razali alias Doyok. Para terdakwa merupakan warga Aceh Timur. Para terdakwa ditangkap secara terpisah pada Juni 2018. Dua tersangka ditangkap di perairan Selat Malaka, tiga lainnya di beberapa tempat di Aceh Timur.

Nurul Ramadhani mengatakan, para terdakwa meminta untuk dibebaskan dari tuntutan hukuman mati serta dihukum seringan-ringannya karena tindak pidana yang mereka lakukan karena terpaksa. Selain itu, sebut Nurul Ramadhani, para terdakwa juga tidak pernah dihukum dan memiliki tanggungan keluarga. Para terdakwa juga menyesali semua perbuatannya, "Mereka terpaksa menjadi kurir narkoba karena tidak memiliki pekerjaan. Mereka juga diiming-imingi dengan uang yang banyak. Namun, uang tersebut tidak pernah mereka terima," kata Nurul Ramadhani. 

Majelis hakim diketuai Bakhtiar melanjutkan persidangan pada Senin 25 Februari 2019 dengan agenda mendengarkan sanggahan jaksa penuntut umum terhadap pembelaan terdakwa.

Pada sebelumnya, Jaksa penuntut Umum (JPU) Muliana dari Kejaksaan Negeri Aceh Timur menuntut terdakwa Albakir, Azhari, Abdul Hannas, dan Mahyuddin dengan hukuman mati. Sedangkan terdakwa Razali alias Doyok dituntut hukuman seumur hidup. JPU menyebutkan terdakwa Abdul Hannas menyuruh terdakwa Mahyuddin mengambil pesanan narkoba di perairan Malaysia. Lalu, terdakwa Mahyuddin memerintahkan terdakwa Albakir dan Azhari mengambil pesanan tersebut. Keduanya berangkat menuju perairan Penang, Malaysia. Setelah itu, terdakwa Mahyuddin menerima informasi pesanan tersebut sudah terima. Kemudian, terdakwa Mahyuddin memerintahkan terdakwa Razali mengambilnya di Pantai Kuala Glumpang, Aceh Timur.

Namun, terdakwa Albakir dan Azhari ditangkap petugas patroli bea cukai dan kepolisian di perairan Idi. Kemudian, tiga terdakwa lainnya turut ditangkap di tempat terpisah "Para terdakwa terbukti bersalah melanggar Pasal 114 Ayat (2) juncto Pasal 132 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika," kata Muliana.

Minggu, 17 Februari 2019

SIPAR DIAMANKAN POLSEK RAWA PITU DIKARNAKAN SUDAH MENJADI PENADAH PULUHAN BEBEK HASIL CURIAN

SIPAR DIAMANKAN POLSEK RAWA PITU DIKARNAKAN SUDAH MENJADI PENADAH PULUHAN BEBEK HASIL CURIAN

SIPAR DIAMANKAN POLSEK RAWA PITU DIKARNAKAN SUDAH MENJADI PENADAH PULUHAN BEBEK HASIL CURIAN

Polsek Rawa Pitu berhasil mengamankan seorang pria bernama Sipar (38), warga Kampung Duta Yoso Mulyo, Kecamatan Rawa Pitu, Kabupaten Tulangbawang karena telah menjadi penadah puluhan ekor bebek yang diduga merupakan hasil curian.

"Tersangka berhasil diamankan di rumahnya, pada hari Sabtu (16/2/2019) kemarin," kata Kapolsek Rawa Pitu Ipda Samsi Rizal mewakili Kapolres Tulungbawang AKBP Syaiful Wahyudi, pada hari Minggu (17/2/2019).

Penangkapan tersangka merujuk laporan Fauzan (30), warga Kampung Medasari, Kecamatan Rawa Jitu Selatan. Ini tertuang dalam laporan polisi Nomor LP/03/1/2019/ Polda LPG/ Res Tuba/ Sek Pitu, pada tanggal 20 Januari 2019).

"Jadi Fauzan ini adalah korban pencurian, dia kehilangan hewan ternak jenis bebeknya sebanyak 35 ekor," papar Samsi.

Dengan berbekal laporan dari korbanb, polisi lalu melakukan penyelidikan untuk mencari tahu siapa pelakunya.

Sipar adalah seorang yang menerima dan menyimpan puluhan ekor bebek yang merupakan milik korban. Dari hasil keterangan yang didapatkan dari tersangka, dia mengaku mendapatkan bebek-bebek tersebut dari seorang yang berinisial NI.

"NI kita tetapkan sebagai DPO (daftar pencarian orang) polsek Rawa Pitu," uajr Samsi. Bebek hasil curian tersebut lalu dipelihara oleh Sipar.

Dalam Kasus ini, polisi berhasil menyita barang bukti berupa 9 ekor bebek, sepeda motor Suzuki Shogun warna hitam dan obrok yang terbuat dari bambu.

"Pelaku sudah ditahan di Polsek Rawa Pitu dan akan dijerat dengan pasal 480 KUHP tentang penadahan. Dipidana dengan penjara selama-lamanya 4 tahun," tandas Kapolsek.

Sabtu, 16 Februari 2019

SEORANG PRIA ASAL JERMAN KETAHUAN MENGUNTIL PAKAIAN DITOKO

SEORANG PRIA ASAL JERMAN KETAHUAN MENGUNTIL PAKAIAN DITOKO

SEORANG PRIA ASAL JERMAN KETAHUAN MENGUNTIL PAKAIAN DITOKO

Kepolisian Polsek Ubud, Gianyar Bali, mengamankan Warga Negara Asing (WNA) asal Negara Jerman bernama Quirin Gerhard Richard Sperber (20) karena mengutil pakaian di toko.

