Sabtu, 12 Oktober 2019

6 ORANG GANGGUAN JIWA DIPASUNG DI KABUPATEN SAMOSIR

6 ORANG GANGGUAN JIWA DIPASUNG DI KABUPATEN SAMOSIR 

6 ORANG GANGGUAN JIWA DIPASUNG DI KABUPATEN SAMOSIR

Beberapa orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kabupaten Samosir masih mengalami pemasungan, Kadis Kesehatan Samosir, DR Nimpan Karokaro mengatakan, Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) sendiri di daerah ini ada sebesar 355 orang. "Ada 355 orang yang mengidap gangguan jiwa di Samosir dan terbanyak pertama adalah di sekitaran Puskesmas Buhit," ujar Nimpan di Samosir, pada hari Jumat 11 Oktober 2019. Kata Nimpan, jumlah daerah dengan pengidap terbanyak selanjutnya berada di Kecamatan Pangururan dan di susul Puskesmas Mogang serta Ambarita. Dr Nimpan menyebut pasien yang terdata sampai saat ini telah mendapatkan pelayanan pengobatan secara rutin dan teratur. Dari jumlah 355 penderita gangguan jiwa, ada 12 pasien yang dipasung. ODGJ yang dipasung oleh keluarga itu dianggap aib oleh keluarga sendiri, sehingga harus dipasung dan tanpa berusaha menyebuhkan penyakitnya.

Dari 12 orang yang dipasung karena gangguan jiwa sampai September ini baru 6 orang yang berhasil dilepaskan. Pembebasan 6 orang dengan gangguan jiwa itu dilakukan setelah pengobatan selama empat bulan oleh petugas dari puskesmas setempat dengan pengobatan yang teratur. "Untuk yang enam lagi masih tetap dipasung, tetapi tetap kami lakukan pengobatan sampai dianggap tenang. Target kami pada bulan Maret 2020 semua kami lepas dari pemasungan sehingga tidaki ada lagi pemasungan bagi orang dengan penyakit jiwa di Samosir," pungkas Nimpan. Adapun jumlah warga terbesar ada di wilayah kerja Puskesmas Buhit, Pengururan Samosir dengan jumlah penderita gangguan jiwa 58 orang. Sedangkan di Puskesmas Mogang, Kecamatan Palipi, sebesar 48 orang dan posisi ketiga Puskesmas Ambarita, Kecamatan Simanindo, sebanyak 40 orang.

Kepala Puskesmas Buhit Evi Sitanggang, tidak membantah jumlah pasien dengan gangguan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Buhit tertinggi dari Puskesmas daerah lainnya. "Memang pasien ODGJ di wilayah kerja Puskesmas Buhit lebih tinggi dari puskesmas lainnya. Hal itu disebabkan selain memang jumlah dari pasien penduduk Wilayah puskesmas kami juga adanya pasien yang datang dari wilayah kerja puskesmas lain seperti Ronggurnihuta, Sianjurmula dan Simarmata datang berobat kesini, bahkan ada pasien ODGJ datang berobat dari Sidikalang," ujar Evi. Menurutnya, walapun jumlah pasien ODGJ lebih banyak tapi semua pasien mendapatkan pengobatan yang teratur dengan penanganan maksimal terhadap pasien sehingga tidak ada yang mengalami kekambuhan yang mengganggun masyarakat lain.

"Di puskesmas ini kami menyediakan ruangan khusus untuk ODGJ untuk mamaksimalkan pelayanan kita sehingga merasa nyaman di puskesmas ini, bahkan kami melakukan home visit ke rumah pasien yang tidak kembali berobat supaya tidak putus obatnya," tambahnya. Pelayanan ODGJ di Puskesmas Buhit dimulai dengan deteksi secara dini terkait gangguan jiwa lalu melalui dokter terkait dilakukan penegakkan diagnosa melalui pemeriksaan-pemeriksaan fisik sehingga dapat dikategorikan tingkat gangguan jiwanya. "Barulah kami berikan obat yang sesuai dengan yang diagnosa yang sudah tegak itu," jelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEORANG SOPIR TRUK BATU BARA MENDADAK TEWAS DI WARUNG KOPI

SEORANG SOPIR TRUK BATU BARA MENDADAK TEWAS DI WARUNG KOPI  Hingga saat ini penyebab meninggalnya sopir truk batu bara, Rudi (54) di Ke...