Selasa, 23 Oktober 2018

RIO MENGAKU TELAH BERENCANA MEMBUNUH MUHAJIR 2 HARI SEBELUM KEJADIAN.

RIO MENGAKU TELAH BERENCANA MEMBUNUH MUHAJIR 2 HARI SEBELUM KEJADIAN.



RIO MENGAKU TELAH BERENCANA MEMBUNUH MUHAJIR 2 HARI SEBELUM KEJADIAN.


AGEN POKER Tersangka Rio Suryanigrat menangis di depan Kapolda Sumut Irjen Agus Andrianto dan wartawan usai paparan kasus pembunuhan satu keluarga di Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara.

"Saya menyesal telah membunuh Muhajir dan keluarganya. Semoga amal ibadah mereka diterima di sisi-NYA," ucap Rio dengan menggunakan pengeras suara yang ia pegang, Senin (22/10/2018) di RS Bhayangkara.

Tersangka Rio pun tak segan tersiak seolah sangat merasa menyesal sudah turut serta dalam pembunuhan Muhajir dan keluarganya.

Saat melihat Rio menangis, bebebrapa awak media menceletuk sikap Rio menangis hanya ecting saja.

"Jangan percaya. Begitu ditangkap langsung menyesal. Saat membunuh mana hati nurani mereka. Jangan percaya dengan acting seorang pembunuh," teriak para wartawan.

Sebelumnya, tersangka Rio diberi kesempatan oleh Kapolda Sumut Irjen Agus Andrianto untuk berbicara langsung.

Ia mengaku bahwa awal mulanya mereka datang ke rumah Muhajir untuk meminjam uang.

"Jadi pertama yang datang itu si Agus Hariyadi, dia mengetuk pintu rumah si Muhajir sekitar pukul sebelas malam untuk meminjam uang," kata Rio kepada Kapolda Sumut di depan wartawan, pada Senin (22/10/2018).

Begitu dibukakan pintu, sambung Rio, Agus langsung masuk dan meminjam uang.

Saat Muhajir hendak masuk ke dalam kamat untuk mengambil uang, Agus langsung memukul belakang kepala Muhajir dengan gagang piston rakitan.

"Di situ baru saya datang dan masuk ke rumah Muhajir dan langsung mengikat tangannya ke belakang dan menutup mulutnya dengan mengunakan lakban," ujar Rio.

Ia mengaku, nekat melakukan pembunuhan tersebut karena di ajak oleh temannya yang bernama Agus.

Dua hari sebelum pihaknya melakukan pembunuhan, tersangka A mendatangani dirinya dan bercerita tentang istri Muhajir, Suniati, yang sering mengejeknya dengan sebutan 'Pasukan Gajah'.

Di situ, lanjut Rio, teman Agus langsung meminta bantuan untuk membunuh Muhajir.

"Ya karena teman, makanya saya mau. Lagian mereka sudah mengejek kami," katanya.

"Jadi keluarga Muhajir selalu mengejek kami dengan mengatakan 'Pasukan Gaja Wes Teko' yang artinya pasukan Gajah datang," kata Rio, satu pelaku yang ditembak kaki sebelah kananya saat sedang melewati di RS Bhayangkara Medan, Senin (22/10/2018).

Ia lalu menceritakan, pembunuhan ini sudah direncanakan dua hari sebelum eksekusi para korban yang mereka lakukan pada Senin (9/10/2018).

"Pada Jumat (7/10/2018) kami mengatur rencana sebelum membunh Muhajir dan keluarga," kata Rio yang berperan mengikat dan membuat takut para korbannya.

Ia mengatakan, pihaknya membunuh korban dan membawanya ke satu jembatan yang berada di Wilayah Kecamatan Telun Kenas dan langsung membuang ketika korban ke Sungai Belumai, Tanjung Morawa.

"Kami membuang korban ke sungai karena menurut mereka disitu lah tempat yang aman. Saat hendak kami buang ke sungai, istri dan anak korban masuh dalam ke adaan hidup.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEORANG SOPIR TRUK BATU BARA MENDADAK TEWAS DI WARUNG KOPI

SEORANG SOPIR TRUK BATU BARA MENDADAK TEWAS DI WARUNG KOPI  Hingga saat ini penyebab meninggalnya sopir truk batu bara, Rudi (54) di Ke...