Peristiwa tersebut terjadi Los Ini Paradise yang terletak di Jalan Mongkey Forest, Kelurahan Ubub Kelod, Kecamatan Ubub, Kabupaten Gianyar, Bali, pada hari Sabtu (16/2/2019) sekitar pukul 11.00 WITA.

Kronologisnya, pada saat itu pelaku datang sekitar pukul 10.30 WITA, ke Toko Lost In Paradise untuk membeli baju. Kemudian, pelaku memilih-milih pakaian yang ada di dalam toko dan pelaku mengambil 1 potong baju dan membayar di kasir seharga Rp 600.000.

Selanjutnya, salah satu karyawan toko curiga karena ada salah satu baju yang dipajang tidak berada di tempatnya. Lalu karyawan toko tersebut menanyakan kepada pelaku pada saat itu pelaku terkejut dan akhirnya melarikan diri.

Mengetahui pelaku melarikan diri, Karyawan toko tersebut langsung berteriak, 'Maling maling' dan pada akhirnya pelaku dikejar oleh masyarakat yang ada di tempat tersebut, pada saat melarikan diri.

Kapolsek Ubud Kompol Nuryana menjelskan, pelaku sempat membuang baju yang telah diambil. Akhirnya pelaku dapat ditangkap dan dibawa ke toko tersebut.

Selanjutnya pihak toko melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek Ubud. "Bahwa dengan adanya kejadian tersebut pihak korban mengalami kerugian sebesar Rp 400.000," ucap Kapolsek, pada haru Sabtu (16/2/2019).

Dari hasi interogasi yang singkat terhadap pelaku bahwa  bahwa pelaku masuk ke dalam toko dan memilih-milih baju. Kemudian, pelaku mengambil tiga buah baju dan membawa masuk ke dalam kamar untuk mencoba pakaian tersebut.

Kemudian, pelaku mencoba ke tiga baju tersebut, dan di dalam ruangan tersebut pelaku memasukan satu baju kemeja ke dalam tas yang ia miliki. Selanjutnya pelaku keluar dari ruangan tersebut dan langsung menuju ke kasir dan membayar dua buah baju tersebut.

"Setelah yang bersangkutan membayar dua buah baju tersebut, karyawan toko sempat meminta yang bersangkutan untuk memeriksa tasnya. Karena yang bersangkutan panik, dan langsung melarikan diri dan di kejar oleh karyawan toko tersebut bersama masyarakat," ujar Kapolsek.

Kamis, 14 Februari 2019

CHOIRUL AHMAD DIBEGAL SAAT SEDANG BUANG AIR KECIL

CHOIRUL AHMAD DIBEGAL SAAT SEDANG BUANG AIR KECIL 

CHOIRUL AHMAD DIBEGAL SAAT SEDANG BUANG AIR KECIL

Choirul Ahmad Rifai (23), warga Desa Salamrejo, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar Ketibam apes. Karena pada saat itu dia sedang kebelet buang air kecil, pada akhirnya ia harus kehilangan sepeda motor motor milik temannya, yang dipinjam yakni Honda Vario 150 tahun 2018.

Pada saat sedang buang air kecil, ia didatangi penjahat yang langsung membawa kabur sepeda motor seharga Rp 20 juta tersebut. Karena lagi buat air kecil, sehingga korban tidak bisa berbuat banyak.

AKP Sukadi, Kapolsek Sutojayan, menuturkan, kejadian itu berlangsung pada hari Kamis (14/2/2019) dini hari atau sekitar pukul 01.00 WIB.

Itu terjadi di sebelah Utara Jembatan Lodoagung, atau tepatnya di Jalan Raya Kelurahan Sutojayan. Pada saat itu korban sedang masuk shif malam, karena bekerja di SPBU Jareng, Kecamatan Sutojayan.

Pada saat kerja itu, korban hendak beli nasi goreng di depan Pasar Sutojaya, yang berjarak sekitar 3 km dari jarak SPBU.

Karena itu, ia meminjam sepeda motor temannya, untuk dipakai beli nasi goreng. "Saat di tengah jalan atau sebelum jembatan, ia kebelet buang air kecil sehingga berhenti di tepi jalan," kata Sukadi.

Namun, entah kenapa sepeda motornya tak dimatikan karena hanya sebentar saja. Apesnya, bersamaan itu, datang dua orang yang berboncengan dengan sepeda motor Suzuki Satria, yang tak diketahui nopolnya.

"Saat itu, ia kencing di bibir jembatan atau di dekat tembok pengaman jembatan, tiba-tiba ada sepeda motor berhenti di dekatnya," paparnya. 

Begitu berhenti, salah seorang dari pelaku itu turun dan langsung menodongkan pisau ke korban. "Tak usah teriak-teriak dan lanjutkan kamu kencing kalau tak ingin terluka. Sambil ngomong begitu, pelaku menodongkan pisau ke korban," ujar Sykadi.

Sehabisnya menodongkan pisau, pelaku langsung mebawa kabur sepeda motor korban ke Arah Selatan atau ke arah Pasar Sutojayan.

Begitu sepeda motor di bawa kabur, pelaku langsung berteriak -teriak maling-maling. Namun, karena sudah pukul 01.00 WIB, tak, ada warga yang keluar sehingga pelaku jalan kaki dan kembali ke SPBU yang berjarak sekitar 500 meter.

Pada akhirnya, bersama teman-temannya, korban berusaha mengejar pelaku ke arah Selatan. Namun, sekitar 3 km dari TKP atau tepatnya di depan Pasar Sutojayan, korban dibilangi oleh warga, kalau baru saja melihat ada orang yang mengendarai sepeda motor Honda Vario warna putih melintas.

