Minggu, 13 Oktober 2019

SEORANG ANAK BUAH KAPAL MENINGGAL DUNIA TERBELIT TALI DI ATAS KAPAL TENGKER

SEORANG ANAK BUAH KAPAL MENINGGAL DUNIA TERBELIT TALI DI ATAS KAPAL TENGKER

SEORANG ANAK BUAH KAPAL MENINGGAL DUNIA TERBELIT TALI DI ATAS KAPAL TENGKER

Seorang anak buah kapal (ABK) Rizki Fardana (28) warga Desa Karangdadap, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Propinsi Jawa Tengah, nyawanya tidak dapat tertolong alias meninggal dunia, akibat terbelit tali di atas kapal tengker milik perusahaan PLN, hingga paha kaki sebelah putus, pada hari Minggu 13 Oktober 2019 pagi. Dari informasi yang didapatkan, kejadian sekitar pukul 07.00 WITA, korban meninggal di atas kapal. Posisi paha korban sebelah juga putus.

Setelah kejadian korban langsung dibawa ke RSUD Umbu Rara Meha Waingapu. Dan rencananya langsung dibawa ke Tambolaka dan rencananya, pada hari Senin 14 Oktober 2019 esok hari diterbangkan menggunakan pesawat ke kampung halaman korban di Kabupaten Banyumas. Sementara itu pihak kapal yang juga merupakan rekan kerja korban, Tri, ketika ditemui di Ruang Jenazah RSUD Umbu Rara Meha Waingapu, pada hari Minggu 13 Oktober 2019 sore mengatakan, korban terbelit tali sehingga paha putus sebelah, dimungkinkan karena korban lalai sehingga terpeleset dan jatuh dalam kapal Tengker. "Ya mungkin lalai dan terpeleset dan jatuh dalam kapal Tengker.

"Ya mungkin lalai dan terpeleset. Korban terbelit tali," ungkap Tri. Terkait dengan terbelit tali sehingga putuh paga sebelah, kata Tri, tidak mengetahui sehingga kejadian sampai begitu. "Kita ngak tau, namanya musibah. Saya juga ngak tahu kejadiannya bagaimana, saya kira cuman pingsan ketika di tengo pada sebelah korban sudah putus," ungkap Tri. Korban bekerja di kapal tengker itu sekitar 2 tahun lebih. "Korban sudah kerja sekitar dua tahun lebih, kita sama-sama kerja di kapal. Posisinya dia (korban) di depan kita di belakang," kata Tri.

Tri juga mengatkana, atas kematian korban ini semua ditanggung oleh pihak Perusahaan PLN  Jakarta yang bergerak di jasa transportasi. "Korban langsung dibawa ke rumah duka di Jawa, semuanya ditanggung pihak Perusahaan, jadi sudah beres semua. Dari pihak keluarga juga tidak terlalu banyak menuntut yang penting korban di pulangkan sampai ke rumah duka,"ungkap Tri. Sementara itu, pada hari Minggu 13 Oktober 2019 sore, di emperan ruang jenazah RSUD Umbu Rara Meha Waingapu, terlihat ada sejumlah ABK dan juga sejumlah warga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEORANG SOPIR TRUK BATU BARA MENDADAK TEWAS DI WARUNG KOPI

SEORANG SOPIR TRUK BATU BARA MENDADAK TEWAS DI WARUNG KOPI  Hingga saat ini penyebab meninggalnya sopir truk batu bara, Rudi (54) di Ke...