Rabu, 22 Agustus 2018

SEORANG GURU TEGA MEMUKUL MURIDNYA DIKARENAKAN TIDAK MENGIKUTI SHOLAT ZUHUR

SEORANG GURU TEGA MEMUKUL MURIDNYA DIKARENAKAN TIDAK MENGIKUTI SHOLAT ZUHUR



SEORANG GURU TEGA MEMUKUL MURIDNYA DIKARENAKAN TIDAK MENGIKUTI SHOLAT ZUHUR


Peristiwa kekerasan yang dilakukan oleh oknum guru terhadap siswa SMK Tujuh Lima 2 Purwokerto melahirkan keperhatian banyak pihak.

IA tak menyangka, peristiwa apes bakal menghampirinya siang itu. Ia dan teman-temannya jadi sasaran amarah gurunya.

Selepas sholat zuhur, ketenangan di sebuah ruang kelas berubah menjadi menengankan. Sejumlah siswa yang tengah duduk rapi dai siap menerima pelajaran justru menjadi sasaran amukan sang guru, IT.

IT tiba-tiba menghampiri beberapa siswanya dan menanyakan perihal sholat jamaah yang tak mereka ikutin barusan.

Tanpa diduga, IT yang naik pitam lalu menghajar beberapa muridnya satu persatu. IA menghitung empat kali pukulan tangan IT lalu sempat juga menghujani kepalanya.

"Tidak luka. Cuma habis di pukuli itu kepala saya pusing," katanya.

IA sebetulnya menyadari kesalahannya lantaran tidak mengikuti sholat zuhur berjamaan yang di anjurkan oleh pihak sekolah. Ia pun tidak keberatan jika sang guru memarahinya atas kesalahan yang ia perbuat.

Tetapi jika eksperi kemarahan itu di luar batas kewajaran, tentu saja dia tak terima. IA mengaku tak ke masjid karena tertinggal mengikuti jemaah sholat.

Karen itu, dia dan teman-temanya memilih untuk berdiam di dalam kelas saja sambil menunggu pelajaran selanjutnya di mulai.

"Kalau saya gak jamaah karena tertinggalan. ada yang capek, ada yang tiduran di kelas," ujarnya.

Tetapi ia tak menyangka, kemarahan gurunya itu dilampiaskan dengan kekerasan. Padahal, IA mengaku seandainya IT menyuruhnya baik-baik agar menyusul sholat zuhur di masjid, dia pasti akan lakukan.

IA menyesalkan tindakan gurunya yang kelewatan batas dalam menghukum siswanya. tetapi dia memilih untuk memaafkan gurunya mesti merasa di rugikan.

IA hanya berharap, gurunya itu tak mengulangi perbuatannya lagi ke semua murid-muridnya, yang bisa membuat para siswa tidak menyeganinya. Meski permasalahan itu selesai secara kekeluargaan, IA sempat berharap tidak di hajar lagi oleh IT.

Tetapi apalah daya, karena jumlah guru yang terbatas, ia dan teman-temannya kemungkinan besar masih akan sering bertatap muka dan di hajar oleh IT.

"Ya tidak apa-apa di hajar lagi. Yang penting tidak di ulangi lagi," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEORANG SOPIR TRUK BATU BARA MENDADAK TEWAS DI WARUNG KOPI

SEORANG SOPIR TRUK BATU BARA MENDADAK TEWAS DI WARUNG KOPI  Hingga saat ini penyebab meninggalnya sopir truk batu bara, Rudi (54) di Ke...