Namun, dia tak kabur ke Selatan, melainkan ke arah Pasar Kademangan. "Setelah dicari ke arah Kademangan dan tak ditemukan, korbnan baru melapor," pungkasnya.

Rabu, 13 Februari 2019

DUA TERSANGKA MUTILASI PENGUSAHA TEKSTIL WNI DI MALAYSIA BERHASIL DIRINGKUS

DUA TERSANGKA MUTILASI PENGUSAHA TEKSTIL WNI DI MALAYSIA BERHASIL DIRINGKUS 

DUA TERSANGKA MUTILASI PENGUSAHA TEKSTIL WNI DI MALAYSIA BERHASIL DIRINGKUS

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) du Kuala Lumpur, Malaysia hari ini mengatakan terduga pelaku mutilasi terhadap dua Warga Negara Indonesia (WNI) telah berhasil diringkus.

Pihak KBRI menjelaskan, tersangka akan ditahan lebih lama dari masa penahanan pertama yang seharusnya, untuk mendapatkan hasil penyelidikan yang lebih lengkap. "Masa penahanan (reman) pertama atas 2 orang terduga pelaku yang akan berakhir 14 Februari 2019, rencananya akan diperpanjang sampai tanggal 24 Februari dalam rangka pengembangan penyidikan," kata sumber KBRI.

Kemarin kepolisian mutilasi telah ditangani sebagai Kasus Profil Tinggi (High-Profile Case) yang telah melibatkan kepolisian Sungai Buloh (setingkat resor atau kota), Kepolisian Selangor (setingkat daerah), dan Markas Besar polis Diraja Malaysia (PDRM). Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) juga turun tangan untuk mengusut tuntas kasus ini.

Adapun dari hasil tes DNA dan sidik jari belum secara resmi dikeluarkan. Menurut PDRM, jika DNA dan sidik jari sesuai dengan keluarga korban, maka jenazah segera diberikan kepada KBRI Kuala Lumpur untuk proses pemakaman. "Sampai saat ini kamu belum menerima secara resmi hasil pemeriksaan sidik jari dari aparat. PDRM sendri belum memberikan kepastian kapan (hasil) tes DNA bisa keluar," kata KBRI.

KBRI berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan Pemerintah Malaysia dalam penangan kasus ini.

Media lokal Malaysia melaporkan bahwa dua jenazah berjenis kelamin laki-laki dan perempuan --yang diduga jasad Nuryanto dan Ai, ditemukan oleh warga di sekitar perumahan Desa Coalfields, dekat Sungai Buloh pada 26 Januari 2019. Jenazah ditemukan dalam tiga kantong plastik hitam berisi bagian tubuh yang telah membusuk.

Dari pihak keluarga sendiri telah menyampaikan bahwa Nuryanto berangkat ke Malaysia dalam rangka urusan bisnis pada hari Kamis, 17 Januari 2019.

Saat itu, kepala polisi Disatrik Sungai Buloh, Supt Shafa'aton Abu Bakar, segera melancarkan operasi yang berfokus di daerah sekitar ditemukan jenazah.

Polisi percaya bahwa korban telah dibunuh di tempat mayat mereka di buang di daerah itu. Selain itu, korban diduga telah dibunuh sekitar dua minggu dari tanggal ditemukan

Selasa, 12 Februari 2019

WARGA MENEMUKAN MAYAT SEORANG LAKI-LAKI PARUH BAYA YANG SUDAH MULAI MEMBUSUK DI DALAM KAMAR KONTRAKAN

WARGA MENEMUKAN MAYAT SEORANG LAKI-LAKI PARUH BAYA YANG SUDAH MULAI MEMBUSUK DI DALAM KAMAR KONTRAKAN

WARGA MENEMUKAN MAYAT SEORANG LAKI-LAKI PARUH BAYA YANG SUDAH MULAI MEMBUSUK DI DALAM KAMAR KONTRAKAN

Sesosok mayat pria paruh baya yang bernama Sarodji (56) ditemukan di kamar kontrakannya di Jalan Madrasah, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Kondisinya mulai membusuk.

Penemuan korban berawal ketika seorang wanita yang bernama Yati (38) datang ke kamar kontrakan korban,karena sudah cukup lama tidak bertemu.

Pada saat tiba di depan pintu kamar korban, Yati pun bertemu Meri Novian (25) yang merupakan asisten rumah tangga di kontrakan tersebut, dan keduanya pun bersama-sama mengetuk pintu kamar korban.

Karena tidak ada jawaban dari korban, keduanya pun memberanikan diri untuk membukan pintu kamar korban yang dalam posisi tidak terkunci.

Pada saat pintu sudah dibuka, bau menyengat pun langsung tercium dan korban didapati sudah dalam keadaan sudah tidak benyawa dan mulai membusuk di atas kasurnya.

Selanjutnya , Yati dan Meri pun langsung memberitahukan hal tersebut kepada warga sekitar dan pemilik kontrakan, yang ditindaklanjuti melaporkan temuan tersebut ke Polsek Pesanggrahan.

Kabag Humas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Suharyono menjelaskan, Agus Sudrajad Putra korban menuturkan bahwa terakhir bertemu kepada korban adalah hari Kamis (7/2/2019) yang lalu.

"Pada trakhir anaknya itu bertemu korban pada hari Kamis yang lalu, disitu korban meminta uang pada anaknya, dan mengeluh bahwa sering sakit kepala," ucap Suharyono dikonfirmasi, pada hari Selasa (12/2/2019).

Suharyono juga menjelaskan, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, dan korban diperkirakan sudah meninggal selama dua hari.

Selanjutnya, berdasarkan keterangan dari para saksi sekitar  korban terakhir terlihat pada hari Minggu (10/2/2019) yang lalu, ketika tengah menyantap makan siang di warung nasi sekitar kontrakannya.

Terkahir, korban pun tidak dilakukan visum atas permintaan dari keluarganya, dan dinyatakan meninggal dunia karena sakit dan akan langsung dikebumikan.

"Anak korban membuar surat pernyataan untuk dilakukan visum ya, dan diketahui ketua RT setempat. Korban pun dinyatakan tutup usia karena sakit yang dideritanya, karena tidak ada ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban," ujar Suharyono.

Senin, 11 Februari 2019

SEORANG PEMBANTU RUMAH TANGGA DIRINGKUS POLISI KARNA SUDAH MENGGASAK HARTA BENDA MAJIKANNYA

SEORANG PEMBANTU RUMAH TANGGA DIRINGKUS POLISI  KARNA SUDAH MENGGASAK HARTA BENDA MAJIKANNYA

SEORANG PEMBANTU RUMAH TANGGA DIRINGKUS POLISI  KARNA SUDAH MENGGASAK HARTA BENDA MAJIKANNYA

Seorang pembantu rumah tangga yang bernama Ni Made Putri Martiani (34) warga Banjar Munduk Kandung, Desa Berambang, Negara, Jembrana, Bali, nekat menggasak harta benda milik majikannya yang disimpan dalam gedung suci atau tempat persembahyangan keluarga. Alhasil perempuan ini pun ditangkap polisi.

Aksi pencurian tersebut dilakukan pelaku pada 31 Januari 2019, sekitar pukul 13.00 Wita. Pada saat itu, pelaku datang kerumah korban yang bernama Ni Komang Sinta Riantini (34), yang tidak lain adalah majikannya yang berlokasi di Jalan WR Supratman, Keluarga Pendem, Negara, dengan mengendarai sdepeda motor Honda Vario warna Putih DK 5716 ZL.

Setibanya di depan rumah korban, pelaku kemudian memanjat tembok pagar dan masuk ke pekarangan rumah milik korban. Pelaku kemudian masuk ke dalam kamar suci milik korban dan berhasil mengambil lima lembar uang pecahan USD 100 dan uang tunai Rp 300 ribu yang ditaruk korban pada bokoran (tempat canang).

Uang tersebut dimasukan oleh pelaku ke dalam bra yang dikenakannya. Untuk mengelabui korban, pelaku kemudian mengeluarkan selembar kertas yang telah disiapkan dari rumah dan meletakannya di atas bokoran. Kemudian kertas tersebut dibakar dengan korek api bersama bokoran yang berisi kain.

"Maksud pelaku membakar kertas dan bokoran tersebut agar korban menduga uang miliknya telah dibakar oleh dupa bekas sembahyang. Waktu itu korban sedang tidur di kamar sedangkan ibu korban sedang ke rumah kerabat mengikuti upacara pengabenan," ucap Kasat Polres Jembrana AKP Yogi Pramagita pada hari Senin (11/2/2019).

Korban yang mengetahui uangnya hilang dan curiga dengan kertas yang terbakar di bokoran, kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polres Jembrana. Atas laporan tersebut, jajaran Reskrim Polres Jembrana melakukan penyelidikan dan berhasil mengamankan pelaku di rumahnya beserta barang bukti, berupa lima lembar uang pecahan 100 dolar AS, dua buah bokoran dan kain rantasan warna putih kuning bekas terbakar, satu unit sepeda motor Honda Vario warna putih DK 5716 ZL, korek gas dan satu lembar kertas bekas terbakar.

"Pelaku kita jerat dengan pasal 363 ayat (1) ke 5 KUHP. Pelaku mengetahui tempat penyimpanan uang milik korban karena pelaku bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah korban," ujar Kanit Reskrim.

Sebelumnya, pada akhir bulan Januari 2019 lalu, Jajaran Sat Reskrim Polres Jembrana juga berhasil menangkap NUr Riyantin (55), seorang pemulung asal Banyuwangi, Jawa Timur, karena telah mencuri satu buah HP Galaxy JT milik NI Putu Ira Yuliantika (23) asal Lingkungan Ketapang, Kelurahan Lelateng Negara.

Pelaku mencuri handphone milik korban pada hari Rabu (26/12/2018) lalu, sekitar pukul 20.00 WITA. Saat itu korban berjualan di pasar rakyat lapangan Pergung, Desa Pergung Kecamatan Mendoyo.

Pada saat pelaku ditangkap, petugas juga berhasil mengamankan barang bukti milik korban berupa handphone Galaxy J7 warna Gold, satu buah kotak handphone Galaxy J7 warna pink yang digunakan pelaku untuk menyembunyikan handphone korban. Pelaku dijerat dengan pasal 362 KUHP.

Minggu, 10 Februari 2019

PULUHAN NAPI NUSAKAMBANGAN BERBONDONG-BONDONG MENDAFTAR UNTUK MENGHAPUS TATO

PULUHAN NAPI NUSAKAMBANGAN BERBONDONG-BONDONG MENDAFTAR UNTUK MENGHAPUS TATO

PULUHAN NAPI NUSAKAMBANGAN BERBONDONG-BONDONG MENDAFTAR UNTUK MENGHAPUS TATO

Antusiasme terlihat jelas pada raut wajah para napapidana Lapas Nusakambagan yang ingin menghapus tatonya.

Mereka berbondong-bondong keluar blok hunian untuk segera mendaftarkan diri untuk menghilangkan tato.

Kepala Saksi Pembinaan Narapidana Lapas Kembangkuning Nusakambangan Sudiro mengatakan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) telah bekerja sama dengan Islamic Medical Service (IMS) untuk memfasilitasi narapidana yang ingin menghapus tatonya.

Ia bahkan  menyatakan program tersebut sangat dinanti oleh para narapidana tersebut.

Hal tersebut sebagaimana disampaikan dalam keterangan yang tertulis dan disampaikan Kabag Humas dan Protokol Ade Kusmanto yang diterima pada hari Sabtu (9/2/2019).

"Program ini sangat dinanti dan sangat berguna untuk memberikan motivasi, harapan dan suntikan semangat baru lagi WBP yang ingin beruba menjadi lebih baik," kata Sudiro.

Sudiro mengatakan pihaknya tidak pernah memaksa para narapidana untuk ikut gerakan hapus tato tersebut. "Hijrah itu indah, kami tidak pernah memaksa, ini murni inisiatif WBP sendiri untuk ikut gerakan hapus tato," ungkap Sudiro.

Direktu Islamic Medical Service, Imron Faizin yang juga turut hadir dalam kegiatan ittu menyatakan pihaknya sangat sedang dapat membantu sekaligus memberikan semangat hijrah ataupun obat bagi para WBP.

"Ini kesempatan yang sangat baik. Kami juga merasa beruntung bisa ikut berpartisipasi membantu pembinaan WBP, bahkan memberikan suntikan semangat hijrah. Semoga ini menjadi jalan yang baik dan ibadah bagi kita semua," pungkasnya," kata Imron.

Berbagai motif tato dan berwarna-warni tampak terpapar di tangan, dan wajah , bajkan telingan para narapidana dalam foto yang disertakan. Seorang narapidana yang berinisial IK yang ikut mengahpus tatonya tersebuit menyatakan semangatnya untuk bertobat.

"Semangat berhijrah. Jika masih bisa, kelak kami juga ingin kembali dengan bersih memenuhi panggilannya." ucap IK.

Narapidana lainnya yang merupakan kasus pembunuhan yang ikut menghapus tatonya, TNI, mengaku mau menghapus tatonya karena takut ibadahnya tidak diterima oleh tuhan.

"Sungguh kami takut jika penebusan dosa kami di lapar ini, ibadah kami tidak ada artinya di hadapan Allah hanya karena sebuah tato," kata pria yang masih menjalani masa pidananya selama enam tahuh lagi.

Sabtu, 09 Februari 2019

SEORANG BALITA BERUMUR 2 TAHUN DITEMUKAN TEWAS TERGANGUNG DIJENDELA RUMAH

SEORANG BALITA BERUMUR 2 TAHUN DITEMUKAN TEWAS TERGANGUNG DIJENDELA RUMAH

SEORANG BALITA BERUMUR 2 TAHUN DITEMUKAN TEWAS TERGANGUNG DIJENDELA RUMAH

PR (2), seorang balita yang ditemukan tewas dan tergantung di jendela rumah pada hari Rabu (6/2/2019) sekitar pukul 15.30 WIB. PR pertama kali ditemukan oleh MR (28) yang merupakan bibi korban di rumah orangtuanya PR di Jalan Lunjuk Jaya, Gang Poli Indah Nomor 49-A, RT 48 RW 14, Kelurahan Lorok Pakjo, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang, Sumatra Selatan.

Bibi korban pun kaget saat melihat PR dalam kondisi tewas tergantung di jendela kamar. MR kemudian membawa PR ke rumah neneknya korban yang berada di depan rumah.

Wanita tunawicara tersebut kemudian memberita tahu dengan bahasa isyarat jika PR sudah meninggal dunia.

Benar saja, pada saat digoyang-goyang dan coba dibangunkan, PR tidak memberi respon.

MR yang ketakutan pada waktu itu, langsung memberitahukan kondisi PR kepada keluarganya. Orang tua PR, ED (38) dan NR (30) yang pada saat itu sedang bekerja, dan langsung pulang kerumah.

Korban pun kemudian dibawa oleh keluarga ke Rumah Sakit Siti Khadijah untuk dilakukan pemeriksaan.

PR pun dinyatakan meninggal dunia. Setelah dinyatakan meninggal dunia, pihak keluarga pun akhirnya membuat laporan di Polresta Palembang terkait tewasnya PR.

Petugas langsung datang ke lokasi kejadian dan membawa PR ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara untuk dilakukan autopsi.

Namun dari pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi dengan alasan korban masih kecil, sehingga tidak tega.

Dokter Forensik RS Bhayangkara, Mansuri mengaku jika ada kejanggalan dari Jenazah PR pada saat dilakukan visum.

Namun, untuk kasus kekerasan seksual tidak ada ditemukan. "Iya benar, kejadian itu ada dan kita sudah lakukan olah TKP di hari yang sama," ujar Yon pada hari Jumat (8/2/2019).

Yon mengatakan jika beberapa saksi telah diperiksa dalam kasus tersebut.

Namun, untuk saksi inti, Yakni MR, petugas masih mengalami kesulitan lantaran bibi korban Tunawicara.

"Sampai saat ini kami masih mengumpulkan bukti-bukti, baik dari saksi maupun keluarga korban. Keterangan dari pihak keluarga korban juga selalu berubah ubah," ujarnya.

Kini jenazah PR sudah dimakamkan di Pemakaman Umum Puncak Sekuning pada hari Kamis (7/2/2019).

Kamis, 07 Februari 2019

DUA PELAJAR DI YOGYAKARTA DITANGKAP POLISI KARNA SUDAH MELAKUKAN TAWURAN

DUA PELAJAR DI YOGYAKARTA DITANGKAP POLISI KARNA SUDAH MELAKUKAN TAWURAN

DUA PELAJAR DI YOGYAKARTA DITANGKAP POLISI KARNA SUDAH MELAKUKAN TAWURAN

Dua pelajar yang berinisial AGW (20) dan YE (17) yang merupakan warga Baciro, Kota Yogyakarta ditetapkan sebagai tersangka oleh polsek Gondokusuman atas kasus pembacokan dengan korban seorang pelajar yang berinisial AK (17), pada hari Kamis (7/2/2019). Akibat pembacokan ini, korban mengalami luka di bagian punggung.

Kapolsek Gondokusuman, Kompol Bonifasius Slamet menerangkan pembacokan yang dilakukan oleh kedau tersangka bermula pada saat terjadi. Tawuran yang terjadi pada hari Jumat (1/2/2019) dinihari ini melibatkan dua kelompok yaitu kelmpok tersangka dengan kelompok dari korba.

Tawuran, Kata Bonifasius  terjadi di depan UPN Veteran, Jalan Ringroad, Pada sebelumnya dua kelompok itu memang sudah saling berjanji untuk bertemu dan tawuran di daerah tersebut.

"Dua kelompok itu janjian tawuran. Kemudian saat tawuran Kelompok korban ini lari dan dikejar oleh kelompok tersangka. Dikejar dari Jalan Gejayan hingga Jalan Urip Sumoharjo," katanya di Mapolsek Gondokusuman, pada hari Kamis (7/2/2019).

Dia menceritakan saat dikejar ini, motor korban AK jatuh di Jalan Urip fSumoharjo. Korban pun kemudian berusaha melarikan diri hingga depan kantor Jamsostek korban, lanjut Bonifasius, berusaha menyelamatkan diri dari kejaran tersangka dengan melompati pagar Kantor Jamsostek.

"Sebelum sempat melompat, dua tersangka membacok korban dengan clurit. Korban pun mengalami luka sedalam dua cm dan panjang dua cm. Korban kemudian diselamatkan oleh petugas jaga Kantor Jamsostek. Sedangkan tersangka melarikan diri," ungkapnya.

Bonifasius menjabarkan jika petugas Polsek Gondokusuman pun mendatangi lokasi kejadian. Pihaknya Pun berkoordinasi dengan Resmob Polres Yogyakarta dan Resmob Progo Sakti Polda DIY.

"Kami mengamankan enam orang pelajar. Dari penyidikan akhirnya kami menetapkan dua pelajar sebagai tersangka dan yang lainnya menjadi saksi. Tersangka diamankan pada hari Rabu 6 Februari dinihari," papar Bonufasius.

Bonifasius  menambahkan pihaknya berhasil mengamankan sejumlah barang bukti dari pada tersangka. Diantaranya adalah delapan jenis senajta tajam, dan dua helm merk BMC warna hitam, empat gir, tiga unit sepeda motor, dua jaket warna abu-abu dan hitam, dan enam jenis handphone dari tangan kelompok tersangka.

Kedua tersangka disangkakan melanggar pasal 170 KUHP atau 351 KUHP tentang penganiayaan. Ancaman hukuman maksimal sembilan tahun penjara," tutup Bonifasius.

Rabu, 06 Februari 2019

43 KARYAWAN PT JAPFA KERACUNAN SETELAH MENYANTAP MAKAN SIANG DIPERUSAHAAN

43 KARYAWAN PT JAPFA KERACUNAN SETELAH MENYANTAP MAKAN SIANG DIPERUSAHAAN

43 KARYAWAN PT JAPFA KERACUNAN SETELAH MENYANTAP MAKAN SIANG DIPERUSAHAAN
43 dari 100 karyawan PT Japfa di Dusun II Jorong Padang Tongga, Nagari Manggopoh, Kabupaten Agam, Sumatra Barat, Keracunan setelah menyantap makan siang di perusahaan, pada hari Rabu 6 Februari 2019 sekitar pukul 13.00 WIB.

Manajer PT Japfa, Makbul Hairin di Lubukbasung mengatakan, para karyawan itu mengalami mual-mual, dan pusing, alergi kulit dan lainnya.

"Kita telah membawa mereka ke Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) Lubukbasung untuk mendapatkan perawatan, dan saebelumnya mereka telah kita beri pertolongan pertama berupa susu kental," katanya. Dikutip dari Antara.

Saat ini, 41 Karyawan PT Japfa itu sudah sehat dan dua orang lainnya masih dirawat di Unit Gawat Darurat RSDU Lubukbasung. Semua biaya pengobatan ditanggung oleh perusahaan karena mereka sudah didaftarkan di BPJS Kesehatan.

"Semua karyawan yang bergerak pada bidang perternakan ayam itu telah tergabung dengan BPJS," katanya.

Ia menambahkan, kejadian itu berawal dari 100 karyawan sedang menyantap makan siang berupa nasi, cabai, ikan laut dan lainnya sekitar pada pukul 12.00 WIB. Makan siang itu merupakan pengadaan perusahaan melalui pihak ketiga dari masyarakat sekitar.

Satu jam setelah selesai makan, 25 karyawan tersebut mengalami mual dan pusing. Beberapa menit setelah itu, karyawan lain juga mengalami hal yang sama sampai menjadi 43 orang.

Dengan kondisi itu, mereka diberikan pertolongan pertama dengan memberi susu kental, namun kondisi mereka tidak kunjung pulih dan dibawa ke RSUD Lubukbasung.

"Karyawan yang tidak menyantap ikan tidak mengalami pusing, mual, alergi dan lainnya," katanya.

Untuk sementara, pihaknya akan menghentikan pengadaan makan dari masyarakat, dan akian memmesan dari rumah makan di Lubukbasung. Ini merupakan kasus pertama semenjak perusahaan itu berdiri pada tahun 2014.

Untuk sementara itu, Dokter Jaga UGD Lubukbasung Wahyu menambahkan, dua karyawan yang masih dirawat karena masih mengalami pusing dan mual. "Mereka telah diberikan oksigen dan obat lainnya," tambahnya.

Selasa, 05 Februari 2019

SAPRI DITANGKAP POLISI KARNA DIDUGA SUDAN MENCABULI GADIS YANG MEMILIKI KETERBELAKANGAN MENTAL

SAPRI DITANGKAP POLISI KARNA DIDUGA SUDAN MENCABULI GADIS YANG MEMILIKI KETERBELAKANGAN MENTAL

SAPRI DITANGKAP POLISI KARNA DIDUGA SUDAN MENCABULI GADIS YANG MEMILIKI KETERBELAKANGAN MENTAL

Supiansyah alias Sapri (59), warga Jalan Cermai, Samarinda, Kalimantan Timur, berhaslil dibekuk polisi. Dia diduga memperkosa D (24), anak gadis tetangganya yang memiliki keterbelakangan mental.

Sapri ditangkap saat bertugas menjaga bank, pada hari Senin (4/2/2019) dini hari kemarin. Kasus itu terbongkar, setelah korbannya mengadu kepada keluargannya, pada hari Minggu (3/2/2019) malam sebelumnya.

Korban yang berketerbelakangan mental itu, punya kebiasaan kerap meninggalkan rumah dan berjalan-jalan di sekitar rumahnya. Pelaku pun kerap melihat korban pada saat jaga malam, hingga pada akhirnya berkenalan 2 bulan ini.

Pelaku pun mempunyai niat jahat kepada korban. Pada hari Sabtu (2/2/2019) malam lalu, dia mengajak korban ke rumah orangtua angkatnya di kawasan Jalan Biawan. Di situ, pelaku mengaku wanita yang dia bawa adalah istri sirinya.

"Orangtua angkat saya percaya. Di rumah orangtua saya itu, saya melakukan itu (memerkosa korban) 3 kali dalam semalam," kata Pelaku pada saat ditemui wartawan di Mapolsek Samarinda Kota, Jalan Bhayangkara, pada hari Selasa (5/2/2019).

Keesokan harinya, Pas di hari Minggu (3/2/2019) pagi, pelaku membawa korban ke pasar, dan membelikannya pakaian hingga meninggalkan korban begitu saja di pasar. Hingga malam hari, pelaku kembali bertugas jaga di bank.

"Iya, saya sering nonton film porno. Tapi saya lakukan itu (memerkosa korban), karena suka sama suka kok," ujar pelaku, yang sudah punya 3 anak dan 6 cucu itu.

Pada akhirnya korban pulang ke rumah, pada hari Minggu (3/2/2019) malam. Orangtua dan keluarga korban yang mencarinya selama 2 hari, menginterogasi korban yang terlihat memar di beberapa bagian tubuhnya. Pada akhirnya cerita usai diperkosa oleh pelaku dan di ancam menggunakan parang. Kasus ini dilaporkan ke polisi, yang kemudian menangkap pelaku.

Kapolsek Samarinda Kota Kompol Nur Kholis, membenarkan peristiwa itu. Menurut dia, pada saat ini, kepolisian melakukan visum terdapat korban. "Tujuan unttuk memastikan terjadi kekerasan terhadap korban. Karena, pengakuan pelaku, suka sama suka," demikian Kholis.

Senin, 04 Februari 2019

SEORANG ABK DITEMUKAN TEWAS MENGAPUNG DI SAUNGAI MUSI

SEORANG ABK DITEMUKAN TEWAS MENGAPUNG DI SAUNGAI MUSI

SEORANG ABK DITEMUKAN TEWAS MENGAPUNG DI SAUNGAI MUSI

Terpeleset saat mencoba mengikat tali tongkang, anak buah kapal TB Momentum X, Azizur Rahim (26) ditemukan tewas mengapung di Sungai Musi Palembang. Peristiwa itu terjadi ketika korban mencoba memasang tali towing kapal yang menghubungkan tugboat dan tongkang di perairan Sungai Musi Palembang, pada hari Sabtu (2/1/2019). Tiba-tiba, korban terpeleset dan akhirnya terjatuh ke Sungai yang dalam kondisi arus deras.

Petugas Basarnas Palembang mulai melakukan pencarian sejak dilaporkan hilang. Hanya saja, arus Sungai deras ditembah hujan menjadi kendala di lapangan. Jassad korban pada akhirnya ditemukan oleh ABK tugboat yang sedang bersandar di sekitar Jembatan Musi II Palembang, atau 1.5 NM dari TKP, pada hari Senin ( 4/1/2019). Untuk keperluan penyelidikan, Jenazah tersebut dievakuasi ke kamar mayat RS Bhayangkara Palembang.

Dantim Resarnas Basarnas Palembang, Secho Aprika Berli mengungkapkan, korban diketahui WNI yang lahir di Malaysia dan tinggal di Jakarta. Jenazahnya masih dilakukan visum dan akan diserahkan ke keluarganya. 

Pada sebelumnya korban ditemukan, pihaknya melakukan pencarian selama dua hari dengan menurunkan 16 orang personel rescue dan ABK menggunakan perlengkapan seperti satu unity RIB,  dua unit perahu karet, dan dua alat selam dan lainnya.

"Arus sedang deras, ditambahkan lagi hujan terus dari pagi sampai sore menjadi kendala pencarian menjadi tidak optimal," ucapnya.

Minggu, 03 Februari 2019

KOMPLOTAN CURANMOR TEWAS DITEMPAK AKIBAT MELAKUKAN PERLAWANAN SAAT MAU DITANGKAP

KOMPLOTAN CURANMOR TEWAS DITEMPAK AKIBAT MELAKUKAN PERLAWANAN SAAT MAU DITANGKAP

KOMPLOTAN CURANMOR TEWAS DITEMPAK AKIBAT MELAKUKAN PERLAWANAN SAAT MAU DITANGKAP

AGEN POKER Pimpinan kelompok pencurian sepeeda motor asal Lampung yang berinisial DK tewas usai ditembak dengan timah panas oleh Satuan Resort Kriminal Umum Polda Metro Jaya Karena melawan saat akan ditangkap di Apartemen di daerah Tanggeran, Banten, pada hari Jumat (1/2/2019).

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono Mengatakan, DK dibekuk polisi bersama tiga anak buahnya yang berinisial D, AAN, dan A yang juga ditembak di kedua kakinya. Sedangkan dua pelaku lainnya yang berinisial AF dan SF masih diburu polisi hingga kini.

"Mereka melawan petugas sampai dorong-dorong mengancam petugas makannya diberi tembakan terukur," kata Argo di rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, pada hari Minggu 3 Februari 2019.

Argo menambahkan, DK melawan petugas dengan brutal saat hendak dimintain keterangan mengenai keberadaan AD dan SF.

"Petugas melakukan pengembangan guna mencari pelaku lainnya, namun DK melawan petugas sehingga terpaksa kita tindak tegas dengan penembakan terhadap DK," ujar Argo.

DK pun tewas saat perjalanan menuju Rumah Sakit Polri Kramat Jati karena kehabisan banyak darah. Sedangkan tiga pelaku lainnya mengalami luka tembak pada kedua kakiknya.

Diketahui, Kelompok pencuri motor asal Lampung itu kerap beraksi di daerah Jakarta dan Tanggerang. Dalam aksinya kelompok tersebut mengincar sepeda motor yang terparkir di halaman rumah, kantor atau pertokoan.

Saat beroperasi, para pelaku membekali diri dengan senjata api. Ketika aksi pencurian ketahuan korban atau warga, pelaku tidak segan-segan menodongkan senjata api kepada korban bahkan melukainya.

Atas dari perbuatannya, para pelaku dijerat pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan, pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan dan atau pasal 1 ayat (1) UU darurat nomor 12 tahun 1951 tentang kepemilikan senjata api dengan hukuman penjara maksimal 20 tahun.

Sabtu, 02 Februari 2019

SEORANG BAPAK MENCOBA BUNUH DIRI BERSAMA KEDUA ANAKNYA DI PEMATANG SIANTAR

SEORANG BAPAK MENCOBA BUNUH DIRI BERSAMA KEDUA ANAKNYA DI PEMATANG SIANTAR

SEORANG BAPAK MENCOBA BUNUH DIRI BERSAMA KEDUA ANAKNYA DI PEMATANG SIANTAR


Pihak kepolisian langsung meresons video yang viral seorang bapak yang disebut mencoba bunuh diri bersama kedua anaknya di Pematang Siantar, Sumut. Mereka segera memeriksa kejiwaan pria itu dan melibatkan Dinas Sosial untuk menangani masalah keluarganya.

Kapolres Pemantang Siantar AKBP Heribertus Ompusunggu sudah turun langsung untuk bertemu dan menasihati Alex Simanjuntak (49), pria dalam video yang viral itu.

"saya sudah konfirmasi ke yang bersangkutan, dia mengaku hanya berdiri di situ. Memang pikirannya melayang-melayang, gelap. Lalu disuruh untuk menjauh oleh seorang ibu, tiba-tiba ditarik anak muda," jelas Heribertus saat dihubungi pada hari Sabtu (2/2/2019).

Heribertus menyatakan pada saat kejadian Alex mengaku tidak dalam pengaruh minuman keras. Dia juga tidak ada masalah dengan istrinya.

Dalam pertemuan mereka kemarin, Alex sempat berkeluh kesah kepada Heribertus . Dia mengaku tidak tahan dengan beban hidup yang sedang ia jalanin. Penghasilannya sebagai tukang parkir hanya Rp 30.000 sehari tapi harus menanggung 7 orang di rumahnya.

"Sebenarnya dia ini dari keluarga yang cukup mampu, saudaranya yang lain mapan-mapan. Pak Alex ini paling kecil dikeluarganya. Meski sudah mendapatkan warisan rumah keluarga, dia yang agar kurang daya juangnya. Jadi dia hidup hanya dari tukang parkir dan rumah warisan yang disewakannya," jelas Heribertus.

Polisi belum dapat memastiakn apakah benar peristiwa dalam video itu adalah percobaan bunuh diri. Mereka masih mendalaminya. Kejiwaan Axel pun akan diperiksa.

Polres Pematang Siantar juga melibhatkan Dinas Sosial yang akan bekerja bersama Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Pematang Siantar untuk menangani kejadian ini. "Masalhanya, dia (Alex) berdiri di situ bawa kedua anaknya. Pengakuannya memang anak-anaknya tak bisa jauh darinya. Pada saat ini anak-anak bersama istrinya," papar Heribertus .

Sebelumnya, Video bersama dua anaknya menjadi viral. Dia diduga mencoba melakukan bunuh diri di dekat jembatan Sungai Bah Bolon di Jalan Kapten MH Sitorus atau Jalan Marhaen, Pematang Siantar, pada hari kamis (31/1/2019). Namun dia minta maaf kepada warga Pematang Siantar atas kejadian itu.

SEORANG SOPIR TRUK BATU BARA MENDADAK TEWAS DI WARUNG KOPI

SEORANG SOPIR TRUK BATU BARA MENDADAK TEWAS DI WARUNG KOPI  Hingga saat ini penyebab meninggalnya sopir truk batu bara, Rudi (54) di Ke...